webnovel

Bantu Menjelaskan

"Papah berangkat ya"

"Hati-hati"

Tio mencium kening dua wanita di hadapannya, pagi ini Tio harus ke kantor lebih awal dari biasanya.

"Papah, pulangnya belikan aku martabak manis"

"Ok"

Aileen tersenyum, Tio lantas pergi meninggalkan keduanya.

Aileen dan Karin kembali masuk rumah, sahabat Aileen juga sudah pergi menuju kesibukannya masing-masing.

Kini hanya tinggal Aileen dan Karin saja di rumah, tidak ada kesibukan mereka hari ini, jadi mereka bisa santai saja menjalani harinya.

"Aileen, mamah mau bicara"

"Bicara apa ?"

"Ini tentang Rara dan Nio"

Aileen mengernyit dan menoleh, di waktu sepagi ini, Karin sudah mengatakan apa yang membuat Aileen kesal.

"Aileen"

"Gak ada yang perlu dibicarakan lagi mamah, Aileen gak mau ah"

"Jangan gitu, kamu dengar dulu ya"

"Enggak, Aileen mau antar cucian aja ke Laundry, baju Aileen sudah kotor semuanya"

"Tidak masalah, biar nanti bibi yang cuci"

"Enggak ah"

"Aileen"

"Mamah"

Karin terdiam menatap Aileen, begitu juga sebaliknya.

Aileen menghembuskan nafasnya pasrah, dari pada membuat Karin marah apa lagi kecewa.

"Ya udah mau bicara apa memangnya, kenapa dengan mereka berdua"

Karin tersenyum dan mengajak Aileen untuk duduk, agar bisa bicara dengan lebih tenang lagi.

"Apa yang kamu bicarakan sama mereka semalam ?"

"Tidak ada, Aileen tidak bicara apa pun, hanya bertanya dari mana mereka tahu alamat rumah ini"

"Lalu"

"Udah itu aja, mereka juga langsung pamit"

"Kamu jutek gitu sih, tamu kan jadi gak betah"

"Lagian udah malam ngapain bertamu, gak sopan juga kali gimana kalau yang punya rumah udah tidur, kan mengganggu"

Karin menggeleng, sejak memiliki pemikiran dan mengerti banyak hal.

Aileen memang jadi cenderung acuh dengan hal-hal yang menurutnya tidak penting, tanpa peduli meski menurut orang lain itu penting, Aileen akan bersikap sesuat perasaan dan fikirannya saja.

"Kenapa sih memangnya, mereka mau nikah, mamah dikasih undangan ?"

"Bukan"

"Terus apa dong yang mau dibicarakan"

"Kamu baikan ya sama mereka"

"Kan memang sudah baikan"

"Tapi kamu masih cuek aja"

"Biarkan saja, mereka juga sudah tidak membutuhkan Aileen lagi, mereka kan punya kehidupan sendiri sekarang"

"Jangan gitu dong, kamu jahat kalau gitu"

Aileen terdiam, kenapa justru Aileen yang dibilang jahat, padahal Karin sudah tahu alasan kemarahan Aileen pada mereka berdua.

"Baikan ya, kalian bersama lagi, mereka masih menginginkan kebersamaan itu sama kamu sayang"

"Aileen sudah punya Marsya, Putri, Nadya, Indri, dan sekarang sudah ada Rasya, mereka udah cukup kok"

"Tapi sekarang Rara dan Nio telah kembali, mereka datang untuk kamu"

"Datang kemana ?"

"Ya kesini"

"Ke Kota ini ?"

Karin mengangguk, Aileen sedikit tersenyum dengan anggukan Karin.

"Mereka di Kota ini bukan untuk Aileen, tapi untuk pertunangan mereka, mamah salah nih"

"Tapi buktinya sekarang mereka juga menemui kamu"

"Ya itu kan kebetulan aja, kalau gak ketemu juga pasti gak akan datang"

"Aileen"

"Memang benar seperti itu kok, udah pasti Aileen udah yakin memang seperti itu"

Karin terdiam, kenapa Aileen begitu keras dengan apa yang dipilihnya.

Apa benar Aileen sudah melupakan semua tentang kebersamaan mereka dulu, rasanya tidak mungkin.

Aileen pasti sedang berbohong karena rasa kecewanya yang masih ada, tapi Karin tidak bisa membiarkan itu terus menerus.

