webnovel

Bossku Is My Boyfriend

Cerita cinta awal pertamaku yang aku rasakan di dunia yang belum pernah aku tahu sebelumnya. Cerita tentang seorang pelayan sebuah cafe yang menyukai bossnya sendiri. Meskipun aku tahu bossku sudah mempunyai cewek, tapi dengan memandang dan bisa melihatnya saja sudah cukup bagiku. Karena cinta tetaplah cinta, tanpa memandang siapa dia dan bagaimana ia. Dan cinta ku yang semula bertepuk sebelah tangan, akhirnya bisa terbalas meskipun harus sedikit menunggu lebih lama. Tanpa ia sadari, boss ku sedikit demi sedikit merasakan hal yang berbeda terhadapku. Rasa yang seperti apa yang ia rasakan terhadap pacarnya. Awalnya ia menolak dan tidak mengakui dengan apa yang ia rasakan terhadapku. Pada akhirnya ia bisa berdamai dengan hatinya dan bisa menerima rasa yang ia rasakan. Meskipun itu rasa yang sangat tabu bagi sebagian besar orang. Apa yang terjadi sehingga hati Nando bisa berubah?. Dan bagaimana dia bisa menerima rasa cinta itu?. Dan tentu saja yang membuat ingin tahu adalah bagaimana cara Davin bisa merubah hati Nando?. Yuk simak ceritanya.... !!!

Apple_Scorpion · LGBT+
Not enough ratings
33 Chs

DITERIMA KERJA

Sudah dua bulan sejak aku dikeluarkan dari tempat kerjaku sebelumnya, karena memang masa kontrak yang sudah habis. Dan sudah banyak pula aku menaruh surat lamaran di berbagai tempat, tapi masih belum ada satupun panggilan untuk interview. Aku sudah mencari lowongan pekerjaan di berbagai situs yang menyediakan informasi lowongan pekerjaan. Tapi begitu sulit bagiku untuk mencari pekerjaan yang hanya lulusan SMA sederajat. Kebanyakan dari lowongan pekerjaan tersebut mencari yang lulusan S1 dan yang diutamakan adalah fresh graduate, paling minim yaitu lulusan Diploma. Haah apalah daya orang sepertiku yang lulusan SMA dan belum bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya. Meskioun begitu, aku sangat bersyukur bisa mengenyam pendidikan sampai SMA, dan aku sangat bangga dan berterimakasih kepada bundaku yang bisa membiayai aku sekolah meski hanya sebagai penjual gado-gado dan sebagai tulang punggung utama karena ayahku sudah meninggal karena sakit sejak aku dan adikku masih kecil. Hari ini aku berniat berkeliling daerah surabaya untuk menaruh beberapa lamaran di berbagai tempat yang membuka lowongan pekerjaan.

" Bund...!! Bunda di mana? " teriakku memanggil Bundaku dari ruang tamu.

" Di belakang..!! Lagi jemur pakaian, ada apa vin? " jawab bunda.

Aku berjalan ke arah dapur dan keluar ke arah belakang rumah untuk menghampiri Bunda.

" Bund... Aku mau pamit mau keliling sekitaran Surabaya, mau menaruh beberapa lamaran." kata ku sambil memeluk Bunda dari belakang yang sedang menjemur pakaian.

" Sudah sarapan apa belum? Sarapan dulu gih biar gak kelaparan di jalan, tadi bunda belum masak lauk buat makan tapi bunda sudah beli beberapa lauk matang di Bu Ani. Tadi bunda taruh di meja makan." kata Bunda sambil melanjutkan menata pakaian di penjemuran.

" Ndak, deh Bund..!! Nanti aja kalau sudah pulang. Tadi Davin sudah makan roti yang ada di kulkas, ini sudah jam setengah delapan, keburu panas dan terik." kataku sambil melepas pelukan ke Bunda.

" Ya udah kalau begitu, hati-hati dijalan ya?!! Nanti kalau sudah pulang dan kamu butuh apa-apa, ketika Bunda gak di rumah. Cari bunda di rumah Bu Siti, yaa!! Kemarin Bu Siti pesen minta dibuatin gado-gado buat acara tahlilan mingguan." kata Bunda sambil membalikkan badan kearah ku.

" Oke... siap Bund..!! Doakan Davin supaya cepet dapat kerja ya Bund..!!" kataku.

" Iya.. pasti Bunda mendoakan yang terbaik buat kamu, nak!!." kata Bunda sambil mengelus rambutku dan menyentuh pipiku kemudian pundakku.

" Ya udah, Bund!! Davin siap-siap dulu kemudian berangkat ya?!!." kataku.

