webnovel

Bagian XXXVIII

Gerimis di malam hari membuat Ara ingin segera menghabiskan coklat panas di cangkirnya. Memberikan kehangatan yang tidak akan ia dapatkan dari siapa pun di sini. Dia masih tergolong orang baru di sini. Masih kesulitan mendapatkan kawan mengingat dirinya yang memang tidak mudah akrab dengan sesama. Andai kata Astri ada di sini, Ara pasti sudah menghabiskan coklat panas dan makanan pelengkapnya bersama Astri. Atau Astri yang biasanya mengajak dia mendengarkan suara hujan yang mendarat pada genting di depan jendela kamar.

Ara jadi mengingat jakarta kembali. Pekerjaannya, Astri, anak-anak luar biasa itu, dan.. Legra. Ah, ia melupakan vidio Legra yang belum selesai ditonton olehnya. Segera ia ambil ponsel di atas meja yang baru diisi daya. Ara berniat tidak akan menjeda vidio, ia akan menontonnya sampai tuntas terlebih dahulu baru berkomentar. Siapa tahu nanti vidio yang ia jeda menimbulkan kesalahpahaman. Ya, kesalahpahaman memang sering kali terjadi menimbulkan masalah. Seperti tadi sore, ia harap semua itu hanyalah kesalahpahaman. Semoga.

"Hallo semua, selamat sore! Seperti yang kalian tahu ya, ada beberapa masalah yang terjadi akhir-akhir ini. Saya mewakili diri saya sendiri ingin memberikan penjelasan di sini, insyaallah sejujur-jujurnya. Silahkan di simak dengan baik."

"Penjelasan ini berkaitan dengan kesalahpahaman hubungan antara saya dan Daneen. Juga berkaitan dengan Ara. Tentu kalian tahu siapa Ara meski belum mengenalnya. Maka dari itu saya akan menjelaskannya di sini."

"Saya tidak memiliki hubungan spesial dengan Daneen, tetapi saya punya itu dengan Ara."

Ara bersiap. Badannya ditegakkan. Fokusnya diluruskan.

"Yang pertama, Daneen. Sebelumnya saya meminta maaf pada kalian semua karena mungkin ini akan sedikit menjadi teka teki. Saya dan Daneen tidak memiliki hubungan spesial. Kami hanya patner kerja yang kebetulan kalian sangka sepasang kekasih. Jika kalian merasa hal ini adalah settingan untuk menjadikan saya dan Daneen popular, saya tidak bisa menyalahkan karena kamu juga tidak memberikan penjelasan. Berita itu muncul secara tiba-tiba dan terlalu membuat kami terkejut. Awalnya kami menduga hal ini akan hilang seiring berjalannya waktu, tetapi kami salah. Tapi nyatanya hal ini yang tidak sebenarnya terjadi dipercayai oleh kalian terlalu lama dan kami membiarkannya. Maaf untuk itu."

"Yang kedua adalah Ara. Maaf untuk Ara karena telah membawa kamu ke dalam masalah ini. Saya tegaskan di sini kepada kalian semua. Berita yang beredar menyangkut Ara, semuanya bohong. Tidak ada satu pun dari berita itu yang benar."

"Ara adalah wanita yang baik. Dia tidak memanfaatkan saya demi memiliki kehidupan yang instan. Saya percaya bahwa dia adalah perempuan yang lebih memilih mendapatkan hasil dari keringatnya sendiri daripada mengambil milik orang lain. Jadi jangan buat dia berada dalam masalah ini kembali. Mungkin Ara tidak akan melawan, tetapi saya tahu kalian pengertian."

"Untuk penggemar saya, saya berterima kasih pada kalian semua karena kalian semua sudah menjadi Legra lovers yang setia dan sangat peduli terhadap saya. Tapi dimohon untuk menyelidiki atau berpikir lebih lagi jika ingin melakukan suatu tindakan. Tidakkah kalian bayangkan jika hal ini terjadi lagi? Sekali lagi terima kasih atas kepedulian kalian terhadap diri saya."

"Emm, untuk hubungan spesial saya dengan Ara. Bukankan hubungan spesial tidak harus dalam ikatan kekasih? Hm, saya tahu kalian paham akan maksud saya."

"Cukup seperti ini saja ya? Semoga penjelasan yang saya berikan ini cukup memuaskan bagi kalian semua. Saya izin undur diri. Terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah diluangkan. Selamat sore."

Begitulah Legra, memberikan seluruh penjelasan ada. Berharap semua orang dapat mengerti, ia pun tak akan tinggal diam begitu saja. Legra pastinya akan melakukan sesuatu, menghapus jejak-jejak yang tak seharusnya ada. Tidak akan ia biarkan.

Selain itu, penjelasannya tak luput dibumbui kata-kata manis yang ia punya, 'saya tahu kalian pengertian'. Ia akan memberikan yang terbaik pada orang-orang di dekatnya selagi ia mampu. Ia akan berusaha menjaga orang-orang yang ada di dekatnya selagi dia mampu. Tidak hanya fisik tetapi juga perasaan, sesuai yang An katakan. Ia tak ingin menyakiti siapa pun kembali. Ia akan berusaha.

