Mata Sean langsung berubah merah ketika mendengar Emanuel berkata seperti itu. Benar-benar menakutkan padahal biasanya mereka sering bersenda gurau tentang Quiena, namun kini Emanuel menyadari jika rasa cemburu di dalam diri Sean telah bersatu dengan jiwa kegelapan.
Dalam sekejap tangan Sean sudah berpindah ke leher Emanuel hingga membuat Emanuel was-was sampai ia begitu khawatir dengan apa yang akan dilakukan oleh Sean.
"Sean! Sadarlah ini aku, Emanuel! Kau tidak bisa membunuhku!" Emanuel mencoba melawan hingga membuat Sean Kingston akhirnya melepaskan tangan di leher itu. Dengan kekuatan yang dimilik Emanuel membuat Sean kembali sadar.
Membuat nafas Emanuel terengah-engah ketika lehernya telah dilepas, sampai membuat batinnya berkata. 'Untung saja Sean belum sepenuhnya berubah menjadi iblis, jika tidak bisa-bisa nyawaku terancam. Tapi, kenapa Sean tidak bisa mengontrol dirinya? Apa kekuatan kegelapan telah menguasai seluruh jiwanya?'
Emanuel masih menatap Sean sembari batinnya terus berbicara. Temannya itu kini telah kembali seperti semula. Bahkan Sean tidak mengingat dengan apa yang telah ia lakukan.
"Hey! Kenapa kamu terus menatapku tajam?" tanya Sean dalam kebingungan.
"Aku? Tidak ada. Sebaiknya aku pergi saja, Sean." Dengan cepat Emanuel pergi dari tempat itu.
Berbeda dengan Sean, yang hanya bisa menatap kepergian dari Emanuel dalam kebingungan. Ketika dirinya berubah tak ada yang akan ia ingat karena semua jiwanya telah dikuasi oleh kegelapan. Ingatannya hanya akan kembali lagi sebelum ia berubah. Hal itu membuat Sean ingat dengan Quiena yang tadi ia lihat sedang menangis.
"Ya ampun! Quiena tadi nangis, tapi apa yang harus aku lakukan? Jika aku menenangkan dia, sama saja dengan aku sedang mencoba memberikan harapan untuknya. Tapi, apalagi yang harus aku lakukan sekarang?" Membuat dirinya mondar-mandir ketika mencoba berpikir.
Akhirnya, Sean memutuskan untuk mendatangi kerajaan iblis setelah ia berpikir terlalu keras. Langkahnya yang cepat agar tidak dilihat oleh Emanuel, sampai akhirnya ia tiba di sebuah ruangan gelap gulita. Bersemedi di dalam ruangan itu sampai akhirnya sosok Iblis buruk rupa akhirnya tiba di hadapannya. Iblis itu adalah pengawal dari kerajaan Lucifer yang diutus untuk menjemput Sean ketika Sean ingin datang ke sana. Walaupun ia bisa datang seorang diri, namun kali ini ia ingin lebih cepat.
Tiba di kerajaan iblis, benar-benar membuat Sean tercengang bahkan kerajaannya begitu berbeda ketika ia berada di dalam istana vampir sebelumnya. Meskipun ada rasa takut, namun Sean mencoba tetap tenang sambil terus waspada jika ada bahaya yang datang tiba-tiba.
Di saat yang bersamaan, seorang wanita cantik berkulit putih berada di samping kirinya sedang menatap Sean. Wanita itu memakai pakaian menyeramkan meskipun ia terlihat menggoda, namun Sean sama sekali tidak tertarik walaupun tubuh wanita itu sangatlah indah jika di lewatkan. Sean tahu jika ia sedang bertemu dengan Putri Helena, dari kerajaan iblis.
Wanita itu mendekatinya, bahkan menyentuh dada bidang miliknya. Sean masih berdiri dalam diam, ia hanya mengamati sejauh apa yang akan dilakukan oleh wanita itu. Namun, di saat tahu bahwa wanita itu akan menyentuhnya lebih jauh dengan cepat Sean mendorong tubuh Helena hingga membuat Helena terpeleset, dan untung saja tidak terjatuh.
