webnovel

Apakah Armageddon?

"Kalika, sejak kapan?"

Laelia bertanya dengan nada lelah, dan Kalika sendiri menjawabnya: "Itu ketika Atira hamil. Aku....menggodanya, maaf."

"Tidak, tidak perlu. Sebenarnya aku juga menduga akan begini ketika aku memberitahu kalian masalah asal kami yang sebenarnya."

Mendengar apa yang dikatakan Laelia ini, baik Atira, Kalika, dan bahkan Alisha tidak bisa menahan diri untuk menatap kedua orang itu dengan pandangan tanya.

Samael sendiri hanya berkata: "Sebenarnya....Kakek sudah menawari kami untuk kembali ketika Lily dan Aura lahir pada waktu itu."

" !!! "

Kakek, sosok yang bisa Samael, orang sombong ini sebut Kakek, ketiganya tahu, dan itu adalah Dewa yang mereka tahu.

Meskipun belum diketahui apakah itu Tuhan dalam ajaran beberapa agama di Bumi ini, tapi kekuatannya tidak diragukan lagi.

Atira kemudian mengambil tangan Samael dan menggenggamnya erat: "Kau, akan kembali?"

"Bukan hanya aku, tapi Laelia." Samael masih tetap menundukkan kepalanya ketika bermain dengan dua putrinya yang sudah mulai bisa berkata "Baba, Baba (Papa, Papa)" disana.

Orang itu menghancurkan lembut wajah tembem keduanya dan berkata: "Tapi aku menolaknya. Alasannya....ada dua."

"Pertama tentunya adalah aku ingin kedua putriku ini pada waktu itu mengalami kehidupan normal."

"Normal?" x3

Laelia dengan canggung berdehem dan berkata, "Kata Kakek, Lily dan Aura mewarisi kekuatanku dan Samael. Jika kita kembali ke Dunia sana, aku takut mereka akan membuat kekacauan dengan kekuatan di tubuh mereka."

".....Sekarang aku penasaran, apakah Dunia disana itu Dunia Fantasy atau Dunia Modern sih?" Alisha bertanya dengan alis terangkat.

Samael dan Laelia tertawa mendengar.

Itu memang pertanyaan yang bagus. Itu jelas Dunia Modern, tapi ada elemen magis yang sangat supernatural disana.

"Lalu, apa alasan keduanya?" Alisha penasaran.

Samael dengan lembut menjawab, "Bukankah sudah jelas? Itu karena kalian, bodoh. Aku tidak tahu apakah kami masih bisa kembali kesini setelah sampai kesana....Jadi aku menundanua."

Kemudian Atira terkejut, dan dia bertanya dengan nada sedih: "Jadi ada kemungkinan..."

"....."

Samael dan Laelia tersenyum, dan kemudian Samael berkata dengan yakin: "Jangan khawatir, bahkan jika tidak bisa, aku bisa membuat permintaan kepada Kakek!"

"Itu benar, Samael adalah kesayanganNya. Jadi jangan khawatir semuanya~"

Atira dan Kalika langsung menghela nafas mendengar ini.

Tapi Atira kemudian bertanya-tanya, ketika dia menatap Giselle di pelukannya:

"Kalau begitu lupakan masalah itu jika Papa punya keyakinan. Tapi.... bagaimana dengan Giselle kecilku? Dia juga punya darahmu kan? Apakah dia juga punya kekuatan....."

"...."

Samael yang mendengar ini menatap Laelia, dan Laelia juga menatap Samael.

Kemudian keduanya menatap si kecil Giselle yang masih tertidur, dan akhirnya keduanya mengeluarkan suara "Ahhh..."

Keduanya benar-benar tidak memikirkan masalah ini, karena keduanya terlalu terbiasa dengan kehidupan "normal".

"Mungkin...Dia juga akan menerima beberapa kekuatan? Maksudku, itu dari darah Samael, tahu?" kata Laelia sambil memiringkan kepalanya.

Kemudian Kalika angkat tangan dan bicara, "Tapi, apakah kekuatan seperti itu ada hubungannya dengan Gen? Jika itu artinya, maka putriku juga akan memiliki kekuatan supernatural juga?"

"Putri?" x2

Samael menjelaskan: "Ahhh, benar, kalian belum tahu. Keluarga Kalika itu unik. Mereka hanya bisa melahirkan anak perempuan, itu sudah aku jelaskan di chapter sebelumnya."

Kalika mengangguk dan bertanya lagi, "Jadi Samael, kau sebenarnya siapa di Dunia sana sehingga bisa...yah, sesuatu seperti ini dan itu?"

"Aku? Kurasa Lia sudah memberitahumu kan? Aku raja."

"Tidak mungkin hanya raja Britannia Raya kan?"

"Yes, aku juga raja dari para Malaikat dan Malaikat Jatuh. Penguasa Surga dan Neraka...kalian bisa memikirkannya seperti itu."

Samael sudah tidak peduli dengan masalah identitasnya. Karena mereka yang ada disini memang sudah tahu identitasnya dari Dunia Paralel Lain.

Alhasil ...

"...."

Kalika: "Yang bener?"

Alisha: "Dunia sana pasti sudah akan kiamat. Surga dan Neraka akan dipimpin oleh orang sepertinya..."

"Fufu~ Aku tidak bisa menyalahkannya, Alisha. Karena Samael pernah menghancurkan Vatikan, dan bahkan Roma di Dunia sana."

Alisha: "Lihat! Lihat kan ?! Aku sudah bilang apa! Pasti Dunia sana kacau balau jika orang seperti Samael menjadi Penguasa Surga dan Neraka !!!"

"Oh benar. Lilith dan Yegudiel, kalian juga tahu kan?"

"....Aku tidak tahu siapa Yegudiel itu. Tapi Lilith...itu Ibu para Iblis dalam Alkitab?"

"Ya, itu dia. Dia adalah istri Samael, dan dia mengandung putra pertama dan satu-satunya dari Samael."

Alisha: "Dunia sana akan mengantarkan Armageddon !!!!"

Alisha memegang kepalanya, karena dia merasa sakit kepala mendengar apa yang dikatakan mereka tadi.

Masalah apakah dia akan percaya atau tidak masalah ini, itu adalah masalah lain.

Tapi yang terpenting, jika itu benar, maka Alisha benar-benar merasa bahwa Dunia sana pasti akan mengantarkan kekacauan cepat atau lambat.

Samael sendiri merasa dia sedang ditargetkan oleh Laelia. Apakah ini balas dendam?

"Kau benar-benar....tidak mungkin akan ada Armageddon bodoh. Bahkan jika putraku nanti menjadi pembuat onar, baik aku dan Lilith bukanlah orang tua vegetarian."

"Papa, bias pada putranya?" tanya Atira dengan senyuman nakal.

Samael tertawa mendengar ini, "Seorang putri adalah sebuah jaket empuk tebal yang lembut. Tapi seorang putra adalah sebuah rompi anti peluru! Aku tidak akan lembut pada putraku satu-satunya."

"Uwaahhh..." x4

Keempat wanita itu mengeluarkan suara yang menyedihkan pada saat ini.

Laelia beruntung bahwa anak mereka adalah dua putri kembar, artinya dua kebahagiaan ganda bagi Samael.

Atira juga beruntung. Dan Kalika merasa bahwa garis keturunannya lumayan bagus pada saat ini...

Samael sendiri, dia tiba-tiba ditatap oleh Lily yang terlihat merengek, dan kemudian dia menyerahkannya pada Laelia.

Dia tahu bahwa gadis kecil itu lapar, jadi serahkan pada Laelia.

Ngomong-ngomong, kedua gadis kecil kembar itu dibedakan dengan pita kecil di rambut mereka.

Lily memakai pita berwarna putih, sedangkan Aura memakai pita berwarna ungu.

Pada akhirnya, keempat orang itu berbicara dengan santai, dan terlihat seolah baik itu Laelia atau Atira menerima Kalika sedikit demi sedikit kedalam keluarga.

Setelah waktu yang lama, Kalika tiba-tiba bertanya:

"Lalu Samael, bagaimana dengan apa yang kau katakan tadi pada ibuku? Kau...berencana untuk..."

"Aku tidak pernah menarik kalimatku dalam pekerjaan, sayang."

Samael yang meminum kaleng cola disana berkata lagi, "Dan seperti yang kau duga, sejak Wanda mengancamku tadi..."

"Perang akan dibuka, cepat atau lambat!"

Next chapter