webnovel

Menghabiskan Waktu

Aku menatap wajahku dicermin, ku perhatikan dengan seksama, sepertinya memarnya sudah mulai hilang hanya sisa luka-luka goresan kecil yang tersisa, kubasuh wajahku dengan air mengalir hingga air itu turun dari wajahku sampai leherku.

Aku baru menyadari jika rambutku sudah mulai panjang, poninya sampai menutupi mataku aku membasuh rambutku hingga basah dan menyisirnya kebelakang, kulihat ada luka lagi di jidatku namun hanya goresan seperti sebuah cakaran, Hyunggu benar-benar menghabisi kakaknya sendiri.

Tiba-tiba saja pintu kamar mandi terbuka lebar menampakkan gadis dengan rambut yang berantakan masih menggunakan piyama putih bermotif bunga daisy matanya membulat melihatku yang bertelanjang dada.

Ia tampak kaget "maaf aku tidak tahu kau didalam" setelah mengucapkan itu dengan terbata-bata ia langsung membalikkan badannya dan kembali menutup pintunya.

Dari luar aku mendengarnya berbicara tak karuan, sepertinya ia belum terbiasa melihatku ada disini tepatnya Seunghee masih menganggap dirinya hidup sendiri di rumah ini.

Alasan mengapa ia hidup sendiri adalah setelah ibunya ditemukan meninggal di sungai yang hanya berjarak 200 m dari Universitas Chungdam tempatnya berkuliah, Seunghee memutuskan untuk berpisah rumah dengan ayahnya setelah Seunghee tahu jika ayahnya ingin menikah lagi setelah 3 bulan ibunya wafat.

Seunghee marah,ia baru sadar jika dari dulu ayahnya telah bermain cantik dengan seorang wanita muda yang kiranya hanya terpaut 5 tahun dari dirinya, sedangkan aku, aku mengetahuinya lebih dulu bahkan sebelum kami membunuh ibunya.

Ayahnya menyetujui keputusan Seunghee, Seunghee bercerita padaku jika inilah jalan terbaiknya, gadis itu juga bilang jika ada orang jahat selama beberapa tahun belakangan ini terus mengincar keluarganya makanya ia pindah dari rumah itu berniat untuk bersembunyi dan menenangkan dirinya sendiri.

Aku tersenyum kecut, bukankah itu hanyalah ide buruk dan malah membuatnya makin dalam bahaya apalagi ia hanya tinggal sendirian seperti ini.

Aku keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan diriku, tatapan kami tiba-tiba saja bertemu aku sedikit kaget ketika kulihat ia memeriksa tas berwarna hitam yang kubawa kemarin.

"Apa yang kau cari?" tanyaku.

"Memangnya apa yang kau pikirkan, kau bilang aku mencari sesuatu?" gadis itu malah kembali bertanya padaku.

Aku menyelidik, aku mendekat padanya dan berjongkok mengsejajarkan tubuhku dengannya , aku tersenyum dengan susah payah "Aku tidak memikirkan sesuatu yang buruk kok".

"Maaf jika aku lancang, aku hanya ingin memperbaiki dan melipat pakaianmu" ujarnya.

"Apa kau tidak lelah, aku yang menumpang disini seharusnya aku yang membantu bersih-bersih" kataku.

Ia tersenyum seraya bangkit berjalan untuk menyimpan lipatan-lipatan bajuku tadi disebuah lemari kecil berwarna putih "Kaukan masih lemah, jangan khawatir aku tidak keberatan kok jika membantumu" ucapnya.

Aku ikut bangkit dan mengikutinya kelemari itu,ia menyimpannya dengan rapi satu per satu,aku juga membantunya memberikan celana atau jaket yang sudah ia lipat tadi.

"Kau gadis baik" ucapku pelan.

Setelah mendengarku mengatakan itu, entah mengapa ia malah menjatuhkan jaket hitam yang tadinya kuberikan padanya, dengan sigap aku menangkap jaket itu sebelum jatuh ke lantai namun ternyata tangannya juga ada disana hingga tangan kami pun bersentuhan.

"...." .

Mata kami sekali lagi kembali bertemu, ada kilatan sekilas dimata indahnya jika dilihat lebih intens lagi Seunghee sangat cantik, matanya bulat, hidungnya mancung, pipinya tirus dan bibirnya merah cherry, aku melepaskan tanganku darinya dengan cepat.