Hal itu membuat Helena kesal sekaligus malu apalagi ada dua orang pelayan yang tidak sengaja melihat kearahnya. Sampai membuat matanya menatap tajam kearah dua pelayan yang sedang menahan tawanya. Hingga membuat dua pelayan itu pergi karena rasa takut. Namun, Helena tidak menyerah, ia kembali mendekat meskipun tidak menyentuh Sean secara intens.
"Um, Sean Kingston, raja selanjutnya penguasa iblis. Ada apa gerangan Tuan datang kemari?" tanya Helena dengan suaranya yang lembut.
"Aku ingin bertemu dengan Daddy. Jadi, katakan di mana Raja Lucifer berada?" Tak ada senyuman yang terlukis di wajah Sean sedikitpun, tatapannya datar meskipun senyum Helena terus mencoba untuk menggoda.
"Raja Lucifer sedang tidak ada di istana, Sean. Jadi, tunggulah satu malam di sini bersama denganku," sahut Helena sambil mengigit bibir bawahnya. Matanya satu seperti sedang menahan gejolak dalam dirinya karena melihat ketampanan dan keperkasaan tubuh Sean.
"Aku tidak ingin basa-basi." Dengan raut wajah yang datar Sean menjawab dan melangkah pergi dari hadapan Helena tanpa berpamitan.
Hal itu membuat Helena senang dengan kedatangan dari Sean, ia bahkan sudah meminta penyihir untuk meramal jika di suatu hari ia akan bertemu dengan Sean. Membuat Helena tersenyum dan melangkah mengikuti jalannya Sean dari belakang.
Sean terus berjalan ke depan sembari terus melihat semua peralatan yang ada di dalam istana iblis. Saat jalannya tidak sengaja menendang sebuah vas bunga membuat Sean terkejut hingga ia menyadari bahwa di saat itu seorang iblis dengan bertubuh besar sedang berdiri di samping kanannya. Begitu terlihat kekuasaan dari iblis Lucifer apalagi satu tongkat yang berada tangan kirinya.
Sean menelan ludahnya di saat pertama kalinya dia melihat Lucifer dengan sangat jelas dan begitu dekat. Jika sebelumnya dia selalu melihat di dalam kegelapan hingga pemandangan itu tidak begitu jelas. Lucifer tersenyum ketika melihat anaknya kini sedang mencari dirinya.
"Anakku, kamu akhirnya datang ke rumahmu ini. Kemari lah, apa kamu merindukan rumahmu ini sehingga kamu datang sebelum waktunya." Berjalan mendekat kearah Sean hingga membuat Sean mundur beberapa langkah.
Wujud Sean yang masih menjadi seorang manusia membuat dia memiliki rasa takut ketika melihat sosok menyeramkan di depannya itu. Ia bahkan tidak menyangka jika dirinya yang dulu vampir hanya sebagai percobaan. Namun, ia masih belum paham caranya berubah menjadi wujud aslinya sesuai keinginannya sendiri.
"Jangan mendekat!"
"Kenapa, Nak? Kamu takut dengan keluargamu sendiri? Dan kenalkan di belakangmu sekarang adalah Putri Helena, calon istrimu," ucap Lucifer sembari tersenyum.
"Apa?! Calon istri?"
"Ya, dia calon istrimu, nak. Jadi kenapa kamu harus terkejut? Ayolah Helena, berikan hormatmu kepada calon suamimu ini."
Helena pun menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan dari Lucifer. Lalu Helena berjalan ke depan Sean dan langsung memeluk pria itu dengan tiba-tiba. Membuat Sean kebingungan dengan apa yang sedang terjadi. Apalagi dia begitu tidak mengerti dengan apa yang sedang di rencanakan oleh Lucifer kepada dirinya. Pelukan itu pun dengan cepat Sean lepaskan.
"Apalagi ini? Kenapa tiba-tiba aku memiliki calon istrimu? Aku sudah memiliki istri, dan istriku tetap Quiena." Sean mencoba bersikeras dengan keyakinannya.
Lucifer langsung bangkit dan berjalan mendekat kearah Sean. Tongkat yang berada di tangan kiri itu dengan cepat mengarah kearah Sean hingga membuat dia terjatuh, dan saat itu Helena mencoba menolong.
"Ingatlah siapa dirimu sebenarnya, Sean. Kau bukan dari kaum manusia ataupun vampir. Meskipun kamu-"