Ara yang baru saja selesai melihat vidio itu tercengang, kemudian menerbitkan senyumnya seketika. Ia lega sekarang, setidaknya Ara bisa tidur nyenyak malam ini. Tidak seperti malam-malam sebelumnya yang kekurangan tidur karena terlalu kebanyakan berpikir. Selain batinnya yang lelah, fisiknya juga ikut lelah karena dikejar ke sana ke mari oleh penggemar Legra. Sekarang, ia bisa menetralkan pikiran untuk memulai hari pada esok pagi. Ia meyakini bahwa sesudah kesulitan pasti akan ada kemudahan yang Tuhan berikan padanya. Kemudahan yang dititipkan entah melalui Legra, Rindo, Astri, atau pun orang lain yang diam-diam membantunya tanpa sengaja. Ara harus bersyukur akan hal itu.

Berbeda dengan Ara yang tersenyum, Rindo justru memilih bungkam. Jadi ia salah sangka dengan menebak mereka memiliki suatu hubungan? Jadi apakah Rindo yang salah di sini? Ia sudah terlanjur berkata jujur pada Ara. Sejujur-jujurnya. Tanpa ada satu pun hal yang ia tutupi lagi dari Ara. Semuanya sudah terungkap tanpa sisa. Walau pun demikian, tidak dipungkiri bahwa Rindo merasa 'plong', ia merasa lega telah mengatakan semuanya terhadap Ara.

Lantas, masih ada satu lagi pertanyaan yang kembali mengusik pikiran Rindo. Jika ditanya, Ara akan memilih dia atau Legra? Atau lebih tepatnya 'Hati Ara untuk siapa?'

Peduli apa tentang hal itu. Ara pasti lebih memikirkan bahwa dia sudah terbebas dari jeratan berita konyol yang mengurungnya. Ia pasti sedang bahagia saat ini. Dan Rindo pun akan turut bahagia jika Aranya bahagia. Aranya? Sepertinya Rindo sudah mulai berpikir halu. Mimpimu belum tercapai, Do. Mohon bersabar sebelum sampai pada saatnya. Atau jika pada saat itu dirinya yang harus pergi, maka relakah Rindo pergi setelah selama bertahun-tahun menjaga Ara?

***

Legra berjalan melewati An yang berada di ruang tengah rumahnya sedang duduk mengerjakan sesuatu di laptopnya. Ia sedang menuju dapur untuk mengambil air minum. Haus, setelah berbicara cukup serius tanpa dialog di depan kamera secara langsung membuat tenggorokannya kering. Tentunya harus dengan berpikir agar selalu mengeluarkan kata-kata terbaiknya. Berusaha tidak menyinggung siapa pun yang melihatnya.

Setelah mengambil segelas minuman kaleng bergambar beruang dan beberapa camilan, Legra duduk di sebelah An. Memperhatikan An yang sibuk mengotak-atik sesuatu di layar kerjanya.

"Ngapain lo, sok sibuk amat."

"Menurut lo gue sibuk karena siapa?"

"Ya harusnya gue lah, lo 'kan kerjanya sama gue."

"Udah tau nanya lagi," An mendengus kala itu.

Setelah menghabiskan minumannya, Legra kembali bertanya pada An. "Masalah Ara udah beres 'kan? Jangan sampai ada yang ketinggalan."

"Lo tahu gimana pekerjaan gue," kata An yang masih menatap layar laptopnya.

"Hmm. Gue percaya sama lo."

"Hm."

"Jadi kapan jadwal gue terbang ke home stay?"

"Ck. Bantaran dulu kenapa? Gue lagi riweh ini. Coba aja cek di tumpukan berkas di sana."

Dagu An bergerak menunjuk ke arah berkas yang tertumpuk pada sofa single di sebelah Legra. Banyak sekali berkas yang berada di sana. Meski lebih nyaman duduk dengan menikmati camilannya, Legra tetap bangkit memeriksa salah satu berkas yang ada di sana.

"Bilang ke klien. Gue mau ada meet-nya bukan lima hari lagi, tapi lusa harus bisa. Sekalian cari tahu dimana Ara ambil tempat kerja saat ini."

Setelah mengatakan demikian, Legra berlalu pergi meninggalkan An dengan camilan yang masih berada di atas meja. Sedangkan An hanya melihat Legra dari sudut ekor matanya. Lalu memakan camilan milik Legra, sembari mengerjakan pekerjaanya. Tentunya semua itu mudah baginya, terutama Legra. Urusan dunia selalu menjadi mudah ketika berada di tangan orang-orang kaya sepertinya. Jadi tidak heran jika banyak orang kaya di dunia berlagak sok kuasa memiliki dunia yang semata hanya milik Sang Pencipta. Namun, Legra tidak seperti itu, dia tidak pernah sekali pun berlagak menguasai dunia. Ia hanya melakukan apa yang ingin ia lakukan saja.

apa kalian sering bertemu dengan orang yang sok berkuasa? apa pendapat kalian tentang mereka. terkadang mereka itu menyebalkan menurutku.

ya gitulah, padahal yang paling berkuasa di jagad raya ini hanya Sang Pencipta

kurang apa part ini guys?

whw

jangan lupa mampir ke ig saya yaa

meski jarang memunculkan notif, yang penting selalu aktif

@anastasyaainn

Anastasya_Ainuncreators' thoughts