webnovel

Sifatnya bagaikan Gunung Es

Editor: Wave Literature

"Mana mungkin ada masalah dengan hubungan kami, mama tidak usah mengkhawatirkan kami." Begitu selesai berbicara, Dongfang Yu melihat Hai Xiaotang sekilas.

Hai Xiaotang ikut menimpali, "Benar, Ma, kami tidak apa-apa, mama tidak usah khawatir."

Namun He Meilian tidak beranggapan begitu, "Kalau memang benar tidak ada masalah, mengapa bisa tersebar kabar perceraian kalian?"

"Itu adalah rumor yang disebarkan orang lain." Jawab Dongfang Yu, suaranya rendah namun tegas. "Bukankah sudah dijelaskan kalau itu adalah berita bohong."

"Tetapi semakin kupikirkan, aku semakin merasa kalau berita itu benar. Kalian berdua jawablah dengan jujur, apa benar kalian mau bercerai?" He Meilian dengan cerdik menatap mata mereka berdua.

Mama Dongfang Yu adalah wanita yang sangat pandai dan tidak mudah dibodohi.

Untung saja Dongfang Yu lebih pintar darinya, ditambah lagi dia memiliki sifat yang dingin seperti gunung es, membuat emosinya tidak mudah ditebak.

Hai Xiaotang telah mengalami banyak sekali kesengsaraan di kehidupannya yang dulu, membuat dia bisa dengan mudah menyembunyikan emosinya.

"Itu tidak benar." Dongfang Yu memastikan.

"Mama, berita itu tidak benar." Hai Xiaotang juga ikut menambahi.

He Meilian memperhatikan mereka, lalu tertawa, "Baguslah kalau tidak benar. Ayo cepat makan."

"Jadi malam ini mama pulang saja, tidak usah menginap disini." Dongfang Yu berbicara dengan lugas tanpa rasa sungkan.

"Kenapa, apa mama tidak boleh tinggal disini dengan kalian?" He Meilian bertanya.

Dongfang Yu menjawab ringan, "Aku hanya tidak mau papa datang kemari mencarimu."

"Papamu juga setuju kalau aku tinggal di sini beberapa hari, mama sangat rindu dengan kalian, ingin menemani kalian beberapa hari." Tawa He Meilian yang terdengar mengandung sedikit kepuasan. "Kalian jangan harap bisa mengusirku, kalau tidak, berarti kalian sedang menyembunyikan sesuatu."

"Mama ingin tinggal berapapun lamanya juga tidak masalah, aku tidak keberatan." Hai Xiaotang cepat-cepat merubah sikapnya, dia memutuskan untuk mengalah agar tidak dicurigai lagi.

Dongfang Yu sambil makan berkata tanpa mendongakkan kepalanya, "Terserah Mama saja."

He Meilian tertawa puas, "Begitu baru benar. Yu, selesai makan nanti, kamu ikutlah denganku sebentar ke ruang baca."

Dongfang Yu tidak menjawab, anggap saja mengiyakan.

…..

Setelah selesai makan, sepasang ibu dan anak tersebut pergi ke ruang baca.

Ketika sudah tidak ada orang lain lagi selain mereka berdua, He Meilian langsung menanyai putranya, "Katakan, masalah kalian mau bercerai itu benar atau tidak?"

Dongfang Yu menjawab acuh, "Bukankah tadi aku sudah bilang kalau itu tidak benar."

"Nak, aku yang melahirkan dan membesarkanmu, mana mungkin aku tidak tahu apa yang ada di hatimu? Kamu pasti tidak sabar untuk segera bercerai dengan Xiaotang."

Dongfang Yu tidak menyanggahnya, "Kalau sudah tahu mengapa masih bertanya?"

He Meilian mengerutkan keningnya, "Jadi kamu benar-benar mau bercerai dengannya?"

"Tidak mengesampingkan kemungkinan itu di masa depan!"

"Yu, meskipun Xiaotang agak semaunya sendiri, tetapi dia sangat mencintaimu. Kenapa kamu tidak coba menerimanya?"

Dongfang Yu mencibir, "Aku tidak pernah menghargai barang yang diberikan dengan paksa kepadaku!"

"Kenapa kamu bicara begitu tentang Xiaotang?"

"Memangnya bukan seperti itu?"

He Meilian menghela napas lalu berkata, "Apa karena hal ini yang membuatmu selalu marah dan tidak mau menerima dia?"

"Apanya yang tidak menerima, bukankah aku sudah menikah dengannya."

"Tetapi kamu tidak menyukainya."

Dongfang Yu mulai tidak sabar, "Aku sudah mengalah dan untuk setuju menikahinya, apa kalian masih ingin mengatur perasaanku?"

He Meilian menghela napas, anak ini sebenarnya baik, hanya saja sifatnya terlalu dingin.

Begitu dinginnya bahkan sampai mereka sebagai orang tuanya pun tidak dapat memasuki hatinya.

Selain itu dia juga sangat keras, selalu mau memutuskan segala sesuatunya sendiri dan tidak pernah membiarkan orang lain mengaturnya.

He Meilian memperingatkannya, "Yu, kalau kamu marah kepada kami, jangan lampiaskan kemarahanmu kepada Xiaotang. Perlakukanlah dia dengan lebih baik. Aku merasa kalau cintanya kepadamu sudah banyak berkurang. Jangan sampai nanti dia tidak mencintaimu lagi baru kamu menyesal."