Endra masih membiarkan Sarah mengompres bekas pukulan di wajahnya, saat kemudian dia teringat kalau ada luka memar lain yang lebih penting untuk mendapat kompresan seperti yang didapatkannya ini. Yakni luka memar di tangan kanan Sarah. Bagaimana mungkin Endra melupakan itu?
"Bukannya tangan kamu juga memar kan?" tanya Endra pada Sarah.
"Ah, nggak apa-apa kok. Lagian aku juga rutin minum obat dari dokter, jadi nggak lama lagi juga bakalan sembuh."
Sudah Endra duga jawaban Sarah akan seperti itu. Dia hanya perlu mencari cara agar Sarah tidak menyepelekan lukanya sendiri, sementara luka kecil orang lain begitu diperhatikannya. Endra memutuskan untuk menghentikan kompresan dari Sarah, menjauhkan tangan Sarah dari wajahnya.
"Kenapa?" Sarah bertanya, sesuai prediksinya.
"Aku nggak mau dikompres sendirian, sementara memar kamu aja nggak mau kamu kompres." Dengan cara ini, Endra yakin kalau Sarah tidak akan keras kepala lagi.
"Ya udah aku bakal kompres memar di tanganku juga kok."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com