webnovel

BUKAN KARENA CANTIK

Di sebuah kampung ada seorang wanita ramah dan bijak. ia adalah wanita terpandang oleh laki - laki dewasa. wanita itu biasa - biasa namun, yang bikin semua laki - laki tertarik adalah tutur katanya yang santun serta suka membantu orang yang sedang menerima kesulitan Setiap hari bertemu dengannya, hati miskin tergugah menitipkan rasa cinta padanya sebelum laki - laki lain tersimpan dihati wanita itu. pura - pura pada malam minggu, laki - laki yang berusia 45 tahun itu menghampiri. Kuingin sebening embun suaramu bisa mengobati hati yang sedang dilanda gempa asmara. bagi wanita, atau seperti saya belum pantas menyimpan seorang nama laki - laki karena masih aktif bersekolah. Kendatipun demikian, laki - laki itu terus mencari celah untuk mendapatkan wanita sholehah. sekitar hari minggu sore, pertemuan tak diduga sewaktu sholat ashar ke masjid. mereka berdua bertemu dan bersalaman, aku adalah untukmu dan kamu adalah untukku. kata laki - laki itu. walau dikatakan demikian, bagi wanita itu belum merespon dan biasa - biasa saja. dipinggir sebuah musholla tua, dilihatnya seorang pria berkumis tipis sedang mengenakan celana hitam. wanita itu sedikit menaruh rasa rindu, ia berkata, jika pria itu belum memiliki wanita dan apabila melihatku pasti ia mau, ujar wanita sederhana itu. beberapa hari kemudian, pria itu mengirim sepucuk surat kepada wanita. dalam isi suratnya tersirat, elok rupa mu panutan hidupku. dengan gaya dan bahasa pria itu membuat sik wanita jatuh cinta. sejak berkirim surat pertama tak pernah dibuang oleh wanita itu karena yang selalu diingat adalah rayuan dahsyat serta mengikat itulah, dihatinya laki - laki pertama yang menginginkan wanita itu kini tergantikan oleh pria berkumis tipis dan manis. pada saat itu pula wanita sederhana menyapa lembut laki - laki itu. ia berkata, simpanlah wanita yang sudah lama merindukanmu bukan karena baru melihat orang lain kau jadi terkesima. Begitu santun serta lembut tutur kata wanita itu padanya namun, tetap saja di hati ini ada satu yaitu kamu,ujarnya. akan tetapi, wanita itu sudah menjalin kasmaran dengan pria berkumis tipis.

Alza_Qomar_zuli · Urban
Not enough ratings
22 Chs

Sulit terlupakan

Bayang – bayangmu selalu menghantui di setiap gerak gerik keseharianku bagai anak kandung yang tak ingin jauh dari dekapan.

Linangan air mata membasahi sajadah dikala bayanganmu hadir dan membuatku bertahan lama dalam sujud.

Sekirannya kalian bertiga telah meninggalkan kami di rumah yang cukup sederhana ini, mungkinkah engkau akan merasakan apa yang kami rasakan?. Jika terjadi hal serupa, kami mohon jangan kau cukupkan pertemuanmu melalui hendpon karena belum tentu memberikan yang terbaik akibat kurangnya sinyal di rumahmu.

Tiga tahun kalian bertiga bersama kami di rumah tembeng tak pernah terbuang kata – kata kami yang salah pada kalian melainkan, kata – kata bimbingan dan tuntunan kebaikan demi masa depan kalian.

Bulan tidak semalaman memberikan cahayanya karena suatu saat akan tertutup oleh awan – awan hitam. Begitu pula kami sekeluarga yang hanya manusia biasa dan hidup dalam kesederhanaan tak selamanya member kalian baik namun, selalu berusaha member kalian yang terbaik walapun berupa kata dan tingkah.

Kalian bertiga hyang dulunya di hantar oleh ayah dan keluarga serta diiringi tangisan mengapa, sekarang bapak dan ibu juga merasakan apa lebih dari ayah dan keluarga kandung kalian.

Disinilah ayah dan ibu tuturkan segala yang ada di hati, seandainya kalian bertiga telah pergi dari rumah ini akankah ada yang lebih dari kalian? Belum bisa ayah dan ibu pastikan.

Kehadiran kalian bertiga di samping kami sungguh bagaikan mutiara yang selalu dalam genggaman karena kami tidak ingin akan di ambil oleh siapapun selain kami.

Tetapi apa harus dikata karena ini waktu dan batas yang memisahkan diantara kita. Air mata kami yang keluar adalah bukan air mata biasa tetapi ini adalah air mata tanda kasih sayang kami pada kalian.

Menjelang dua malam akan kepergian kalian terus terang, mata tak bisa terpejam atau sulit tidur mengingat kebaktianmu pada ayah dan gurumu terhina ini.

Disamping kami adalah guru sekaligus, ayah angkat kalian yang sanggup serta tulus memanusiakanmu dalam arti memberikan kalian tuntunan yang beralaskan alqur'an sebagai pedoman hidup kalian.

Ketulusan kami sekeluarga tak cukup sampai di akhir sekolahan melainkan kami berusaha untuk terus mengikat persaudaraan hingga akhir hayat nanti.

Bila senada kata dan ucapan yang pernah salah terdengar oleh kalian, kami mohon untuk tidak di masukkan qalbu, terus terang kalau itu adanya memang kesalahan atau kekhilafan kami sekeluarga.

