webnovel

Senja

"Kita menikmati pemandangan hidup dari pelataran surga, melihat insan yang tak pernah lelah bercinta, melawan arah kiblat.

Berusaha keras menyantap titik-titik bahagia ..."

Seorang gadis duduk termenung di tepi sungai, bertemankan benda pipih persegi panjang di sampingnya. Ia sedang mendengarkan sajak dari Fiersa Besari, seorang Penulis, petualang sekaligus musisi itu mampu membuatnya terkesima. Andai dirinya bisa menjadi sesosok tokoh terkenal seperti bung Fiersa(sebutan familiarnya).

Iris birunya menatap langit jingga yang perlahan turun, "Senja menyebalkan, datang seenaknya, lalu pergi semaunya," gumamnya kecil.

Lamunannya buyar, ketika suara nyaring dari sesosok wanita gendut dengan tinggi 157 menepuk bahunya perlahan, "Reina, pulang nak, sudah menjelang malam. Besok persiapkan kebutuhan orientasi."

Seorang gadis bermata biru itu mengangguk mengiyakan ucapan ibunya. Dia mengambil benda canggih di samping dan mematikan sajak yang belum sempat selesai, lalu melangkah pergi menuju rumah bersama ibunya.

Ukuran rumah 6x6 itu menjadi saksi atas apa yang di lakukannya sedari kecil, sumber semua kenangan. Dia hanya anak tunggal yang tak punya ayah, ibunya bekerja serabutan, biasanya menjaga toko tetangga, buruh cuci, dan jualan kue. Apapun yang menghasilkan uang pasti di kerjakan oleh ibunya.

"besok, ibu mau mengantar Reina?" tanya gadis bermata biru dengan lirih,

"Tidak bisa, nak. Ibu harus menyetrika baju bu Sonia besok,"

Kepalanya menunduk, iris birunya memperlihatkan kesedihan, hari pertama yang seharusnya menyenangkan mendadak berubah menyedihkan. Tidak apa-apa, ini memang jalan takdirnya, lagipula ia sudah terbiasa mandiri sedari sd, ayahnya meninggal tatkala ia sekolah di bangku dasar, serangan jantung tiba-tiba. Dan ia harus membantu ibunya untuk mencukupi kecukupan sehari-hari, seperti makan, membayar listrik. Untuk sekolah dia tidak perlu membayar, karena Tuhan memberikan dia kecerdasan di atas rata-rata, sesekali dirinya juga menyanyi di cafe, dan bayarannya dia tabung untuk masuk Universitas kelak. Ya, dia selalu memikirkan masa depan, ambisi untuk menjadi orang sukses adalah keinginannya sedari TK.