webnovel

Blood Princess Dreamer

Aria adalah siswa yang baru lulus SMA tetapi gagal masuk universistas. Selama dia hidup dia selalu bermimpi aneh menjadi sosok Princess of Vampire yang memiliki kehidupan berbeda dengan dunia nyatanya. Dia yang selalu berpikir itu adalah mimpi, selalu berpikir bahwa itu hanya khayalan belaka. Tidak pernah di bayangkan itu nyata, tetapi pena takdir tidak menulis bahwa kehidupan adalah kehidupan manusia biasa. Ketika Malam dia diserang oleh mahluk mengerikan dan hampir terbunuh, tetapi saat itu dia membangkitkan kekuatan yang sama versi layaknya kekuatan dari mimpi tersebut. Dia Kemudian bertanya keras pada dirinya. Mimpi itu apa? kenapa diriku bisa menggunakan kekuatan itu, Apa yang terjadi pada diriku, siapa yang ada di dalam mimpiku itu. Mahluk apa Diriku ini?

kerty_Oicu · Fantasy
Not enough ratings
11 Chs

1. Malam Permulaan

Sekarang adalah hari cerah dan langit malam begitu indah. Benar langit hitam dan sinar bulan begitu cerah, mataku bisa melihat begitu mengkilapnya bintang dan cahaya bulan yang menyentuh kulit ku.

"Hari ini beneran malam yang indah."

Ucapku yang sedang duduk menikmati minuman botol bertuliskan fanta, tidak salah lagi aku merasa menjadi sangat keren dalam posisi ini. Aku juga mengacungkan kaleng itu ke langit dan sinar bulan.

Mataku langsung melihat bulan yang memerah, dan langit yang ikut memerah juga. pemandangan itu terlihat sangat tidak asing. Bukan tidak asing lagi sih, itu adalah pemandangan yang sangat sering ku lihat.

"Itu beneran bukan mimpikan."

Aku seorang Pria bernama Aria Jayanta , yang baru saja lulus sekolah SMA sedang mencari universitas berharap pada tahun ini bisa masuk pada universitas. Ahh tetapi tes pada saat kelulusan aku gagal dan malah tidak berhasil masuk manapun, padahal aku yakin bukan anak bodoh.

"Kenapa bisa jatuh sih?"

Aku langsung tertunduk meratapi nasibku. Apakah aku harus lebih berusaha lagi, selama SMA aku masuk dalam 10 besar terbaik di kelas, dan aku juga memiliki nilai baik di raport. Aku seharusnya menyiapkan universitas yang ada di bawah untuk jaring pengaman.

Alasan aku yang bisa katakan adalah mimpi itu. Benar pada saat ujian, lebih tepatnya saat pagi hari aku bermimpi sesuatu yang tidak masuk akal. Benar-benar mimpi seperti diriku akan mati saat itu juga. Jika hanya mimpi biasa mungkin tidak membuat ku terpengaruh, tetapi aku selalu mengalami mimpi aneh.

Setiap Malam, ketika tertidur, dan saat aku bermimpi. Diriku selalu bermimpi menjadi sosok yang sangat berbeda dengan diriku. Sosok lain yang tidka ku kenal, sosok berambut putih perak layaknya sinar bulan dengan mata Merah penuh layaknya darah, memiliki taring yang khusus untuk menghisap darah.

"Itu beneran mimpi kan?"

Itu yang kupikirkan dulu, lebih tepatnya saat berumur SD, tetapi seiring waktu aku semakin yakin kalau itu bukan mimpi biasa. Aku yakin adalah sesuatu yang tidak bisa dialami oleh orang biasa.

"Sihir, kekuatan, Vampire, monster."

Apa itu, setiap diriku tertidur selalu bermimpi menjadi sosok putri kecil yang bertubuh mungil. Aku hidup disana layaknya bangsawan.

"Ahhh. Tidak bagus ku pikirkan begitu dalam."

Aku bangkit dari rasa keterpurukan dan berusaha bangkit melihat langit malam. Benar itu hanya mimpi semata, dan bukan hal nyata sedikit pun. Aku harus kuat, jangan jadi peng-halu bisa menggunakan sihir.

Ketika diriku berjalan untuk pulang ke rumah, atau lebih tepatnya kost ku karena aku berusaha hidup sendiri sejak aku SMA kelas 3 dan bisa fokus belajar karena ini. Tetapi hasilnya nihil.

Mata ku langsung terpaku melihat sosok yang berbentuk manusia tetapi kepalanya layaknya buaya tanpa sisik, kemudian kedua tangan yang jauh lebih besar dari lengan manusia dan hanya memiliki tiga jari setiap jari itu memiliki cakar.

"Menunduk!!"

Setelah mendengar suara itu, aku dengan segera menunduk dan seketika sesosok gadis dengan rambut perak panjang melewati dia menggunakan sebuah pedang dan membelah kepala monster tersebut.

Semua pemandangan langsung berlumuran cairan merah. Tidak salah lagi itu adalah darah dari monster yang baru saja di belah kepalanya.

"Lapor terdapat warga terlibat. Sebaiknya kalian panggilkan tim evakuasi."

Dia berbicara menggunakan alat komunikasi jarak jauh.

Tetapi setalah percakapan entah dengan siapa. Diriku merasakan ini belum berakhir dan langsung melihat sekitar.

Mereka tidak hanya satu, kita dikepung. Melihat seluruh pojok gang di kepung oleh monster yang memiliki bentuk yang sama.Tatapan mereka yang bercahaya layaknya kucing membuat mata ku langsung tahu, tetapi aura mereka memang tidak terasa. Mereka seperti menunggu dari tadi untuk momen, tetapi aku tidak tahu kenapa.

Aku merasa begitu tenang, apa yang terjadi dengan diriku.

Mata langsung melihat salah satu dari mereka yang melemparkan sesuatu, itu sebuah tombak, dan itu mengarah pada gadis tadi yang baru saja menolongku.

"AWAS?"

Melompat dengan segala tenaga dan mendorong gadis tadi untuk menghindari tombak dari monster tersebut.

Sial kurang cepat, lengan kanan ku tergores cukup dalam. Ini sangat sakit, berarti ini bukan mimpi, tetapi aku tetap bisa tenang.

"Apa? Mereka tidak bergerak sendiri-sendiri."

Ketika serangan tadi gagal, seperti mereka menunjukan diri. Tidak salah lagi memang mereka monster yang sama yang baru saja di bunuh. Tetapi mereka menggunakan senjata, ada yang pedang, tombak, perisai, dan kapak.

"Sial. Apa-apain jumlah ini?"

"Mereka ada sekitar 12."

"Apa? dari mana kau tahu?"

"Aku menghitungnya dari tadi."

"Ahhh, kau sudah sadar sejak awal, kenapa tidak beri tahu dari tadi?"

"Karena masih ragu ini beneran nyata atau bukan."

Kami sempat cekcok, dan itu malah membuat salah satu dari monster itu langsung menyerang ku.

Tetapi Gadis tadi langsung menahan serangan tadi. Sial aku selamat aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi aku yakin ini bukan halusinasi dan mimpi. Monster itu beneran nyata, tidak salah itu nyata dan gadis di depan ku beneran melindungi ku.

Rambut Perak, dan mata dia merah layaknya darah. Kemudian aku ingat sensasi dingin pada kulitnya. Sensasi dingin yang tidak asing, tetapi apa benar, itu hanya mimpi kan.

"Sial monster terlalu banyak, aku tidak bisa melawan semua sekaligus jika harus sambil menjaga korban."

Kenapa diriku masih bisa tenang di keadaan abnormal ini. Aku tetap bisa berpikir jernih, padahal nyawaku bisa terancam kapan saja.

Aku yang laki hanya diam melihat gadis perak tersebut menahan tiap serangan yang mengarah padaku. Dia memang berhasil memotong beberapa dan sekarang tersisa 10, tetapi jumlah mereka adalah masalah utama dan keberadaan diriku yang beban.

Pemandangan menjadi penuh darah ketika gang lorong ini tercium aroma darah dari monster tersebut. Tidak salah lagi aku merasa tenang dalam keadaan ini, seperti diriku pernah mengalami yang lebih buruk.

Aku seperti pernah membunuh.

"Datanglah Roseblood Blade."

Aku yang tetap diam dan melihat keadaan merasa tenang dan tidak bergetar sedikitpun. Aku seperti akan bisa lepas dari kekacauan ini, jika aku tahu apa yang terjadi dengan cepat aku pasti bisa menyelesaikan masalah ini.

Ketika aku memikirkan itu, terlihat sebuah energi terlihat mengalir mengitari gadis tersebut. Energi yang seperti aura yang berbentuk cairan berwarna merah, dan tidak tersentuh layaknya udara muncul mengelilingi tangan dia.

"Sial. Aku harus bisa bertahan dari sini."

Kekuatan dia terlihat langsung meningkat pesat, setengah dari monster tersebut musnah.

Hebat dia bisa mengalah monster tadi begitu cepat. Ditambah lagi aku seperti tahu energi yang mengalir dari tadi. Di mimpiku itu disebut Mana layaknya sebuah game, tidak salah lagi itu semacam energi itu.

Monster tadi langsung gemetar melihat setengah dari kawan-kawannya meninggal.

"Aku sebenarnya tidak mau menggunakan ini. Tetapi kalian yang memaksa."

Di pinggang dia terlihat sebuah sayap kelelawar. Tidak salah dia sosok yang disebut Vampire sama seperti diriku saat bermimpi. Tunggu aku merasakan sesuatu yang tidak mengenakan.

Dari bayang-bayang kegelapan terlihat mahluk lain mendekati. Ketika sinar bulan menyinari itu. terlihat jelas kalau itu makhluk yang sama, tetapi dengan armor besi dan sebuah pedang yang mengkilap, pedang itu jauh lebih berharga dari pedang atau senjata lain yang digunakan.

"Cih…"

Ketika gadis itu berdecik, monster tadi melompat dengan kecepatan penuh. Sebuah ayunan langsung di arahkan pada gadis tersebut. Sang Gadis memang berhasil menahan, tetapi dia terpental ke tembok pagar.

"AUHHHKK."

Ini bukan Mimpi, dan monster-monster itu nyata. Jangan bilang yang ada di mimpi itu bisa ku lakukan. Itu hanya mimpi kan, tidak jika itu hanya mimpi mana mungkin mimpi yang berkelanjutan selama bertahun-tahun, Aku sekarang harus yakin dan bisa melakukan apa yang terjadi di dalam mimpi.

"Apa yang kau lakukan disana. Cepat Lari."