webnovel

Black Hole Cavalry

Jopardi adalah seorang pria yang merupakan seorang keturunan dari keluarga militer. Dia memiliki sebuah kemampuan yaitu melintasi lubang hitam tanpa harus menggunakan alat khusus. Awalnya dia tidak menyangka bahwa dari sekian banyak kandidat yang di ikut sertakan untuk mengikuti test hanya dialah yang bisa lolos melintasi sebuah objek yang bernama lubang hitam tersebut. Kehidupannya berubah drastis ketika dia sudah mulai dengan percobaan-percobaan yang di lakukan oleh sebuah organisasi yang bernama Cavalry. Bahkan dia harus berpisah dengan keluarganya demi menjaga keluarganya agar tetap aman. Kontroversi demi kontroversi yang mencuat membuat Jopardi seakan tidak mengerti kehidupan apa yang sedang dia jalani saat ini. Dia pun dihadapkan dengan sebuah tanggung jawab yang begitu besar. Yaitu menyelamatkan masa depan. Dia mendapatkan sebuah misi untuk melakukan percobaan melintasi lubang hitam melalui sebuah portal. Jopardi banyak dihadapkan dengan kejadian yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Akankah Jopardi bisa memikul beban besar yang berada di hadapannya saat ini? Dan apakah kehidupan cintanya dengan seorang wanita bernama Juni akan bisa berakhir dengan bahagia?

simmersunshine07 · Fantasy
Not enough ratings
385 Chs

Kekhawatiran

Saat aku sedang di dalam sebuah ruangan kamar dan berdua saja dengan Juni. aku pun merasa canggung. dalam suasana yang hening, tiba-tiba saja Juni menyuruh ku untuk melepas pakaian ku. aku pun tercengang. bagaimana mungkin Juni dengan mudah nya berkata bahwa aku harus melepas pakaian ku padahal sebelum nya kapten Santoso berkata bahwa di ruangan tersebut ada cctv yang terpasang.

" Mas, tolong buka bajumu. " ucap Juni kepada Jopardi sehingga membuatnya terkejut mendengar apa yang Juni ucapkan saat itu.

Didalam pikiranku aku bertanya apakah secepat ini prosesnya? tapi banyak tahap yang belum aku lewati dengannya. seperti bertemu dengan orang tuanya atau mengenalnya lebih jauh lagi. apakah mungkin Juni akan mengajakku tidur dengannya?

aku kemudian memberanikan diri bertanya kepada Juni. " untuk apa? mengapa aku harus membuka bajuku? " tanya ku kepada juni. dengan wajahnya yang sangat menenangkan hati serta sedikit bingung Juni membalas pertanyaanku dengan suaranya yang lembut. " kamu mendengar perkataan kapten tadi kan? aku hanya akan melakukan pemeriksaan terhadap dirimu. memang apa yang kau pikirkan? ". kata Juni.

Aku pun tersipu malu mendengar perkataan Juni tadi. aku pun membuka bajuku perlahan dan meletakan baju yang aku kenakan tadi di meja disamping tempat tidurku, dan aku melihat juni kembali dan dia segera merespon. saat melihat aku sudah bertelanjang dada, Juni menyuruhku untuk berbaring.

" Baik mas Jo,sekarang berbaring di tempat tidurmu. " kata juni kepadaku sambil mengeluarkan beberapa alat dari dalam tas yang dia bawa. kemudian dia mulai meletakkan beberapa alat ditubuhku dan menyambungkannya ke komputer nya. dia sedikit melirik ku beberapa kali sehingga membuat ku semakin tersipu malu.

" Baiklah Mas, semuanya normal. oh iya boleh aku bertanya mengapa ada bekas luka besar di dekat perutmu? " ucap Juni. Aku pun menjawabnya dan menjelaskan kejadian saat aku mendapat luka ini dimasa depan. dan karena hari itu sudah semakin larut, aku pun berinisiatif untuk mengajak juni tidur.

" Juni, ayo kita tidur. aku sudah sangat lelah hari ini. " kata ku kepada Juni. aku begitu merasa sangat lelah di malam itu. mungkin karena perjalanan yang panjang dan aku juga belum sempat tidur dari kemarin tiba. sebelum aku tertidur, aku sempat ingin menonton televisi. aku pun memutar saluran berita saat itu. dan saat itu juga dikabarkan bahwa telah terjadi serangan dahsyat yang dilakukan oleh pemberontak di papua dan mengakibatkan ledak besar yang terjadi di sekitar bandara Mopah, dan saat ini korban masih belum diidentifikasi.

aku pun memikirkan tentang perkataan kapten. bahwa kejadian itu nantinya yang akan digunakan untuk memalsukan kematian ku. " kasihan sekali ayah dan ibu ku apabila mengetahui kejadian ini. " tanpa sadar kata ini terucap dari mulut ku. dan Juni yang saat itu melihatku seraya berkata " Mas Jo, tenang saja ibu dan ayah Mas Jo sudah aku beritahukan kejadian yang sebenarnya. dan aku sudah menjelaskan apa yang harus mereka lakukan untuk memalsukan kematian mu. " dengan tenang juni menjelaskan ini kepadaku. lalu, tidak lama kemudian aku pun tertidur.