webnovel

Mau Cerai, Itu Tidak Mungkin!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Hai Xiaotang tidak ingin berdebat dengannya, "Sebenarnya kamu mau apa memanggilku kembali kemari?"

Dongfang Yu tidak berkata apa-apa, langsung mengambil telepon genggam, membuka sebuah pesan teks lalu melemparkannya kepadanya!

Hai Xiaotang bingung. Dia maju dua langkah dan mengambil telepon genggam yang terjatuh di atas tempat tidur, lalu melihat isi pesan teks itu.

Itu adalah pesan teks dari mama mertuanya, He Meilian.

Hai Xiaotang melihat Dongfang Yu dengan terkejut, "Mamamu sebentar lagi mau datang?"

Wajah Dongfang Yu tidak menunjukkan ekspresi apapun, "Nanti kalau dia sudah datang, lebih baik kau jangan berbuat macam-macam, kalau tidak aku tidak akan mengampunimu!"

"Dia tidak boleh tahu mengenai perceraian kita?"

Wajah Dongfang Yu dingin dan penuh ancaman.

Melihat wajahnya yang seperti itu, Hai Xiaotang pun mengerti, dia tidak boleh mengatakan apa-apa pada mama mertuanya.

"Siapapun juga tidak boleh tahu!" Mendadak Dongfang Yu memberi peringatan.

Hai Xiaotang dapat merasakan ancamannya.

Walaupun dia tidak mengerti mengapa mertuanya tidak boleh tahu, tetapi dia tetap menganggukkan kepalanya. "Kamu jangan khawatir, aku tidak akan memberitahu siapa pun."

Meskipun orang lain curiga kalau mereka mau bercerai, selama dia tidak mengakuinya, mereka pasti tidak akan benar-benar percaya.

Dan lagi semua orang tahu kalau dia sangat mencintai Dongfang Yu. Dia tidak mungkin bercerai dengannya…

Meskipun ragu-ragu, namun Hai Xiaotang masih berbicara lagi, "Boleh tidak kalau tanda tangan dulu, aku pasti tetap melanjutkan sandiwara kita, aku jamin."

Ujung bibir Dongfang Yu terangkat membentuk senyuman dingin, "Kau kira aku akan setuju melakukan perbuatan yang beresiko?"

Kalau sudah menandatangani surat cerai, dia tidak bisa lagi mengendalikan tindakan Hai Xiaotang.

"Tapi bukankah kamu yang bilang kalau hari ini mau tanda tangan surat cerai?"

Perlu diketahui bahwa sejak kemarin Hai Xiaotang sudah tidak sabar untuk bercerai, kalau tidak bisa bercerai hari ini, dia tentu akan sangat kecewa.

"Kita tanda tangan secara pribadi saja, tidak akan ada yang tahu. Aku akan tetap bekerja sama denganmu agar orang tuamu tidak tahu."

Tanda tangan, tanda tangan!

Dongfang Yu sekarang menjadi jijik setelah mendengar perkataan itu.

Beberapa hari ini ternyata Hai Xiaotang bukan hanya menggertak saja!

Dongfang Yu berbicara keras, "Tidak perlu kau ingatkan, aku juga akan tetap bercerai denganmu! Lakukan saja apa yang harus kau lakukan, tapi kalau kau mau cerai sekarang, itu tidak mungkin!"

"Kenapa?"

Dongfang Yu balik bertanya, "Bukannya kau bilang mau bekerja sama denganku? Beginikah sikapmu?"

"…" Hai Xiaotang terpaksa berkompromi. "Kalau begitu kapan kamu baru mau bercerai denganku? Kamu harus memberi batas waktu. Aku tidak bisa terus menunggu."

Dia takut kalau dia tidak punya kesabaran untuk menanti.

Urat di dahi Dongfang Yu berdenyut-denyut, tetapi dia masih menahan amarahnya.

"Bagiku bercerai bukanlah persoalan gampang, tunggu sampai semuanya siap, aku pasti akan menceraikanmu! Saat itu walaupun kau tidak mau juga tetap harus bercerai!"

Hai Xiaotang yakin, daripada dia, Dongfang Yu lebih tidak sabar lagi untuk bercerai.

Karena pernikahan yang salah ini dia yang memulai, maka sekarang dia hanya bisa bekerja sama dengannya.

Apa boleh buat kalau sekarang tidak bisa bercerai, dia harus bisa bertahan.

"Baiklah, aku akan mengikuti permainanmu. Kamu lakukan saja dengan tenang semua persiapanmu."

"Jangan melupakan perkataanmu hari ini!"

"Tidak akan. Kamu juga jangan melupakan perkataanmu hari ini."

Dongfang Yu mencibir, "Kau kira aku akan menyesal? Lucu sekali! Jangan sampai kau yang menyesal saja!"

Hai Xiaotang menggelengkan kepalanya kuat-kuat, "Tidak akan, aku pasti tidak akan menyesal. Aku bersumpah!"

Nadi di dahi Dongfang Yu lagi-lagi berdenyut, "Keluar, jangan ganggu istirahatku!"

Hai Xiaotang berdiri tak bergerak, "Aku nanti tidur di kamar yang mana?"

Dongfang Yu memejamkan matanya, "Masalah konyol seperti ini saja masih kau tanyakan padaku?"

Next chapter