webnovel

#140: Butuh Proses

Di saat Endra masih diliputi perasaan malu yang luar biasa, ponselnya kembali bergetar. Nama ibunya kembali muncul di layar ponsel. Karena saat ini tidak ada Saah di sampingnya, Endra masih bisa mengkondisikan rasa malunya saat harus mengangkat telepon ibunya lagi.

"Ibu belum selesai ngomong kenapa kamu matiin?!" omel Bu Mirna langsung saat telepon sudah tersambung.

"Eh, iya, Bu, tadi kepencet." Endra tertawa saja.

"Hm ... ya udah, pokoknya itu belutnya di makan yah. Katanya bagus buat stamina, jadi mau dilakuin berapa kali pun kamu nggak bakalan loyo," kata Bu Mirna ringan. Bahkan nadanya teramat ringan seolah-olah ibunya sedang menyuruhnya untuk membeli bahan makanan di pasar, begitu Endra selesai mengantar pesanan teh pada para pelanggan.

Mendadak bukan cuma wajahnya yang memerah maupun telinganya yang berasap, tapi mendengar ucapan ibunya yang begitu frontal tadi membuat kepala Endra serasa baru meletuskan lahar panas.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter