webnovel

Bos Tampan Wanita Cantik

Bos Tampan dan Wanita Cantik merupakan novel karyaku sendiri dengan imajinasiku sendiri dan tidak menyangkut kehidupan orang lain di sekitarku. Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang bos muda yang memiliki paras wajah sangat tampan, dia memimpin sebuah perusahaan besar dan sukses. Kekayaan yang dia miliki merupakan hasil dari berbagai kerjasama dengan beberapa bos muda lainnya. Rumah besar, kaya raya, banyak wanita yang ingin sekali menjadi pendampingnya. Namun hingga saat ini dia belum mendapatkan pendamping di usianya 30 tahun. Bos muda ini bernama Du-ho, Du-ho memiliki sifat kepemimpinan yang luar biasa hingga perusahaan yang dia pimpinpun menjadi sukses. Suatu ketika ada seorang wanita yang membutuhkan pekerjaan dan dia lulusan dari sebuah universitas namun untuk pekerjaan, wanita itu tidak begitu beruntung hingga akhirnya bertemu dengan Du-ho, kehidupan gadis itupun berubah drastis. Gadis itu bernama Yuri, Yuri tinggal bersama dengan saudara perempuannya bernama Aurora. Dan mereka akan mengalami banyak hal yang tidak terduga dalam kehidupan merekdan Dalam novel ini, karakter Du-ho terinspirasi dari seorang idola bernama Park Jimin(BTS) yang memiliki kharisma sangat kuat. Sedang karakter Yuri hanyalah peran yang di buat oleh penulis seperti saya. Jadi, tidak terinspirasi dari siapapun. Suatu hari, ketika Yuri baru saja lulus dari sebuah universitas di tempat dia belajar, dia merayakannya bersama Aurora. Beberapa bulan mereka masih bersantai dan belum memikirkan sebuah pekerjaan.

ciptadewirahmafita · Fantasy
Not enough ratings
10 Chs

Du-ho dan Lee Makan Siang

Makan siang di luar kantor adalah kebiasaan dari Du-ho karena dia tidak pernah membawa bekal makan sendiri, Begitu juga dengan Lee.

Jadi,Lee juga terbiasa menemani Du-ho untuk makan siang karena Du-ho akan mentraktir Lee di restoran.

Restoran cepat saji yang ada di depan kantor sangat ramai, mereka berdua hanya berjalan kaki. Tidak hanya makanan saja yang tersedia melainkan juga berbagai minuman ada.

Tidak ada menu kesukaan dari Du-ho, semua dia makan kalau lapar. Lee dan Du-ho makan bersama untuk sekedar mengobrol saja.

Apa yang mereka obrolkan tentu saja tentang wanita. Lee selalu saja menanyakannya kepada Du-ho hal tersebut.

"Du-ho,, " Lee memanggil Du-ho pada saat Lee duduk di sofa ruangan Du-ho sambil menunggu.

"Ha? " Jawab Du-ho selayaknya teman.

"Kamu ingin makan dimana? " Lee bertanya.

"Kalau kamu yang bertanya, itu tandanya kamu yang traktir ya! " Du-ho berkata tanpa basa - basi.

"Teganya kamu,, jangan seperti itulah. " Raut wajah Lee yang memelas terlihat oleh Du-ho.

"Huh, ya sudah kalau begitu terserah aku saja ya. " Kata Du-ho.

Du-ho kemudian membereskan meja kerjanya lalu mengajak Lee pergi keluar kantor untuk makan siang.

Du-ho hanya menutup pintu ruangannya saja tanpa menguncinya.

Mereka berdua keluar begitu saja lalu menuju restoran dekat dengan kantor.sampainya di restoran, Du-ho dan Lee duduk dalam satu meja.

Sebelum memesan, mereka mengobrol sebentar di luar pekerjaan.

"Du-ho,, apa kamu tidak memiliki niat untuk berkenalan dengan seorang wanita? " Lee bertanya tentang asmara Du-ho.

"Hah, setiap kamu pertanyakan itu selalu saja membuatku berfikir keras. " Ucap Du-ho.

"Hahaha, kenapa kamu harus berfikir keras? " Lee tiba - tiba bertanya.

"Iya, karena aku memikirkan usiaku. Tapi aku tidak tahu harus berkenalan dengan siapa. " Ucap Du-ho.

"Ehh, kamu mau pesan apa biar aku pesankan? " Lee memesan makan terlebih dahulu.

"Ah iya, terserah deh yang penting jangan pedas. " Jawab Du-ho.

Lee kemudian pergi untuk memesan makan dan sekaligus minum. Tidak Lama kemudian Lee kembali ke tempat duduk lalu mengobrol lagi.

"Sudah aku pesankan,, " Kata Lee.

"Ah, terimakasih. " Jawab Du-ho.

"Oh iya, besok wawancara akan dilakukan pukul berapa? " Lee bertanya kepada Du-ho sebagai pemimpin perusahaan.

"Pagi saja! " Suruh Du-ho menjawab dengan santai.

"Oke, baiklah. " Jawab Lee menurut saja.

"Aku ke toilet sebentar. " Ucap Du-ho.

"Iya. " Jawab Lee.

Du-ho kemudian pergi ke toilet, dan pada saat dia ke toilet, tidak di sangka ternyata Yuri dan Aurora juga berada di restoran tersebut. Yuri dan juga Du-ho tidak saling kenal sebelumnya, tanpa sengaja pada saat berpapasan di depan toilet, merekapun bertabrakan dan Yuri yang memiliki sifat mudah emosi akhirnya tidak berfikir panjang langsung saja marah kepada Du-ho.

Yuri terjatuh karena terpental dari badan Du-ho yang kekar.

"Aaaduuuuhhhh,, " Suara Yuri yang terjatuh.

"Eh, maaf. " Du-ho langsung meminta maaf.

"Aishh, hati - hati dong kalau jalan!!! " Yuri sedikit memakai nada suara yang tinggi.

"Hei,, aku sudah meminta maaf. " Du-ho terpancing emosinya.

"Hah? Maaf, kamu kira dengan maaf rasa sakit di tubuhku ini bisa langsung sembuh? Nggak. " Yuri semakin marah.

"Dasar wanita gila,, mau kamu apa? " Du-ho bingung dan ikut marah juga.

"Aish, dasar laki - laki tidak punya tanggung jawab. " Ucap Yuri yang belum mengetahui siapa Du-ho.

Du-ho kemudian meninggalkan Yuri begitu saja dengan wajah kesal dan marah. Dia tetap ke kamar mandi sedangkan Yuri pergi kembali menemui Aurora.

Aurora bingung saat Yuri datang kepadanya dengan keadaan marah - marah sendiri menggerutu.

"Kamu kenapa, hei,, " Ucap Aurora.

"Aish, kenapa hari ini aku sial sekali. " Jawab Yuri.

"Memangnya ada apa? " Tanya Aurora.

"Aku tidak berharap bertemu dengannya lagi. " Kata Yuri marah tanpa sebab di depan Aurora.

"Iya maksut kamu siapa? " Aurora makin bertanya.

"Sudahlah,aku tidak berminat untuk mengingat wajahnya. " Ucap Yuri.

Yuri dan Aurora kembali makan di meja mereka dan sedangkan Du-ho juga Lee sudah hampir selesai makan lalu mereka kembali ke kantor.

Tanpa sengaja lagi, Du-ho melewati meja Yuri dan mereka berdua pun bertatap mata dengan tajam penuh amarah yang baru saja terjadi diantara mereka.

Lee sebagai teman Du-ho bengong melihat Du-ho sedangkan Aurora teman Yuri juga bengong melihat Yuri.

Keluar dari restoran, Lee bertanya kepada Du-ho.

"Ada apa? " Tanya Lee.

"Apa? " Du-ho balik bertanya.

"Tidak usah bohong, ada apa kamu dengan gadis tadi? " Tanya Lee lagi.

"Aahh, gadis gila itu. " Kata Du-ho memperlihatkan kalau dirinya tidak suka dengan sikap Yuri kepadanya.

"Ha?? Memangnya gadis itu gila? " Tanya Lee dengan sedikit percaya.

"Iya, sangat gila dan sepertinya dia harus di bawa ke rumah sakit jiwa. Hahaha. " Ucap Du-ho menertawakan Yuri dengan imajinasinya.

"Wuaah,, kamu sudah jatuh cinta ya? " Lee bertanya dengan bercanda.

"Tidak,, " Du-ho menjawab dengan pasti dan semakin emosi.

"Hahahaha, oke oke. " Lee mengalah kalau Du-ho sudah menjawab dengan nada tinggi.

Sampainya di kantor, Lee mulai kembali menjadi sebagai karyawan Du-ho. Dan Du-ho pun sudah siap kembali menjadi atasan Lee.

Banyak pekerjaan yang harus di kerjakan di kantor, pekerjaan untuk Lee juga sudah menumpuk.

"Wuaahh, sudah di depan kantor. Saatnya saya bersiap diri untuk menuruti perintah dari Pak Du-ho. " Ucap Lee.

"Hahaha, jangan seperti itu. Tapi memang harus begitu. " Du-ho juga hanya tertawa.

"Huh,, oh iya, terimakasih untuk traktiran siang ini. " Kata Lee sebagai teman Du-ho.

"Aku rasa setiap siang hari kamu selalu berkata seperti itu. " Du-ho berkata sambil meninggalkan Lee.

Du-ho langsung masuk ke dalam ruangannya dan Lee melanjutkan pekerjaannya. Setelah beberapa jam mereka bekerja, akhirnya jam pulang kerja pun tiba.

Du-ho pulang sendiri dengan menaiki mobil sedangkan Lee juga pulang sendiri dengan menaiki mobilnya juga.

Sebelum pulang, Du-ho mengingatkan seluruh karyawan kalau besok akan diadakan wawancara bagi calon karyawan baru di perusahaan.

"Ingat ya, besok akan ada wawancara untuk calon karyawan baru. " Kata Du-ho mengingatkan sebelum keluar kantor.

"Baik pak,, " Jawab seluruh karyawan.

Di tempat lain, Yuri sambil berjalan-jalan tiba-tiba melihat ada lowongan pekerjaan yang tertempel di dinding sebuah perusahaan. Yuri tidak mengetahui jika perusahaan tersebut milik Du-ho. Yang Yuri fikirkan hanya dia bisa mendapat pekerjaan untuk bisa membayar sewa rumah Yuri dan Aurora.

Yuri tidak ingin membebani Aurora walaupun sebenarnya Aurora tidak masalah dengan hal tersebut.

"Wuaah,ada lowongan pekerjaan di sini. " Kata Yuri karena melihat selembar kertas.

"Dimana? " Tanya Aurora.

"Di perusahaan ini, aku besok akan mencobanya siapa tahu aku bisa di terima. " Ucap Yuri dengan percaya diri.

"Iya, iya. Besok coba saja. Mau aku antar? " Aurora menawarkan diri.

"Tidak usah, aku sendiri saja. Kamu harus bekerja besok. " penolakan dari Yuri dengan halus.

Setelah selesai berjalan-jalan, Yuri dan Aurora kembali ke rumah, begitu juga dengan Du-ho yang selesai bekerja.