" Assalamualaikum." kataku sambil salim mencium tangan Bunda kemudian bergegas masuk ke dalam rumah untuk bersiap-siap.

" Wa'alaikum salam." jawab Bunda sambil melihatku masuk ke dalam rumah lewat pintu dapur kemudian Bunda melanjutkan menjemur pakaian kembali.

Setelah itu aku mengambil tas yang ada di kursi ruang tamu, dan memakai sepatu di teras depan rumah. kemudian ku hidupkan motor dan ku naiki. Tak lupa juga aku memakai masker penutup wajah, sarung tangan dan helm untuk keselamatan saat berkendara. Dan kini aku sudah siap untuk berangkat.

****************

Siang ini cuaca sangat panas dan terik, meskipun ada beberapa awan yang mengumpul menjadikan sedikit mendung yang meneduhkan dari sengatan sinar matahari. Padahal ini masih diawal bulan Februari, air mata langit serasa enggan untuk memberikan sedikit kesejukan di kota ini. Dalam seminggu, hanya beberapa kali saja hujan menjatuhkan tetesan-tetesan air yang menyejukkan.

Tak terasa sudah 4 jam aku berkeliling Surabaya untuk menaruh lamaran pekerjaan di beberapa tempat yang ku lihat membuka lowongan pekerjaan sebelumnya. Aku putuskan untuk beristirahat dan mencari masjid terdekat sebagai tempat istirahat sekaligus untuk menunaikan ibadah sholat Dzuhur. Ku lihat di samping jalan saat ku melintas, ada penunjuk bahwa di depan ada sebuah masjid berjarak kurang lebih 500 meter. Dan ku putuskan untuk menuju masjid tersebut. Sesampai di masjid, motor ku parkirkan dan melepas helm serta sarung tanganku. Aku duduk di anak tangga dan melepas sepatuku, ku ambil botol minum di bagian samping tasku kemudian ku minum karena rasa haus yang sangat di cuaca yang sangat terik. Tak berselang lama, suara adzan di kumandangkan, segera ku bergegas untuk berwudhu.

Setelah selesai sholat, ku rebahkan badan di anak tangga masjid bagian paling atas.

" Ahhh.. Masyaallah capeknya!! Semoga ada beberapa dari lamaranku yang bisa diterima." kataku sambil merenggangkan tubuh yang serasa tulang-tulang di tubuhku mau copot.

Kemudian ada bapak-bapak paruh baya menghampiri dan duduk di sebelahku. Aku kaget dan langsung terbangun, ku kira aku bakal dimarahi karena tiduran di masjid.

" Dek.., adek habis melamar pekerjaan ya?" tanya bapak itu sambil melihat ke arah tas ku yang sedikit terbuka dan terlihat amplop coklat surat lamaran.

" Ahh.. iya pak. Tadi habis muter-muter menaruh beberapa surat lamaran." jawabku

" Bapak orang sekitar sini. Tadi bapak lihat ada kertas informasi di butuhkan karyawan tertempel di pagar depan sebuah cafe dan resto di dekat sini. Arah barat dari masjid ini kurang lebih 700 meteran lah." kata bapak itu.

" Kalo adek berminat, mungkin adek bisa mencoba melamar kerja di tempat itu." tambahnya.

" Terima kasih pak infonya, iya.. nanti saya akan mencoba melamar ke cafe tersebut." ucapku pada bapak itu sambil tersenyum bahagia karena diberi tahu info tersebut.

" Bapak tinggal dulu ya dek, mau balik pulang." kata bapak itu

" oh, nggeh pak!!" (oh, iya pak!!) jawabku.

kemudian bapak itu turun menuruni anak tangga, memakai sandalnya dan menuju sepeda kayuh miliknya. Dia menaiki dan mengayuh nya sambil melihatku.

" Monggo, bapak balik dulu dek." kata bapak itu

" Oh, nggeh.., nggeh pak!! Matur nuwun sanget pak." ( oh, iya.., iya pak!! Terima kasih banyak pak) kataku sopan sambil menganggukkan kepalaku kepada bapak tersebut.

Tak mau membuang waktu lama-lama, aku bangkit dengan segera, ku ambil tasku dan ku pakai sepatuku. Aku berlari secepat mungkin menuju motorku. Aku menaiki motorku dan keluar dari masjid. Ku telusuri jalan dengan lambat, dan ku lihat kanan kiri dengan cermat supaya tidak terlewati oleh mataku. Tak jauh dari tempatku berkendara sekarang, terlihat ada papan nama besar cafe dan resto "CAFFEEHOLIC". Dan yahh memang yang dikatakan oleh bapak tadi benar adanya. Terdapat info sedang dibutuhkan karyawan di tempat tersebut. Tanpa pikir panjang, langsung aja aku masuk ke cafe itu dan ku parkir motorku di parkiran. Aku menuju pintu resto sambil mengeluarkan amplop coklat berisi surat lamaran ku. Ku buka pintu itu, dan kulihat sekeliling, ada pelayan yang sedang membersihkan meja tak jauh dari pintu resto. Langsung saja ku hampiri pelayan tersebut untuk bertanya.