Karin masih sangat ingat, dulu saat Aileen memutuskan untuk pergi dari mereka, setiap hari Aileen menangis karena merindukan mereka.

Dan sekarang saat mereka telah kembali, Aileen justru mengabaikannya begitu saja.

Mungkin hanya karena pertemuannya saja yang tidak tepat, kalau Aileen tidak melihat meraka diacara itu, pertemuan mereka pasti akan jauh lebih baik lagi.

Karin yakin kalau Aileen juga merindukan mereka dan akan tetap merindukan mereka, Aileen sedang berbohong sekarang karena perasaan kecewanya pada Afra dan Arsenio.

Semua masih bisa diperbaiki, meski perpisahan mereka terjadi dengan cara yang tidak baik, tapi kesempatan untuk memperbaiki akan selalu ada.

Karin mulai menceritakan apa yang sempat Afra jelaskan dulu ketika pertemuan mereka, Karin mengatakan semuanya pada Aileen, tanpa ada satu kata pun yang terlewat.

Karin tidak ingin putrinya itu menganggap musuh pada orang lain, apa lagi pada Afra dan Arsenio, jika memang tidak bisa kembali bersahabat, setidaknya Aileen tidak lagi mengabaikan mereka seperti sekarang.

Aileen menggeleng, apa pun yang dikatakan Karin tidak berpengaruh untuk Aileen saat ini.

Aileen masih tetap kesal pada mereka berdua, bagi Aileen mereka sudah membohongi Aileen sejak lama.

Dan Aileen tidak suka itu, selama 7 tahun Aileen selalu mengingat mereka, selalu berharap kalau bisa bersama lagi.

Tapi saat harapannya terkabul, Aileen justru menyesal telah bertemu lagi dengan mereka.

Rahasia yang mereka tutupi dari Aileen bukanlah hal sepele, jika saja mereka jujur dari awal tentang perjodohan itu, mungkin Aileen akan lebih mengerti lagi.

Tapi sekarang bukan penjelasan yang pertama kali Aileen dapatkan, melainkan kekecewaan, Aileen kecewa dengan apa yang diketahuinya.

Aileen kecewa dengan pertemuan yang begitu diharapkannya selama 7 tahun, jika saja Aileen tahu akan seperti itu.

Aileen tidak akan pernah minta untuk di pertemukan lagi dengan mereka, Aileen lebih baik belajar untuk melupakan mereka sepenuhnya.

"Mau ya sayang, baikan"

"Kita udah baikan mamah, Aileen malas aja dekat lagi sama mereka"

"Jangan itu, jangan seperti itu, kalau seperti itu berarti belum baikan, buktinya kamu tetap tidak bisa menerima kenyataan"

"Biar sajalah, Aileen tidak mau memikirkan itu sekarang"

"Lalu kapan kamu mau memikirkan ini"

"Nanti aja"

"Gak boleh loh kamu terus-terusan menyimpan rasa marah pada orang lain, kamu tidak pintar berbohong sayang, kamu tidak bisa berpura-pura"

Aileen tersenyum, itulah kenapa Aileen malas bermasalah dengan orang lain.

Aileen selalu berusaha menjadi yang terbaik buat semuanya, tapi kenapa selalu ada saja masalah yang menghampirinya.

"Bicara ya .... biacara baik-baik sama Rara dan Nio, biarkan mereka menjelaskan semuanya"

"Kan mamah udah jelaskan tadi"

"Apa yang Rara jelaskan sama mamah, belum itu keadaan yang sebenarnya, atau mungkin hanya sebagian saja dan masih ada kelanjutannya"

Aileen tak menjawab, apa Karin sedang memaksanya sekarang.

Aileen tidak mau lagi berurusan dengan mereka, Aileen hanya ingin hidupnya yang sekarang bersama 4 sahabatnya dan juga Rasya.

"Aileen"

"Iya mamah .... nanti besok lusa atau kapanlah waktunya"

"Malam ini saja ya"

"Gak bisa, malam ini Rasya ajak Aileen jalan, jadi gak bisa ketemu mereka"

Karin tersenyum, baiklah kalau Rasya alasannya biar Karin saja yang mengalah.

Karena Karin sangat suka dengan kedetakan putrinya dengan Rasya, Karin berharap kalau mereka bisa benar-benar bersama menjadi pasangan.

Karena memang Karin tahu keluarga Rasya dan seperti apa mereka.