116.
Baru saja membuka mata, Cyra sudah disuguhkan dengan segelas susu hamil di atas nakas. Tak sampai di sana, ada juga semangkuk bubur ayam yang tampaknya hangat di sana.
Setelah sholat subuh, Cyra memang kembali melanjutkan tidur karena tubuhnya sangat letih. Nyatanya, menangis benar-benar menguras habis tenaganya tanpa sisa.
Seulas senyum tipis terukir pada bibirnya. Dia segera membuka mata lebih lebar lagi, melihat ke arah depan dimana sang suami yang saat ini tampak sedang berkutat di depan laptop.
Raefal sedang duduk di meja kerja milik Cyra yang tampak mungil. Beruntung, warnanya pink sehingga tampak tidak terlalu kontras dengan pria itu.
Mendengar pergerakan dari arah ranjang, Raefal menengadah pelan. Dia tersenyum, melepas kacamatanya sendiri. "Sudah bangun sayang?" Tanya Raefal basa-basi.
Cyra memutar bola matanya jengah. "Belum Mas... istri Mas masih tidur nyenyak. Ini cuman duplikatnya doang." Cibir Cyra, sedikit menyindir basa-basi Raefal.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com