Sabtu sore.
Nara sudah siap dengan gaun selutut berwarna hijau pastel polos. Sambil menata rambutnya ia bersenandung pelan.
Akhir-akhir ini Gavin menyita tujuh puluh lima persen dari pikirannya. Meski ia sedang dilanda masalah yang cukup menganggu privasinya, Nara bisa mengesampingkan itu hanya karena Gavin berjanji akan menjemputnya sore ini. Jam setengah empat.
Cewek itu memutar tubuhnya di depan cermin. Memandang penampilannya yang menurutnya sudah tampak sempurna sebelum menyadari jika ia semakin kurus.
Nara membanting bokongnya di atas ranjang. Mencubit-cubit perutnya yang tidak lagi buncit seperti pertama kali ia menginjakkan kaki di Tangerang. Ini bukan hal baik. Nara pikir memiliki perut rata adalah idaman setiap perempuan di dunia. Oke, Nara juga mengidamkan itu. Tetapi jika tubuhnya sekurus sekarang, ditambah tubuhnya sama sekali tidak berbentuk membuat Nara minder.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com