webnovel

enam

Stefa termasuk gadis populer, salah seorang siswi SMA Kanto dengan perolehan nilai rata-rata B, dia menjadi anggota beberapa klub pada umumnya, rutin datang ke gereja setiap Minggu, tempatnya terkadang menyanyi dalam paduan suara remaja. Namun, yang paling penting diketahui adalah prestasinya menjadi pemandu sorak di SMA Kanto. Pada tahun terakhirnya di SMA, dia dipilih menjadi ketua regu, mungkin posisi tersebut yang paling diidamkan di sekolah, paling tidak bagi para gadis. Asmara dia berjalan terjal, putus-nyambung dengan pacarnya, seorang pemain sepak bola dengan cita-cita besar dan kemampuan terbatas. Di suatu malam sebelum dia dinyatakan hilang, dia sempat berbincang dengan ibunya melalui telepon genggam dan meyakinkan bahwa dia akan pulang ke rumah sebelum tengah malam. Hari itu, tepat hari Kamis, di awal November. Pertandingan sepak bola sudah selesai bagi Seido, dan kehidupan sudah kembali seperti biasa. Ibu dari Stefa di suatu hari berkata, dan catatan perusahaan telepon mendukung hal tersebut, bahwa dirinya dan putrinya berbicara melalui telepon setidaknya selama lima kali dalam sehari. Keduanya juga kerap bertukar pesan melalui SMS rata-rata enam kali. Ibu dan anak itu selalu berhubungan, dan dugaan kalau Stefa seolah-olah minggat tanpa pamit mengucapkan sepatah kata pun kepada ibunya adalah fakta yang tidak masuk akal.

Stefa tidak pernah mempunyai sejarah masalah didasarkan emosi, prasangka yang dibuat-buat, masalah rutinitas makan, perilaku pencitraan, gangguan jiwa, atau penggunaan dan penyelundupan narkoba. Dia secara tiba-tiba menghilang. Tak ada saksi mata. Tidak ada apa pun, penjelasan, kalimat implisit yang mengindikasikan selamat tinggal atau sekadar nada ngambek melalui telepon. Untaian doa tidak pernah putus digaungkan di gereja-gereja, sekolah-sekolah, media sosial, dan lain-lain. Nomor inklusif dibuat hanya untuk menerima telepon yang ada kaitannya dengan kasusnya, tapi dugaan dan indikasi bukti tak semuanya terbukti benar. Sekaligus dibuatlah sebuah situs web yang dirancang khusus untuk memonitor pencarian atau menyaring desas-desus gosip. Para ahli, pejabat, baik yang tulen maupun yang fake, berduyun-duyun ke kota hanya untuk memberikan wejangan. Juga seorang paranormal datang tanpa diundang, langsung pergi ketika tak satu pun orang yang mau membayar jasanya. Sementara progres pencarian itu berlangsung seret, desas-desus gosip tanpa henti terdengar sebab tak ada hal lain yang dibicarakan di seluruh kota selain kasus itu. Sebuah mobil polisi yang biasanya mangkrak di depan kantor polisi, secara rutin mentereng di depan rumah Stefa dua puluh empat jam sehari. Polisi merasa bertanggungjawab untuk membuat keluarga gadis itu merasa tenang. Satu-satunya stasiun televisi Kanto mempekerjakan reporter pemula tambahan untuk ikut membantu mencari tahu tentang kasus itu. Para sukarelawan dengan ikhlas meneliti setiap inci permukaan bumi saat pencarian itu mulai diperluas sampai ke daerah-daerah pinggiran. Seluruh pintu dan jendela rumah rajin dikunci. Para bapak ketika tidur tetap siaga dengan pistol-pistol yang diletakkan di meja nakas. Anak-anak kecil diawasi dengan ketat oleh para orangtua. Para pemimpin agama mengubah substansi ceramahnya dan menitikberatkan tentang dalil menentang kejahatan. Pihak kepolisian rutin menerbitkan laporan harian selama minggu pertama, namun ketika mereka menyadari bahwa mereka tidak punya bahan apa-apa lagi untuk dilaporkan, mereka mulai membuka kardus donatnya sambil menari-nari diiringi musik. Mereka yang terlibat, seluruhnya menunggu terus, berharap mendapatkan petunjuk. Telepon berdering yang tidak disangka-sangka dari akun anonim diharapkan meski dia ingin menukarkan informasinya dengan sejumlah uang. Mereka semua tidak henti-hentinya berdoa supaya diberi pencerahan.

Kemudian hari itu akhirnya tiba, lima belas hari setelah Stefa dinyatakan menghilang. Pada pukul 04.15, telepon rumah Detektif Yuval Bonjamin berdering dua kali sebelum dia mengangkatnya. Meskipun merasa lelah, dia tetap tidak bisa tidur nyenyak. Dia secara otomatis menekan tombol untuk merekam apa yang mau dikatakan. Rekaman itu, rekaman yang di kemudian hari diputar selama ratusan bahkan ribuan kali, bunyinya sebagai berikut:

Bonjamin: "Halo."

Anonim: "Apa betul ini dengan Detektif Bonjamin?"

Bonjamin: "Iya, betul. Ini dengan siapa?"

Anonim: "Pertanyaanmu itu tidak penting. Bagian pentingnya adalah bahwa aku tahu siapa pembunuhnya."

Bonjamin: "Aku butuh namamu."

Anonim: "Cih, lupakan saja, Bonjamin. Kau mau berbicara mengenai gadis itu?"

Bonjamin: "Silakan."

Anonim: "Gadis itu berpacaran dengan Furuya Satoru. Rahasia yang besar. Gadis itu berusaha memutuskannya, tapi Furuya tidak mau pergi."

Bonjamin: "Furuya Satoru? Siapa orang itu?"

Anonim: "Come on, Detektif. Kau tak mengenalnya? Semua orang tahu tentang dia. Dia pembunuhmu. Dia menyambar gadis itu di luar mall, melemparkannya di sebuah jembatan di Route 234. Gadis itu berada di dasar Sungai Merah."

Telepon itu langsung berakhir dengan menitipkan tanda tanya besar. Tentu Bonjamin bersiaga menyiapkan sistem pelacakan, dan hasilnya menunjukkan bahwa telepon itu berasal dari telepon umum di toko kelontong yang buka semalam penuh di Kanto, di situlah jejak itu berakhir.

Detektif Bonjamin sepintas pernah mendengar tentang rumor yang ditutup-tutupi tentang Stefa yang pernah berpacaran dengan pemain sepak bola berkulit hitam, tapi masih belum satu pun orang yang mampu membuktikannya. Namun, pacaranya dengan tegas menepis rumor itu. Dia mengatakan bahwa antara dia dengan Stefa masih berpacaran walaupun putus-sambung selama satu tahun lebih, dan dia yakin bahwa Stefa tidak aktif secara seksual. Tapi, begitu suatu rumor terdengar, tidak butuh waktu lama dampaknya akan menyeruak secara signifikan. Hal itu begitu memuakkan dan bisa meledak sewaktu-waktu, sehingga Bonjamin tak begitu bersemangat untuk membahas hal itu bersama orangtua Stefa.

Bonjamin berkendara menuju Kantor Polisi Kanto, meracik secangkir kopi, dan perlahan-lahan mendengarkan rekaman itu lagi. Dia menjadi berkeringat dan tidak sabar untuk membagi rekaman itu dengan regu penyelidiknya. Semuanya terasa cocok sekarang, kisah asmara seorang remaja, berkulit hitam dan putih, hal itu masih sangat tabu di Kanto, sementara Stefa yang berusaha memutuskan hubungan, juga jawaban yang buruk dari pacarnya yang marah dan menolak untuk diputuskan. Ciri-ciri itu nampak sangat masuk akal.

Detektif itu merasa betul akan mempunyai seorang tersangka.

Tiga hari setelahya, Furuya Satoru—seperti dugaan awal—ditangkap dan didakwa dengan dakwaan penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan seorang gadis sekaligus kekasihnya yang bernama Bella Stefa. Dia secara sigap mengakui telah melakukan kejahatan itu dan berkata bahwa dialah yang melemparkan mayat Stefa ke Sungai Merah.

Robert Eijun dan Detektif Bonjamin mempunyai sepanjang riwayat kasus yang hampir mengandung kekerasan antar keduanya. Mereka kerap bersitegang dalam sebuah kasus kriminal selama bertahun-tahun. Bonjamin tidak menyukai pengacara itu, sama seperti halnya dia membenci pengacara-pengacara lain yang membela para penjahat. Sebaliknya, Eijun menganggap kalau Bonjamin adalah seorang bajingan, polisi culas, laki-laki kasar dengan lencana dan pistol yang legawa melakukan apa saja hanya demi mendapatkan dakwaan. Suatu ketika, dalam sebuah percakapan, di hadapan sidang yang menghadirkan dewan juri, Eijun menangkap basah Bonjamin yang secara buka-bukaan berbohong dan untuk menegaskan hal itu, dia berteriak pada seorang saksi mata, "Persetan! Kau hanya pembohong tak berakal, bukan, Bonjamin?" Itu adalah salah satu percakapan mereka yang terkenal dalam sebuah sidang.Eijun diberikan teguran, dia ditahan karena dianggap telah melakukan penghinaan, ucapan itu memang melanggar kode etik seorang pengacara. Dia lantas disuruh meminta maaf pada Bonjamin dan anggota dewan juri, juga dia dibebani dengan denda sebesar satu juta yen. Tapi kliennya dinyatakan tidak bersalah, dan tidak ada hal lain yang lebih penting daripada itu. Dalam riwayat sejarah Asosiasi Pengacara Kanto , tak ada satu pun pengacara yang kerap melakukan penghinaan selain Robert Eijun. Dan predikat itu adalah catatan yang dibanggakannya.