webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · Urban
Not enough ratings
721 Chs

Kekurangan Ririca

"Kakak! Apa yang kau katakan!"

Ririca dengan cepat menyela dan langsung berteriak, "Bagaimana bisa kau mengatakan hal buruk semacam itu!"

"Aku masih tidak ingin mencari pasangan, dan mereka bukanlah tipeku !!!"

Crash–

"Aku mendengar suara gelas pecah tadi, apakah ada kecelakaan disekitar."

Samael menoleh ke sekitar seolah dia benar-benar ingin mencari dimana suara gelas pecah itu terdengar.

Tapi pada kenyataannya, tujuh anggota BTS disana hanya memegang hati mereka dan mengusapnya seolah itu sangat sakit!

Meskipun mereka mengakui bahwa Ririca memang sangat cantik dan imut, tapi jelas itu belum sampai ke titik mereka menyukainya!

Mereka hanya merasa berbicara dengan Ririca itu menyenangkan, sumpah, itu saja!

Tapi, tapi kenapa kau harus melukai hati kecil kami?!

Suga menopang tubuhnya dengan memegang pundak V disana, "Tunggu, maaf, biarkan aku menopang tubuhku dengan bantuanmu..."

"Suga, Suga !!!"

Samael menatap ketujuh pria ini dan berkata, "Tentu saja mereka bukan tipemu, bahkan jika itu tipemu, Aku, Kakakmu akan berdiri lebih dulu sebagai penjaga gerbang!"

"Kakak, kau mengatakan omong kosong lagi. Aku mengadu pada Ibu tahu?"

Melihat mata kosong Ririca, Samael hanya tertawa dan mengacak-acak rambutnya.

Disana dia melambaikan tangannya ke arah kamera yang dipegang Sebas dan berkata: "Halo penonton disana, terima kasih karena terus mengawasi pertumbuhan gadis bodohku ini."

"Tapi untuk saat ini, aku akan membiarkan layar video platform Ririca tertutup sementara. Ini hanya sedikit percakapan pribadi, jadi mohon tunggu dengan sabar~"

Menatap Sebas, Samael memberikan petunjuk padanya.

Sebas mengangguk dan mematikan fungsi kamera LIVE disana, lagipula ini sudah diperintahkan.

Lakukan saja, dia hanya orang kecil.

"Ah? Aku baru saja sampai disini, kenapa layarnya hitam? Apakah komputerku rusak?"

"Sabar lantai atas, ini hanya penutupan sementara layar video Putri Rica atas saran Kakaknya Samael."

"Sial! Aku ingin melihat bagaimana kontrol keluarga lengkap melawan anggota orang-orang itu !!!"

"Memangnya apa yang kalian pikirkan akan Samael lakukan pada mereka?"

"Pukul!"

"Tendang!"

"Tebas !!!"

"Kalian benar-benar, ini sudah menjadi zaman beradab! Bagaimana kalian bisa memikirkan hal seperti itu?!"

"Benar! Fisik tidak boleh, maka Santet dan Dukun di Asia siap bertindak jika memungkinkan !!!"

"Sialan! Percayalah pada sains !!!"

.

.

.

Ririca mengabaikan komentar ini, dan dia segera menatap Samael disana.

Hanya saja mata Samael terus menatap Anggota BTS seolah mengatakan, ""Kalian benar-benar tidak ada hubungan dengan adikku kan?""

Mereka langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat seolah mereka tidak peduli dengan apakah itu akan patah atau tidak nantinya!

"Oh, begitukah. Tapi aku merasa sedikit terusik sejak tadi, dan firasat ini seharusnya karena kalian..."

Dan tepat pada saat ini...

"BTS, waktu tampil kalian sudah tiba! Harap naik ke atas panggung !!!"

"Ohhh! Manajer! Aku mencintaimu !!!" x7

Segera mereka pergi tanpa mengucapkan perpisahan, kecuali Jungkook yang memberikan salam pergi dulu sebelum akhirnya dia berlari mengejar saudaranya yang lain.

Mereka berlari lebih cepat dari cheetah !!!

