"Ah, Sayang, kenapa wajahmu memerah?"
Pertanyaan Atira membuat Laelia menundukkan kepalanya dan kata-katanya sangat rendah, "Samael hanyalah Orc."
".....Seberapa kuat?"
"Sangat kuat sampai-sampai aku terkadang pingsan di tengah pertempuran!"
Kedua wanita, Lucy dan Atira langsung menelan ludah mendengar apa yang dikatakan oleh Laelia disana.
Menurut keduanya, Laelia tidak pernah berbohong. Bahkan jika dia berbohong, itu hanya setengah dari kebenaran karena dia merasa kebenaran yang sesungguhnya tidak bisa dipahami oleh mereka.
Dan jika sekarang kalimat itu benar....
Atira langsung menggelengkan kepalanya dan memegang kedua pipinya saat tersenyum canggung, "Ki-Kita hentikan pembicaraan sampai disini saja, bagaimana?"
Lucy: "Kurasa Samael benar-benar ingin keturunan secepat mungkin."
"Lucy!" x2
Ditegur oleh dua sahabatnya, Lucy hanya menjulurkan lidahnya dan tertawa nakal disana.
Pada akhirnya Laelia berdehem dan mengubah topik, "Ngomong-ngomong Kakak Atira, apakah kau tidak khawatir? Maksudku, suamimu sering dinas keluar kota dan jarang di rumah."
"Jika...Maksudku ini didasarkan Jika....Bagaimana jika dia, main tangan ke wanita lain?"
Kedua mata Atira membelak mendengar ini, sebelum akhirnya dia tertawa terbahak-bahak disana, "Hahaha, bagaimana mungkin itu akan terjadi?"
"Suamiku, dia sekarang tidak mungkin menarik perhatian wanita di luar. Selain itu, aku masih punya kepercayaan diri dengan penampilanku."
Lucy diam-diam iri, "Jelas sudah berumah tangga, tapi tubuh kalian berdua lebih indah dibanding milikku. Apakah ini baptisan suami?"
"Ya Ya, jadi cepatlah cari pasangan sayang~"
"Humph! Laki-laki yang cocok untukku, Lucy, masih belum lahir di Dunia ini !!!" Lucy membusungkan dadanya dan dengan sombongnya memproklamirkan diri.
Laelia dan Atira tertawa lucu melihat ini, tapi kemudian Lucy memberikan kalimat yang membuat Laelia tercengang.
"Membicarakan masalah suami, Lia, suamimu, Samael sebenarnya berpotensi curang kepadamu kau tahu?"
Lucy mengingat sekretaris pribadinya dan akhirnya mengingatkan dengan serius: "Sekretarisku adalah wanita yang cantik dan menggoda. Sekarang dia kutugaskan kepada Samael, jika...."
Laelia: "Aku percaya padanya!"
...
"Nnhhh...Manager, sedikit lebih keras."
"Mmmgghh...Bagaimana? Apakah terlalu kasar?"
Mata indah Chelsea berkibar indah dengan beberapa air mata saat mengatakan, "Itu enak!"
Dang!
Samael langsung memberikan pukulan kecil pada Chelsea dan akhirnya berdiri pergi: "Jangan bermain dengan api gadis kecil."
"Hah! Manager, jelas kau sebenarnya tergoda."
Samael kembali duduk di kursinya, dan Chelsea disana menggerak-gerakkan kedua lengannya yang baru saja dipijat oleh Samael.
Dia menghembuskan nafasnya dan dia terlihat lelah, "Untungnya, meskipun Anda terlihat nakal dan tidak bermoral, tapi Manager, pijatanmu masih enak."
"Oh, aku mempelajarinya demi istriku yang hamil. Mereka sering sakit punggung, atau terkadang karena payudara mereka terlalu besar, jadi pundak mereka kaku."
Samael menjelaskan dengan jujur. Lagipula permasalahan seperti itu sering terjadi, terutama bagi Riyana dan Agnes. Asmodeus kasus lain, dia adalah perwujudan nafsu itu sendiri, jadi sepertinya tidak ada masalah dengan dua berat di dadanya.
Chelsea diam-diam mendengus, "Mereka? Manager, jelas Anda hanya punya satu istri. Dan aku jarang melihat Anda main tangan dengan wanita lain selama seminggu ini."
