webnovel

Bini Gue Mantan Preman

Beberapa hal yang diketahui dari seorang Pelita: Tomboy,  hobi main oli daripada disuruh ke salon, memiliki hobi yang Menantang maut, jago berkelahi , Penolong, setia kawan, cantik dan manis. Terpaksa dititipkan pada Jason, ayah dari Kevin Revano dikarenakan orang tuanya harus menjalankan tugas sebagai  atase di kedutaan Indonesia untuk Perancis. Jason yang juga seorang pengusaha memiliki kesibukan yang luar biasa, terlanjur mengiyakan pada sahabatnya untuk menjaga Pelita akhirnya Jason menitipkan Pelita pada Kevin tentu saja dengan imbalan. Kevin yang berpikir kalau Pelita adalah perempuan manis seperti anak perempuan pada umumnya, ternyata pelita  banyak memberikan  kejutan yang luar biasa yang tidak terbayangkan  oleh Kevin sebelumnya.  Sampai pada Akhirnya pelita harus menelan kecewa karena Kevin membawa kerumah dan mengenalkan seorang perempuan sebagai kekasihnya. Akan kah Kevin menyadari perasaan Pelita atau Pelita memilih pergi dari kehidupan Kevin  

rachma_akbari · Urban
Not enough ratings
256 Chs

Moge Dihalaman Rumah

"Sayang, sudah tidak ada yang tertinggal barangmu?" tanya Riska pada Pelita.

" Enggak ada Mam. menempel tidak akan ketinggalan kok," jawab Pelita sambil tertawa.

"Kamu itu ya ditanya benar-benar malah ngaco jawabnya," Kata Riska sambil memukul lengan Pelita.

"Mami yang nanyanya gak jelas, Barangmu? Barang aku yang mana kalau barang aku yang sangat pribadi ya ada, gak kemana-mana menempel," katanya sambil tertawa namun tiba-tiba dia memeluk ibunya.

"Aku kalau kangen sama Mami bagaimana?" katanya sambil menaruh wajahnya di ceruk leher ibunya.

"Hahaha anak Mami yang jahil bisa juga kangen sama Maminya," canda Riska sambil membelai rambut putrinya, yang sekarang tingginya sudah melebih dirinya.

"Ihhh Mami…," katanya masih memeluk ibunya.

"Kalian lagi ngapain kok kaya teletubies sih?" Benni sudah berada didepan pintu kamar Pelita.

"Papi sini peluk juga," pinta Pelita sambil merentangkan tangannya.

"Gak ah Papi kan bukan teletubbies." katanya sambil tertawa, namun tetap menghampiri mereka lalu memeluk dua perempuan kesayangannya.

"Papi nanti liburan kenaikan kelas aku boleh ke Perancis ya?" kata Pelita sambil menatap ayahnya.

"Boleh asalkan kamu gak membuat kekacauan pasti Papi akan mengizinkan kamu untuk berlibur kesana. Ingat ya Ta, jangan buat kekacauan," Pelita menganggukan kepalanya lalu dia melepaskan pelukan.

"Papi sama Mami sengajakan ke Perancisnya gak mau bawa aku biar kalian bisa berdua terus. Awas aja, kalau Mami sampai betelur aku gak mau punya adik bayi, udah segede gini malu tau Mam," Katanya mengomel.

"Memangnya kamu pikir Mami ayam, bertelur?" kata Riska sambil mencubit lengan Pelita.

"Awww sakit Mam. Papi, Mami tuh kdrt sama anaknya," Pelita mengusap-usap lengannya.

"Wahhh Mami jangan gitu dong masa anaknya mau ditukerin ama beras sekarung malah dicubit," kata Benni sambil tertawa namun di memeluk putrinya.

"Kok ditukerin sih Pi.Tega bener, cuma ama beras sekarung lagi. ditukar sama ducati gitu, murah amat ama beras sekarung," jawab Pelita membalas ledekan ayahnya namun dia masih memeluk Benni.

"Eh Pi, kalau misalnya nih misal. Aku terpaksa berkelahi terus dipanggil guru BP, yang ke sekolahan siapa?" Tanya Pelita serius.

"Kalau kamu gak malu ya berkelahi aja sana, paling Om Jason yang kesekolah trus Papi suruh dia ngehukum kamu gak boleh bawa motor selama semiggu," kata Benni dengan wajah yang tidak kalah serius dengan Pelita.

"Tapikan Pi, kalau ada yang ngajakin berantem aku gak mungkin diam, nanti aku dibilang pengecut," Kata Pelita masih memeluk Benni.

"Terserah. Kalau kamu gak malu sama anaknya Om Jason, dia itu gak pernah bikin ulah dari jaman masih SMA padahal dia laki-laki," kata Benni serius.

"Yah gak macho dong, pasti hobinya juga cuma ngedance doang," kata Pelita asal menebak.