" Permisi mas, mau numpang tanya!! Di depan tadi aku lihat ada lowongan pekerjaan, apa masih ada lowongan nya?." tanyaku pada pelayan itu.

" Sebentar ya mas, saya tanyakan dulu ke pak boss nya. Soalnya hari ini memang ada walk in interview." kata pelayan itu. " Silahkan duduk dulu mas!!." tambahnya sambil mengangkat piring dan gelas kotor.

" Iya mas, terima kasih." jawabku sambil menyeret kursi mundur sedikit untuk ku duduki.

Kemudian mas itu pergi menuju ke dapur, setelah itu keluar lagi menuju ke lantai atas menaiki anak tangga. Kulihat seluruh bagian dari cafe itu, dan aku takjub melihat desain interiornya yang sungguh bagus dan sangat memanjakan mata. Ruangan yang dingin dan sejuk, sangat menyegarkan tubuhku yang sejak tadi selalu bersentuhan dengan cahaya matahari yang panas dan terik. Ruangannya sangat luas dengan meja dan kursi tertata rapi. Di sebelah dekat tembok terdapat beberapa meja yang sedikit memanjang dengan sofa yang mengitari. Di samping nya terdapat tumbuh-tumbuhan yang hijau dan segar. Di bagian dinding juga banyak tumbuhan yang di taruh di pot menempel dengan dinding. Tak sampai disitu saja, aku melihat bagian luar samping cafe itu juga sangat natural, sama seperti dengan bagian dalam, hanya saja di bagian luar, atapnya di tutupi tumbuhan anggur yang mulai berbuah dan menggantung. Kemudian dari lantai atas terlihat pelayan tadi turun dan menghampiriku.

" Mas!! Kata Pak Boss nya bisa langsung ke atas untuk interview, dan membawa berkas-berkas lamarannya." kata mas pelayan itu.

"Baik mas, terimakasih banyak." jawabku sambil berdiri dan merapikan kursi.

kemudian ku berjalan menuju tangga dan naik ke atas

"Tok.. tok.. tok.." suara pintu yang ku ketuk dan kemudian ku buka.

" Permisi, pak!!" kataku sambil membuka pintu dan masuk dengan perlahan.

" Iya silahkan masuk!! Mari duduk sebelah sini!!" kata Pak Boss pemilik cafe ini mempersilahkan sambil menunjuk kursi di depan mejanya.

Aku berjalan dengan pelan dan memperhatikan Pak Boss, hatiku bergetar hanya dengan melihat wajahnya. "Masyaallah..!! Sungguh indah dan sempurna ciptaanmu." ucapku dalam hati. Perpaduan yang sempurna antara wajah yang sangat tampan dengan bentuk tubuh yang atletis, otot-otot lengannya dapat ku lihat meskipun berbalut baju berwarna hijau mint itu. Wajahnya yang tampan berkulit putih, dengan perpaduan antara darah Chinese dan darah orang barat. Berhidung lancip dengan garis yang jelas, mata yang lebar dengan tatapan yang tajam, dan alis yang tebal ramping yang melekuk sempurna. Uhh.. serasa hatiku tertembak panah cinta sang Cupid. Pikiran kotor dan nakal ku pun mulai berdatangan. Andai aku mendapatkan seseorang yang seperti pak boss ini, mungkin aku akan sangat bahagia. Bisa dipeluk dari belakang dengan cengkeraman otot-otot yang sempurna dan tidak terlalu besar. Dadanya yang bidang menyentuh punggung bagian atas ku, dan perut sixpack nya menyentuh punggung bagian bawah ku. Leherku yang di jamah liar dengan bibirnya yang tipis dan sexy. Uuhh betapa hangat dan bahagianya. Seketika itu yang kurasakan adalah bagian kemaluanku yang berdiri tegak dan mengeras.

"Ayo cepat sini, kenapa melamun?" kata pak boss melihatku dengan aneh.

Duaaaarr, seperti ada kilat yang mengagetkan dan membuyarkan lamunan nakalku. Kemaluanku pun mulai mengempis dan tertidur.

"Hehe, maaf pak." jawabku sambil sedikit malu.

