Theria dan Melianor berjalan beriringan menuju tempat dimana pintu Ruang Rupa berada. Melianor menatap pintu yang memiliki grendel kunci berupa dua ekor ular saling melilit. Theria membiarkan Melianor memejamkan mata, menarik dan menghembuskan nafas secara teratur, tangan Melianor terjulur dengan gerakan lambat menyentuh kepala dua ekor ular itu dan dua ekor ular yang sudah membatu itu mulai bergerak. Aura yang sudah lama tidak dirasakan oleh Theria dan Melianor mulai mengelilingi mereka. Sekali lagi, ruangan itu merespon Melianor. Ketika daun pintu mulai terbuka, cahaya putih keemasan muncul dari dalam menarik Melianor masuk ke dalam ruangan.
Theria menyaksikan semuanya dalam diam. Mulai hari ini, aku akan menunggu seperti lembu Nandini menunggu kemunculan Siwa, tanpa ekspektasi. Hanya menunggu, selama apapun itu, tak jadi masalah.
"Kembalilah dengan aman," kata Theria pada pintu yang sudah kembali tertutup.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com