"Pokoknya kalau kamu bikin ulah , liburan ke Perancis batal," kata Benni dengan nada tegas.

"Ih Papi gak asyik banget ngancem mulu dari tadi, iya iya aku bakal jadi anak yang manis deh," kata Pelita melepas pelukannya.

"Nah gitu dong baru anak Papi," kata Benni sambil mengacak-acak rambut anaknya.

"Tapi gak janji," kata Pelita sambil tertawa, yang membuat Benni hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Mereka lalu menuju ke rumah Jason, namun Pelita Tidak ikut di mobil ayahnya dia menggunakan motor kesayangan sementara barang yang dibawa pun tidak banyak hanya barang-barang pribadi milik Pelita sedangkan rumah akan disewakan kepada teman ayahnya yang warga negara asing sehingga perabotan tidak pusing-pusing untuk dipindahkan, karena mereka menyewa beserta isinya hanya barang-barang pribadi yang dibawa, sementara Pelita yang memang tidak terlalu senang mengoleksi barang, tentu saja tidak akan repot. Dia hanya membawa dua koper pakaian dan dua box besar keperluan sekolahnya.

**

Benni dan keluarganya sudah sampai dirumah Jason, Dia dan istrinya berencana akan berangkat ke Perancis menggunakan penerbangan malam hari, penerbangan yang memakan waktu kurang lebih 8 jam itu, akan tiba pagi hari di perancis karena perbedaan waktu selama 5 jam antara Perancis dan indonesia.

Kevin masuk ke dalam halaman rumahnya kemudian turun dari mobil jeep yang ia kendarai.

"Ini motor siapa Mang?" tanyanya ketika melihat motor 250cc nangkring di halaman rumahnya.

"Anaknya temen Bapak sama Ibu yang akan tinggal disini, tapi sekarang sedang menuju bandara, untuk mengantar orang tuanya berangkat keluar negeri ditemani oleh ibu dan Bapak," kata Kang Maman penjaga rumahnya.

Sementara Kevin sendiri baru sampai rumah jam 10 malam karena tadi dia tanding futsal antar jurusan dan membuat dirinya pulang terlambat sampai dirumah.

"Ohhh begitu Kevin lalu masuk kedalam rumahnya sementara dilihatnya meja makan sudah rapi, yang berarti dia harus memasak sendiri jika lapar, karena waktu makan malam dirumah sudah selesai.

"Mandi dulu lah," Kevin lalu masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan diri setelah tadi malam dia baru saja selesai tanding futsal.

"Wah segar sekali, tapi aku lapar sekali, malas juga kalau harus membuat makanan sendiri, lebih baik beli nasi goreng yang lewat sajalah," kevin mengambil air dari dispenser ke dalam gelas lalu dia berjalan ke halaman rumahnya.

"Kang kalau tukang nasi goreng sudah lewat belum?" Tanya Kevin pada penjaga rumahnya lalu duduk diteras rumahnya.

"Belum Mas paling sebentar lagi?" Kata Maman. Tak lama penjual nasi goreng terdengar, ketukan kentongannya sebagai ciri khas jika dia lewat depan rumah.

"Itu dia Mas, saya panggilkan ya." Maman bergegas keluar pintu pagar untuk memanggil penjual Nasi keliling tersebut sementarara Kevin masuk kedalam rumah untuk mengambil piring ke dapur.

"Mau ambil apa Mas?" Tanya Bik Sum melihat kevin membuka kitchen set tempat penyimpanan piring.

"Piring Bik, masa cari sabun colek, saya lapar mau beli nasi goreng depan rumah, Bik Sum mau tidak?" Tanya Kevin mengambil 2 buah piring.

"Kok Piring yang diambil dua Mas kan Bibi tidak mau?" Katanya melihat Kevin menurunkan dua buah piring.

"Ihhh gr, ini buat Mang Maman bukan buat Bibi," kata Kevin tertawa.

"Bukan gitu Mas kan tadi Mas Kevin nawarin Bibi," kata Sum membela diri.

"Iya kan dirumah ini gak cuma ada Bik Sum doang, ada Kang Maman sama aku," Kevin mengingatkan jumlah penghuni yang sedang ada dirumah sekarang.

"Iya sih tapi Maman tadi sudah makan, masa sekarang mau makan lagi," kata Bi Sum menjawab argumen Kevin.

"Ya gak apa-apa . Bi Sum juga kalau mau makan lagi gak ada yang larang, biar badannya tambah seksi," kata Kevin sambil tertawa karena Bik Sum yang memang bertubuh gemuk dan tidak tinggi.

"Nyindir bilang aja Bibi gendut," kata Bik Sum meninggalkan dapur karena kesal diledek terus oleh anak majikannya. Sementara Kevin tertawa karena sudah puas menggoda pembantunya itu.