Aku pun duduk dan memberikan memberikan berkas lamaranku. Kemudian pak boss itu menyodorkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dan memperkenalkan dirinya bahwa namanya adalah Nando Aditya Wirawan. Dan ku balas jabatan tangannya serta ku perkenalkan namaku adalah Davin Oktavian Narendra. Setelah itu sesi tanya jawab pun di mulai. Semua pertanyaan tidak jauh berbeda dengan pertanyaan saat interview di tempat-tempat lain.

******************

Tak terasa waktu berjalan sudah hampir empat puluh menitan. Aku pun keluar dari ruangan pak boss setelah selesai melakukan interview, aku berhenti dan terdiam terpaku sambil menggenggam tangan kananku dan ku dekap di dadaku sambil tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila. Masyaallah masih aku rasakan tangan pak boss yang besar dan lembut serta hangat. Aku menuruni anak tangga dan menyapa dua pelayan laki-laki cafe ini dan bilang permisi untuk balik pulang. Aku menuju pintu keluar dan ku buka pintu itu. Aku berlari ke motorku sambil senyum-senyum kegirangan. Dan waktunya untuk balik pulang.

Sesampainya di rumah, aku langsung mandi karena memang sangat gerah dan lengket akibat keringat. Setelah mandi terus makan, selanjutnya aku ke kamar untuk tidur. Entah kenapa masih terbayang bayang wajah Pak Nando yang super tampan. Aku tidur telentang sambil memeluk guling sambil senyum-senyum sendiri. Saking kegirangannya, aku menendang-nendang kasur dengan kakiku beberapa kali. Mungkinkah ini yang di namakan cinta pada pandangan pertama?. Belum pernah aku merasakan rasa yang seperti ini.

Tak terasa aku ketiduran sampai sudah sore. Ku beranjak dari tempat tidurku, mengambil air wudhu, dan melakukan sholat ashar. Meskipun aku seperti ini dan menjadi seorang gay, sebisa mungkin aku tak melupakan kewajibanku untuk bersujud kepada Allah. Aku tak tahu kenapa aku menjadi seperti ini, yang ku tahu kalau perasaan seperti ini muncul waktu aku masih duduk di kelas 2 SMA. Aku menyukai kakak kelasku yang tempat tinggalnya masih berdekatan dengan rumahku. Kita juga sejak kecil selalu bermain bersama. Tapi kenapa perasaan yang dulu hanya sebatas sebuah teman kini berubah menjadi rasa suka. Yaa awalnya seperti mengidolakan seorang idol, layaknya para fans mengidolakan idol oppa-oppa Korea. Lama kelamaan aku sadar kalo ini bukan sekedar mengidolakan, tapi lebih besar dari itu. Aku selalu ingin bertemu, berbicara dan menyentuh temanku itu. Terkadang rasa ini ingin memiliki dia seutuhnya, tapi aku selalu menekan agar perasaan ini tidak berubah menjadi sebuah obsesi. Ahh.. pikiranku kalut kalau memikirkan tentang hal ini.

Aku beranjak dari musholla di rumah, menuju kamar untuk mengambil handphone yang ku charge dari tadi. Ku lihat ada sebuah notifikasi WhatsApp, dan ada pesan dari nomor yang tak dikenal.

" Hmmm, nomor siapa ini?" gumamku.

Kemudian ku buka dan ku baca pesan tadi. Rasa bahagia dan syukur muncul di hatiku. Rupanya pesan itu mengabarkan kalau aku di terima kerja oleh Pak Nando untuk bekerja di cafe nya. Aku meloncat-loncat kegirangan, bukan hanya senang dapat pekerjaan baru, tapi yang lebih menyenangkannya lagi karena aku setiap hari bisa melihat wajah Pak Nando, boss yang aku suka.

" ceklek... krieeet.." aku mendengar pintu depan ada yang membuka.

" Assalamualaikum." bunyi suara yang tak asing di telingaku, dan yahh itu adalah suara bundaku. Rupanya bunda baru pulang dari membuatkan pesanan untuk tetangga. Langsung saja aku berlari dengan gembira keluar dari kamarku, dan aku berlari menuju bundaku dan memeluknya.

" Ehh.. eh... ada apa ini? Kenapa kamu lari-larian gini Vin?" kata bundaku kaget.

" Alhamdulillah, bund..!! Davin dapat kabaran kalo Davin diterima kerja di sebuah cafe. Besok jam delapan Davin bisa mulai bekerja." kataku dengan sangat bahagia. " Ini semua karena doa bunda!!" tambahku sambil memeluk bunda kembali.

" Alhamdulillah, syukurlah..!! Bukan hanya doa bunda saja, kamu juga sudah berusaha dan berdoa sampai saat ini. Dan Alhamdulillah doa kita di kabulkan oleh Allah." kata bundaku bersyukur.

.

.

.

Dan hari inipun berlalu.