"Dini, Eka, Indri, Susan, bahkan Yanti yang masih baru aja, mereka semua udah nganggep kamu bukan cuma sebagai atasan mereka di tempat kerja. Tapi juga sebagai penyelamat hidup mereka. Kamu tahu kenapa? Itu karena kamu dateng di saat mereka bener-bener membutuhkan penyelamat. Tapi dasar kamunya aja yang nggak pernah mikirin soal itu sih. Jadinya malah nggak pernah ngebanggain kebaikan kamu sendiri yang kayak malaikat itu."
"Kamu lagi ngeledekin aku ya?" Sarah malah bereaksi berlawanan dengan pendapat Endra, karena yang Sarah lihat Endra malah asyik saja tertawa-tawa.
Endra berhenti tertawa dan menatap Sarah dengan lembut. "Aku lagi nggak ngeledek kamu kok, aku justru lagi iri sama kamu karena punya kebaikan nggak terbatas yang bahkan kamu sendiri nggak pernah menyadari itu."
Sarah melebarkan matanya. "Kalau itu sih kamu juga--" Sarah berhasil mengerem perkataannya saat secara refleks akan balas memuji Endra yang juga selalu membuatnya iri.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com