Ririca menghela nafas melihat ini, "Kakak, kau benar-benar menakuti mereka."

"Apa? Apa maksudmu? Kau gadis kecilku sudah berani melawanku demi laki-laki seperti mereka?"

Samael menoleh ke Ririca dan menepuk dahinya saat mengatakan, "Kalau begitu pikirkan, siapa dulu yang selalu tidur disampingku sambil membawa guling ke kasurku setiap malamnya?"

"I-Itu dua tahun yang lalu! Sekarang aku sudah dewasa !!!"

Samael melirik ke bagian dadanya dan tersenyum menghina, "Katakan itu dulu setelah kau memiliki bola disana."

"Na?! Apa maksud Kakak !!!"

Ririca memeluk dadanya sebelum akhirnya menginjak kaki Samael yang dengan mudah dihindari oleh Samael tentunya~

Disana Samael segera berdiri dibelakang Ririca lalu menggendongnya dalam pelukan putri dan berkata: "Baiklah, Ririca Duodere, Kakakmu salah."

"Tapi secara jujur, milikmu jauh lebih kecil dibandingkan milik Tilina. Atau mungkin ini efek balet?"

"Hey, jika aku tahu, aku akan melarang Ibu membiarkanmu pergi Balet..."

"Kakak, apakah kau salah minum obat? Ini pasti pelayan itu yang salah memberikanmu obat bukan?" Ririca mengecek suhu dahi Samael saat mengatakan ini.

Masalah dia dipeluk seperti putri, dia sudah terbiasa.

Samael menggigit ringan tangan Ririca dan bertanya, "Aku sehat, lebih penting lagi, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

"Masih melakukan LIVE? Atau pergi ke tempat Kakak Perempuan dan Kakak Iparmu bersamaku?"

"Maksudmu Bibi, kan?"

Ririca mengingat sosok Freya dan berkata, "Aku masih tidak percaya bahwa keluarga kita masih bercabang. Dan itu adalah cabang Keluarga dengan Gen yang baik!"

"Ah? Kau iri dengan bola Freya? Yaaa, miliknya memang besar..."

"Kakak, kau sengaja membuatku marah bukan? Kau sengaja bukan?!" Ririca menggertakkan giginya dan menatap Samael dengan marah!

Samael hanya memiringkan kepalanya dan berkata, "Bukankah itu hak seorang Kakak untuk membuat adiknya kesal? Kau sudah lupa ini?"

"...."

Sudut mulut Ririca berkedut saat mendengar ini, tapi dia masih berkata: "Aku akan pergi bersama Kakak sebentar, lalu pergi lagi untuk melakukan LIVE, boleh?"

Samael menurunkan Ririca dan berkata, "Sejak kapan Kakakmu menjadi orang yang pelit, hmm?"

Dia tertawa dan berkata, "Lakukan sesukamu, tapi jangan pulang terlalu malam nantinya. Sebas, aku akan memberikan adikmu padamu ketika waktunya tiba."

"Sesuai keinginanmu, Yang Mulia."

Segera ketiganya pergi dibawah iringan para ksatria disana, dan itu membuat semua orang di ruang belakang punggung ini menghela nafas lega.

Hanya saja ada beberapa orang yang sedikit sedih melihat kepergian mereka, seperti...

"Samael oppa bahkan tidak melihat kami, apakah dia telah melupakan kami?"

Rose menatap ketiga saudarinya dalam grup Blackpink dan bertanya dengan wajah sedih seolah dia anjing yang ditinggalkan pemiliknya.

Jennie hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bagaimana mungkin dia melupakan kami? Dia pasti mengingat kami, benar, Lisa?"

"Kau benar, tapi sekarang bukan saatnya kami bertatap muka dengan Samael! Kita harus memberikan hadiah pertemuan terbaik kepadanya sebelum itu !!!"

"Penampilan Ketujuh..." Lisa mengangkat kepala tangannya ke atas dan berteriak, "Itu akan menjadi hadiah kami kepada Samael atas pengangkatannya sebagai Raja !!!"

"Ohhhhh——" x4