webnovel

delapan puluh enam

Aku langsung teringat semua kegagalan di masa lampau saat melihat pasienku. Sapi itu semakin kurus, dan matanya yang cekung menatap kosong ke dinding. Lenguhannya yang memilukan itu semakin nyaring.

Aku memutuskan untuk mencoba sekali lagi dengan peralatan urus-urusku. Benda ini masih menjadi senjataku yang paling ampuh, tapi kali ini aku menambahkan satu kilo sirop penawar racun ke dalam campuran urus-urusnya. Pada masa itu, hampir semua petani menyimpan tong berisi bahan ini di kandang sapi, dan aku hanya perlu melangkah ke sudut, lalu membuka kerannya.

Baru keesokan sorenya aku sempat ke Kamisunagawa. Aku meninggalkan mobilku di luar pertanian dan sudah hendak melintasi gang yang diapit tembok itu saat aku berhenti dan menatap seekor sapi yang merumput di padang di sisi seberang jalan. Letaknya di samping ladang kemarin dan sapi itu adalah Ami. Tidak salah lagi—warna bulunya merah hati, dengan bercak putih sebesar bola sepak bola di sisi kirinya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com