210 Cinta itu sudah mati

Ada kebahagiaan tersendiri ketika aku bisa memeluk ayah dan meluapkan segala keluh kesahku hingga malam kian larut. Aku sengaja melakukannya sedang Deddy entah apa yang dia lakukan di kamarku.

"Tidurlah, Nak! kau harus istirahat."

"Aku masih ingin terus mengobrol dengan ayah."

"Kita masih bisa bertemu dan berbincang besok."

Aku terdiam sejenak dan menatap wajah ayah dalam-dalan. "Apakah ayah akan tinggal lebih lama disini?

Ayah menatapku dalam-dalam sambil tersenyum lembut padaku. "Sudah, tidur sana. Ini hari pernikahan mu, kau harus ada di sisi suami mu." Ayah mengusap kepalaku dengan lembut.

Aku mengangguk lalu kemudian beranjak pergi menuju kamarku. Aku melihat Deddy sudah terbaring lelap di kasur, aku melangkah masuk perlahan kemudian menuju kamar mandi dahulu. Setelah membersihkan wajah kaki dan tanganku, aku terkejut begitu keluar dari kamar mandi setelah melihat Deddy tengah duduk di sisi ranjang.

"Em-maaf, apakah aku membangunkan mu?" tanyaku pada nya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter