"Kenapa?"
"Kenapa aku nggak boleh ketemuan terlalu sering sama Hendri?"
Hembusan nafas Doni makin kasar saja setelah aku mengulang pertanyaan yang sama. Doni dan Hendri kan saudara sepupu, harusnya mereka berdua ini sama-sama mengerti perasaan satu sama lainnya. Jadi sebagai seorang adik, kenapa pula dia ini sok melarang huh?
["Harus banget ya hal seperti ini aku jawab langsung? Taa, ayolah kamu kan bukan anak kecil lagi. Hal seperti ini tentu saja jawabannya bisa kamu temukan dengan mudah,"] tukas Doni.
Makin garang suaranya. Uh, aku meradang karena sedang bad mood dan malah diminta mencari jawaban. Laki-laki sejak dahulu kala memang tak pernah ada yang peka, hanya saja kalau sudah modelan Doni begini rada-rada menjengkelkan.
"Ya kan aku sudah bilang kalau males bicara, ish! Kenapa sih kamu tuh, tadi bahas mandi sekarang jadi meleber kemana-mana sampai bawa Hendri. Yang salah siapa?!" timpalku biasa saja (menurut para penjaga) tapi untukku ini sudah tergolong ngegas.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com