"Seharusnya akulah yang minta maaf, tadi aku sedikit pusing" ucapnya.

Ia kembali menyimpan jaket itu di lemari tadi dan kemudian ia menghela napasnya panjang "Aku ingin menonton film, kau suka nonton film juga?" tanyanya sambil berjalan kearah TV, mengambil remote dan menyalahkan TV-nya.

Aku kembali mengikutinya dan duduk disampingnya, " Aku tidak pernah nonton selama ini, sudah lama sekali aku tidak menyentuh yang namanya TV" jujurku.

Ia terkejut "Kau serius?".

Aku mengangguk pelan, ia terdiam sebentar dan kemudian menghadapku ,menatapku dengan semangatnya " Kalau begitu mari kita menonton film horor atau pembunuhan" ia memeriksa laci kecil disana dan menunjukkanku beberapa kaset film horornya.

Ia sangat bersemangat mengajakku menonton, akupun menuruti kemauannya saja meski sebenarnya aku menganggap menonton hanyalah membuang-buang waktu dan hanya untuk membodohi orang-orang seperti dirinya.

Baiklah kita ikuti saja permainannya.

Setelah bingung memilih beberapa kaset akhirnya ia menjatuhkan pilihannya pada film tahun 1991 berjudul Silence Of The Lambs yang bercerita tentang Agen FBI yang masih magang diperintahkan untuk mewawancarai seorang dokter psikiater sekaligus seorang pembunuh dan psikopat untuk menangkap seorang pembunuh berantai yang telah memakan banyak korban.

Film yang benar-benar bagus namun aku tidak yakin jika otak gadis itu bisa sampai dalam cerita atau tidak mengingat ceritanya begitu berat.

Beberapa adegan pembunuhan membuatnya menutup matanya, aku tahu mentalnya tidak cukup untuk menonton film ini namun ia tetap memaksakannya.

Aku tersenyum sambil memperhatikannya,dia sungguh menggemaskan.

"Adegannya sudah berakhir" ucapku.

"Benarkah?" Ia kembali mengintip disela-sela jarinya namun yang ia lihat selanjutnya adalah seorang mayat polisi yang digantung setelah dokter psikopat itu kabur dari penjara.

Seunghee benar-benar histeris dan langsung memukulku pelan karena aku berhasil membodohinya "Yakk..! Kau membohongiku" kesalnya.

Sepanjang film berlangsung aku menikmati moment-nya tepatnya aku terhibur dengan kelakuan konyol gadis disampingku ini,aku juga banyak menjelaskan tentang film itu yang tidak ia pahami atau lebih tepatnya otaknya tidak sampai disitu,sudah kuduga filmnya terlalu berat untuk seorang Oh Seunghee yang polos.

Setelah filmnya selesai ia memberikanku cola dan beberapa cemilan yang sudah ia beli kemarin "kenapa kau tidak takut sama sekali soal film kejam seperti itu?" Tanyanya sambil membuka kaleng minumannya.

Aku meliriknya sebentar "karena aku sering melakukannya" batinku.

"Aku lebih takut film hantu" jawabku asal.

Ia mengangguk mengerti "kalau begitu lain kali kita harus menonton film hantu" ujarnya.

Sebenarnya aku tidak takut apapun,namun ada yang paling aku benci yaitu menonton film romantis atau film-film keluarga yang bahagia,aku benci melihat orang lain bahagia entah kenapa tapi rasanya aku muak melihatnya.

Tiba-tiba saja handphone Seunghee yang berada di meja berdering menandakan ada yang menelpon.

Gadis itu dengan cepat berdiri untuk mengambil handphone-nya, aku masih memperhatikan gerak-geriknya.

Wajahnya berubah setelah menerima telpon itu,wajahnya menegang pasti ada sesuatu yang telah terjadi.

"Wanita itu tidak pulang kerumah sudah 3 hari, ayah sudah menelponnya atau mencari kerumah orang tuanya?" Tanya Seunghee terdengar jelas ditelingaku.

"Lalu kenapa ayah menelponku?" Tanyanya lagi.

"Aku tidak mungkin melakukan hal sekejam itu ayah,memang benar aku membenci istri baru ayah tapi mana mungkin aku menculiknya,ayah gila!" Kesalnya.

Seunghee langsung menutup telponnya secara sepihak bisa dilihat jika ia sedang emosi setelah dituduh yang tidak-tidak oleh ayahnya.

Apa Hyunggu ada dibalik semua ini?.