Ketika akhir – akhir ini kalian berada dalam kesunyian itu bukan yang kami inginkan, melainkan rindu pada canda tawa kalian tetapi kamu mengurung diri dalam kamar.

Penderitaan kami bersama ibu hanya dengan ditinggalkannya oleh kalian bertiga bukan karena kurang makan dan rokok. Tuhan menjadi saksi ketulusan kami pada kalian bertiga yang akan jauh dan pergi ntah kemana.

Bila suatu saat nanti, kalian bertiga menjadi sang surya di hutan sana, kami mohon sedikit aliran dan secercah penerang buat kami, karena kalian bertiga bukan sekedar anak kos melainkan kami anggap sebagai anak kandung sendiri.

Pertemuan akan ada, dan perpisahan pula pasti terjadi diantara kita. Yang menjadi pertanyaan kami sekeluarga adalah akankah kau mengingat tentang kebaikan yang pernah kami perbuat pada kalian bertiga? Ataukah setelah perpisahan ini kalian akan melupakan kami?.

Pertanyaan bayangan selalu membisik dihati kami, jika kalian sudah pergi dan berkumpul lagi bersama keluarga di timba nuh dan pengadangan.

Kami mohon padamu ya Robb, jika anak – anak kami ini telah kembali kepangkuan orang tuanya, janganlah engkau beri ia penyakit" lupa kacang akan kulitnya".

Yang kami katakan ini merupakan pengalaman yang pernah terjadi pada kami sehingga tuntunan dan bimbingan kami sungguh jauh berbeda dengan orang lain.

Bimbingan serta tuntunan kebaikan itu terjadi karena kami sudah mengalami sakitnya menjadi anak kos kosan yang sedang menggali ilmu lantas tak di pedulikan oleh ayah angkatnya. Berkaca dari itulah sehingga kalian bertiga kami anggap anak kandung sendiri dengan tujuan membekalimu ilmu ketulusan tiada balasannya kecuali syurga.

Syurga akan terasa sejak hidup di dunia hingga akhirat, yakinlah alloh tidak akan memberi seseorang kesusahan apabila dengan tulus membantu para pencari ilmu seperti kalian bertiga.

Mungkin karena ketulusan yang kami tanamkan sehingga air mata tak tertahankan menjelang waktu perpisahan pada hari rabu tanggal 30 maret dua ribu dua puluh dua.

saat kalian bertiga membuktikan tanda ketulusan kami yaitu menghantarkan kami menemui istana syurga yaitu Pegawai Pemerintah dengan Perjannjian Kerja (PPPK).

Selalu kami ingat pada malam jumat kita yasinan bersama atas dilaksanakannya ujian pada waktu itu di pimpin oleh "Insanri,Haopi, dan Irma".

Gerakan kalian bertiga menjadi contoh pada adik – adik yang masih duduk di bangku kelas X dan XI seperti " Wiwin". Pada wiwin telah tunjukkan cara seperti apa yang pernah kalian lakukan pada ayah dan ibu.

Ya Tuhan…, satukan kami dalam bingkai persaudaraan bukan karena murid tetapi dengan keimanan berdasarkan al-qur'an yang engkau turunkan melalui Nabi Muhammad SAW.

Sulit menjalin ikatan persaudaraan tanpa didasari iman, ilmu, dan amal setiap insan. Dengan iman akan membawa seseorang pada ajakan kebenaran, dengan ilmu akan menuntun seseorang pada setiap perbuatan dan dengan amal akan mampu mengembangkan serta menguatkan keimanannya terhadap alloh swt.

Mudah – mudahan dengan kepergian kalian bertiga sudah tertanam iman, ilmu, dan amal yang telah diberikan oleh sang guru atau ayah kalian bertiga.

Seorang ayah akan merasa bahagia jika melihat anak – anaknya sudah sukses apalagi memiliki pekerjaan sesuai profesi. Saya yakin, pada kalian bertiga alloh akan memberikan posisi yang terbaik.

Posisi terbaik itu kalian dapatkan karena selama bersama kami, kalian bertiga tidak pernah salah dan bertutur kata yang bukan – bukan melainkan, kalian bertiga adalah pencerah kami sekeluarga untuk mampu menata hidup lebih baik.

Dengan kepergian kalian bertiga pada hari rabu akan meninggalkan kesepian yang berkepanjangan karena belum ada yang bisa menyaingi akan segala kebaktian terhadap kami.

Terlihat dalam keseharian engkau selalu mengambil tangan kami dan menciumnya sehingga adek – adek kalian turut mengikuti langkah serta gerak gerik kalian.

Kini ayah berpesan pada kalian bertiga.

"Setelah sampai di rumah", kami berharap agar tetap menjaga dan melakukan apa yang pernah kalian lakukan terhadap kami semasa di tembeng putik. Tunjukkan bukti kebaktianmu pada ayah dan ibu di rumah, jangan pernah kalian sia – siakan dia karena dengan usaha dan doanya sehingga kalian bisa hidup dan sekolah di SMK Kesehatan Hamzar.

Dengan usaha yang keras kedua orang tua, membuat kalian menjadi orang berguna baik untuk diri kalian, masyarakat, bangsa dan Negara. Sungguh akan gelap masa depan kalian jika menyia – nyiakan orang tua apalagi meremehkannya, nauzubillhimindzaliq semoga pada kalian bertiga dijauhkan dari sikap itu,Aamiin.