webnovel

Chapter 5: Ep. 2 - Mimpi Buruk Palixena, I

Alunan melodi musik tampak terdengar jelas di Aula, sepasang Ayah anak kini sedang menari untuk pembukaan pesta. Palixena mati-matian menahan dirinya untuk tidak berteriak kesenangan karena untuk kali pertama dapat menari dengan Ayahnya.

Palixena sebisa mungkin untuk menari dengan sempurna agar sang Ayah tidak kecewa menemaninya saat ini. Hingga di gerakan akhir dengan diakhiri sedikit putaran dan pemberian ucapan terimakasih Palixena, karena sang Ayah mau menjadi partner dansa pertamanya.

"Bersenang-senanglah," kata sang Ayah sebelum menemui beberapa bawahannya yang membawa utusan Kekaisaran. Palixena tersenyum bahagia, 'Astaga, ini benar-benar seperti mimpi! Berdansa dengan Ayah, menerima hadiah Ayah, dan bahkan dikhawatirkan sang Ayah!'

'Ulang tahun kali ini, adalah ulang tahun paling berarti untukku.' batinnya.

Kini, Palixena tampak menikmati kue-kue ringan bersama para saudarinya yang telah mencapai usia kedewasaan juga. "Palixena hari ini kau terlihat jauh lebih tenang dan lebih segar."

"Benar, biasanya kau memasang wajah bengis, haha .. ini pasti karena perhatian Ayah untukmu." Palixena tersenyum sebagai balasan, "Ini kali pertama aku mendapat banyak hal dari sang Ayah."

"Bukan kali pertama, Palixena. Semua orang tahu, bahwa kau adalah Putri favorit Ayah yang selalu dijaga dengan baik."

"Itu ben- OH ASTAGA!" Para saudarinya tiba-tiba histeris dan menutup mulut karena terkejut. Merasa sedikit tidak beres, Palixena memutuskan berbalik dan mendapati Raja Zarun tersenyum memandangnya. "Putri Palixena, lama tidak bertemu."

"Kehormatan untuk Yang Mulia Raja Xolimatisic, semoga Berkah Haea yang Suci selalu menyertai, Yang Mulia sekalian." Para saudari memberi salam dengan penuh hormat dan dibalas dengan keramahan Zarun, "Para gadis kalian terlihat bersinar ya~"

Para saudari tampak terkejut dan tersipu malu mendengar pujian Zarun yang manis. Palixena yang berdiri dihadapannya tanpa memberi salam, bertanya dengan nada judes, "Apa anda memiliki urusan dengan saya?"

Zarun menatapnya kembali. "Putri Palixena, anda tidak memberi salam pada Pahlawan ini?"

"Saya hanya menghormati Pahlawan Kerajaan Quasdinity dan Kekaisaran Phosineta," balas Palixena dingin. "Phosineta ya ... Tidak ada bagusnya menghormati makhluk seperti mereka, Palixenaku."

Palixena mengernyitkan dahi jijik. "'ku'? Sejak kapan kita membangun hubungan dekat."

"Sudah lama sekali."

"Saya rasa anda terlalu banyak berkhayal, itu menjijikan untuk ukuran Pahlawan berumur seperti anda." Zarun menyeringai tertarik, "Begitukah, anggap saja saya sedang berkhayal, Palixena. Karena kedatangan ku kemari bukan untuk membuatmu kesal, melainkan hanya ingin memberikan ucapan selamat atas kedewasan yang anda dapati saat ini."

"Terimakasih, saya akan menerima ucapan selamat anda, selebihnya tidak." Palixena lalu berjalan mendahului Zarun dengan kesal. Namun, tangan Zarun menahannya sehingga Palixena terkejut dan menepisnya dengan kasar. "Permisi! Jangan menyentuh saya!"

Zarun terkekeh dan menoleh kearah Palixena, memandang mata biru lautnya yang indah. "Palixena, maukah kau berdansa dengan ku?"

Sementara itu, Raja Alkas kini berdiri dihadapan para utusan Kekaisaran untuk mendengarkan permintaan mereka. "Maksudmu barusan?"

"Kami berharap anda mau menerima permintaan Kekaisaran untuk mengirim Putri Palixena sebagai pengantin Kaisar selanjutnya." Raja Alkas mendengkus sebal. "Kaisar Phosineta tidak mungkin menerima anak berusia 16 tahun sebagai pengantinnya. Jadi, kembalilah dan beritahu pada bawahan setianya, bahwa Putri Palixena tidak akan pernah menikah dengan lelaki manapun."

"Tetapi .. ! Ini adalah titah para Dewa agar Yang Mulia Kaisar mendapatkan keturunan, melihat Putri Palixena, mungkin saja ia bisa-"

"Bisa mati?" potong Raja Alkas, ia mengeluarkan tekanan dari Haea yang ada ditubuhnya. Membuat para utusan tertunduk takut. "Ra-raja, a-anda-"

— PLAK!

"KURANG AJAR! APA ANDA KIRA SAYA PEREMPUAN MURAHAN!" Raja Alkas dan para utusan berbalik dan menemukan pemilik teriakan tersebut berasal dari Putri Palixena yang baru saja menampar Raja Zarun.

Tunggu, Raja Zarun?!

Pahlawan terkuat nomor ketiga di Dinavia?

Makhluk setengah Dewa yang dicintai para Dewa,

Apakah Putri Palixena sudah gila .. ?!

"Ra-raja, anda sepertinya harus menghentikan Putri Palixena!" sentak para utusan. Para tamu yang ada di Aula tampak terkejut dan memusatkan pada dua insan yang berada di dekat meja kue.