"Meskipun mata itu terkadang menatap jorok ke pantat dan payudaraku."
"Ehem!" Samael terbatuk menyembunyikan dosanya, "Lebih penting lagi, karena pijatan sudah selesai, lanjutkan laporannya."
"Baiklah."
Samael akhirnya mendengarkan dengan cermat apa yang dilaporkan oleh Chelsea.
Sejujurnya, seminggu sudah lebih dari cukup bagi keduanya untuk saling mengenal satu sama lain.
Bagi Chelsea, Samael adalah seorang yang cakap dan terkadang memiliki sisi malas di beberapa kesempatan ketika tidak ada yang mengawasinya.
Dia harus mengakui bahwa kinerja Samael sangat kuat dan dia akhirnya tahu kenapa Lucy menyerahkan posisinya secara simbiosis kepada Samael dalam kegelapan.
Tapi di satu sisi, meski Samael terlihat seperti pria terhormat yang murah senyum pada karyawannya, dia sebenarnya mesum di dalamnya.
Jujur saja, dia sudah terbiasa dengan pandangan Samael pada tubuhnya. Sepertinya tubuh ini masih menarik pria dengan istri cantik bukan?
Dan bagi Samael sendiri, Chelsea disini jelas sangat berbeda dengan yang dia tahu. Yang paling jelas, itu adalah otak licik dan wajah tebalnya.
Dua kemampuan itu, Chelsea disini masih bisa dibilang seorang anak kecil. Lagipula di dunia sana, Chelsea menggunakan dua kemampuan ini ditambah trik kecantikannya untuk menggoda laki-laki kaya dan akhirnya merampok semua kekayaannya tanpa tersisa lalu mengembangkan kekayaan itu sebelum akhirnya sampai ke puncak piramida.
Dan satu hal lagi yang berbeda dengan Chelsea ini dibandingkan Lesbi Chelsea disana...
Chelsea disini, itu penakut dan hantu menangis. Artinya, dia sering menangis pada hal-hal yang menakutkan dan tidak diketahui!
Ini... Sebenarnya Samael agak merasa bersalah waktu dia tahu hal ini. Bahkan waktu itu, tangisan Chelsea membuat beberapa pandangan dari karyawan di kantor agak menusuk.
Seolah-olah dia telah melakukan hal bajingan pada tubuh seksi Chelsea! Jelas fitnah yang sangat kejam !!!
Meskipun Samael penasaran satu hal. Apakah Chelsea disini, masih seorang bunga bakung besar?
"Manager, pikiran Anda keluar dari topik lagi."
"Ahhh, lanjutkan, lanjutkan saja." Samael melambaikan tangannya berkali-kali, "Bukannya kau sudah terbiasa dengan ini?"
Chelsea menghela nafas dalam-dalam, "Jika seperti biasanya saya tidak akan melarang, tapi laporan ini benar-benar perlu Anda periksa dengan sangat cermat."
"Ohhh...Laporan apa?" Samael akhirnya tertarik, "Jangan katakan tentang beberapa perusahaan besar yang ingin membentuk kerja sama dengan perusahaan kami?"
"Hampir." Chelsea menyerahkan laporannya kepada Samael dan berkata, "Lebih tepatnya, Pondok Utama yang menaungi kami dari panas dan hujan ingin mengadakan rapat pertemuan tahunan perusahaan secepat mungkin."
"Heee...Jadi perusahaan besar yang membantu perusahaan ini ingin pertemuan? Aku baru mendengarnya ada hal seperti ini. Kenapa mereka sibuk-sibuk mengurusi anak perusahaan mereka?"
"...." Pandangan Chelsea agak aneh pada awalnya, dan dia langsung berkata: "Itu karena Anda, Manager."
"Aku? kenapa?"
"Bagaiman saya tahu." Chelsea dengan serius mengingatkan, "Mereka menekankan bahwa jika bukan karena Samael Duodere, mereka tidak mau bertemu dengan kami."
Samael akhirnya dengan serius berkata saat melipat kedua tangannya, "Katakan sekretaris Chelsea, apakah ada kemungkinan bahwa mereka sebenarnya...."
"Rakus pada tubuhku?"
"....."