"Darling, ada apa? Kamu masih marah? Bukankah saya sudah meminta maaf!?"
Tera beringsut menjauhkan diri dari pelukan sang suami. Sudah berkali-kali Tera menolak cumbuan pria itu, tapi Sebastian terus menuntut dan menagih janjinya di sekolah pagi tadi. Sebastian berdalih bahwa apapun kondisinya, ia berhak menagih janji itu kepada Tera. Hingga akhirnya Tera berbaring pasrah di dalam desakan Sebastian. Bedanya, kali ini Tera tak banyak merespon. Hatinya kebas dan tubuhnya tak memiliki keinginan yang sama seperti suaminya. Tera mati rasa.
Seluruh isi kepala wanita itu hanya berputar pada apa yang telah disaksikannya sepanjang sore hingga malam. Tak sekalipun Tera bisa menghapus semua bayangan itu dari dalam kepalanya. Semuanya berputar tanpa henti hingga Tera tak sanggup menanggungnya lagi, jadi daripada berbaring tak berdaya setelah pelepasan suaminya, lebih baik Tera beringsut turun dari ranjang, memakai piyama sutranya yang berceceran dan meninggalkan Sebastian dalam keheningan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com