Palixena berdiri dengan wajah marah dan menunjuk kearah Raja Zarun dengan geram. "Berani sekali anda memaksa saya, tidak cukup memandang saya penuh nafsu, anda memaksa saya berdansa sambil menyebut bahwa anda menginginkan saya menjadi istri anda?! Anda keterlaluan! Menjijikan!"

"Sampai kapan pun, saya tidak akan pernah menikah dengan lelaki manapun!" bentak Palixena, lalu berbalik dan meninggalkan Aula dengan hati yang panas.

— BRAK!

Raja Zarun menyentuh pipinya yang panas seusai ditampar Palixena, sebelum bergumam dengan kesal, "Perempuan kurang ajar. Lihat saja nanti, siapa yang akan menyalak untuk mendapatkan diriku!"

...

...

...

Palixena berhenti di depan pintu kamarnya, lalu melirik kearah Prajurit yang menjaga kamarnya. "Panggil para pelayan kemari!"

"Baik, Putri."

Palixena lalu masuk kedalam kamarnya, beberapa saat kemudian para Pelayan datang dan membantunya berganti pakaian. Kini Palixena sedang beredam di bak mandi untuk menenangkan perasannya yang buruk.

"Bajingan itu. Dasar gila. Kalau saja aku memiliki Kekuataan setengah Dewa, atau bahkan sekelas Dewa sekalipun! Orang pertama yang akan ku bunuh adalah si brengsek itu," gumam Palixena dendam.

— SREK

Selepas mandi, Palixena memutuskan untuk menidurkan tubuhnya di kasur sembari memberi perintah pada para pelayan untuk meninggalkan kamar, dan memberitahu para Prajurit penjaga untuk jangan mengganggunya dan biarkan ia seorang diri.

Alhasil, seusai peninggalan semua orang, Palixena memutuskan untuk berdiam diri.

Ia mengingat jelas beberapa masa di waktu lampau, dimana ada kalanya ia digoda parah oleh para saudara ataupun prajurit yang ada di istana. Entah itu menariknya untuk berciuman, mencoba menyentuhnya, atau memandangnya untuk bahan fantasi.

Padahal dia hanyalah anak kecil yang belum dewasa, tetapi mengapa para lelaki bisa-bisanya bernafsu hanya karena kecantikan yang dimilikinya?

Para saudarinya pernah mengatakan, ketimbang jelek, menjadi cantik lebih baik. Karena mereka para perempuan tidak bisa melakukan hal lebih sekiranya jika mereka jelek.

Tetapi, apa bagusnya menjadi cantik?

"Kalau para perempuan menjadi jelek mereka akan dipermalukan dan dianggap sebagai debu yang tidak terlihat, tetapi jika mereka menjadi cantik, mereka mungkin akan menjadi bahan fantasi para lelaki?" tanya Palixena dengan suara lirih. "Ibu, aku benci Dinavia."

...

...

...

— Tap .. tap .. tap ..

Seorang lelaki tampak baru saja mengunci pintu kamar dan beralih berjalan mendekati sosok perempuan berambut putih, yang kini sedang tertidur di kasurnya dengan nyenyak.

Mata aquanya mendapati leher mulus yang tampak menggoda milik sang perempuan, tangannya tampak terulur untuk menyentuh leher tersebut, sampai tangan perempuan itu dengan cepat meraih vas bunga di nakas dekat kasur untuk memukul kepala lelaki tersebut.

Lelaki itu memukul vas tersebut ke samping dengan cepat.

— CTAK

Palixena terbangun dan segera menarik jarum dibalik bantal untuk melempar kearah leher lelaki tersebut. Lelaki itu menangkap jarum tersebut dan dengan cepat mengalirkan aliran listrik untuk menusuk tangan Palixena yang tampak menganggur.

"Ack .. kau bajingan ...APA YANG KAU LAKUKAN KEMARI?!"

Tubuhnya tampak tertekan oleh Haea mengerikan, sehingga tubuhnya kesulitan mengeluarkan cahaya untuk menyerang. Mata biru laut Palixena menatap tajam pada sosok lelaki yang kini mencengkram lehernya dengan kuat.

"Palixena .. kau tahu, didunia ini, tidak ada yang tidak bisa kudapatkan,

Termasuk dirimu, aku bisa mendapatkan dirimu dengan berbagai cara. Bahkan jika itu cara paling kotor!"

Raut wajah lelaki itu tampak menyeramkan dan menekan tubuh Palixena keatas kasur kembali. Mendekatkan wajahnya hingga mata aquanya bisa melihat jelas bulir keringat yang keluar tanpa hentinya dari wajah Palixena.

"Seharusnya, kau tidak perlu memberontak segitunya hanya untuk mendapatkan perhatian semua orang."

"K-kau .. "

"Tidak perlu khawatir, malam ini, tidak akan ada yang bisa menganggu kita. Jadi, nikmatin saja malam yang indah ini, Palixenaku .. "

Baru kali ini dalam hidupnya --Palixena merasa mati kutu, ia pikir dengan berhasil menguasai tahap tujuh [Dasar Utama Spiritual Haea] setidaknya ia tidak perlu khawatir akan serangan orang lain.

Tetapi, malam ini ia akhirnya mengerti. Perbedaan manusia biasa dengan,

Makhluk setengah Dewa.

"Z-zarun .. "

Zarun menyeringai mendengar Palixena menyebut namanya dengan kesulitan. "Iya, Palixenaku?~"