webnovel

Chapter 121 – Mengirimkan Produk Pegunungan pada Keluarga Jiang

Setelah mendengar ceritanya, Lu Xia mengangguk dan bertanya, "Jadi, sudah berapa lama sejak terakhir kali kamu meminum obat? Apa biasanya kamu meminumnya hanya saat merasa tidak nyaman, atau ada jadwal yang tetap?"

"Sebelum pergi ke pedesaan, aku punya jadwal tetap, yaitu tiga hari sekali. Tapi setelah datang ke pedesaan, tubuh ku awalnya tidak bisa menanganinya dengan baik, jadi aku meminumnya setiap hari. Kemudian, saat kondisi ku mulai membaik dan obat ku tidak tersisa banyak, aku mulai meminumnya hanya saat merasa sakit," jelas Jiang Junmo.

Lu Xia mengangguk lagi, "Jadi, sudah berapa lama sejak kamu minum obat terakhirmu?"

Jiang Junmo terkejut setelah mendengar pertanyaan itu, kemudian dia menyadari bahwa dia sudah tidak minum obat apa pun sejak mereka menikah. Selain merasa agak sensitif terhadap cuaca yang dingin, dia sama sekali tidak merasa sakit.

Dia terkejut dan berkata, "Sudah lama? Apa mungkin aku sudah tidak perlu minum obat sekarang?"

Lu Xia tersenyum dan berkata, "Obat jika dikonsumsi secara berlebihan bisa menjadi racun. Intinya, terus-menerus mengandalkan obat-obatan tidak baik untuk tubuh mu. Selain itu, kamu bilang sendiri kalau kesehatan mu sudah meningkat secara signifikan. Ku rasa kamu tidak perlu lagi minum obat kecuali memang diperlukan. Apalagi, kali ini orang rumah mengirimkan cukup banyak obat, jadi kalaupun nanti kamu sakit, kita sudah punya persediaan obat."

"Masuk akal. Aku merasa sekarang sudah tidak perlu minum obat terus-menerus. Setidaknya, aku sudah bisa berolahraga setiap hari di luar," jawab Jiang Junmo dengan mata berbinar, tidak lagi memikirkan masalah tersebut.

"Aku akan menulisnya di surat, memberi tahu mereka kalau mereka tidak perlu mengirim obat lagi. Mungkin suatu hari nanti kesehatanku akan pulih sepenuhnya jika keadaan terus seperti ini," kata Jiang Junmo sambil tersenyum, merasa bahwa datang ke pedesaan adalah keputusan yang tepat.

Mendengar Jiang Junmo yang antusias bercerita akan menulis surat kepada keluarganya, Lu Xia terkekeh tapi tidak mengatakan apa pun. Dia tahu bahwa tanpa mata air spiritualnya, Jiang Junmo mungkin tidak akan bisa bertahan sampai sekarang.

Bagaimanapun juga, dia menatap Jiang Junmo yang dengan gembira menulis kepada keluarganya dan kemudian berkata, "Ngomong-ngomong, titipkan salamku pada keluargamu lewat surat. Karena mereka sudah memberi kita begitu banyak barang, dan kita tidak membuat persiapan apapun tahun ini, mari kita kumpulkan beberapa produk pegunungan di musim semi mendatang lalu kirimkan ke keluarga mu agar mereka bisa ikut mencicipi."

"Oke!" Mata Jiang Junmo berbinar, tampak lebih bahagia setelah mendengar usulannya.

Lu Xia tidak tahu apa yang dia pikirkan, ragu-ragu sejenak, dan menyarankan, "Bagaimana kalau kita membeli beberapa barang untuk dikirimkan tahun ini? Pasti ada banyak orang di desa yang menjualnya, dan dengan uang yang kita miliki, seharusnya kita bisa membeli dalam jumlah yang banyak."

Jiang Junmo menatapnya sambil tersenyum dan berkata, "Ide bagus, aku setuju denganmu."

Sedikit tersipu karena tatapannya, Lu Xia menjawab, "Baiklah kalau begitu. Jangan terburu-buru, tulis dulu surat mu; Aku akan pergi ke desa besok dan melihat apakah ada yang bisa kita beli."

"Oke, mengerti," Jiang Junmo mengangguk.

Di Timur Laut, hasil pegunungan melimpah dan setiap rumah pasti memiliki persediaan. Mereka akan memetik dan mengeringkannya di musim semi untuk dinikmati selama musim dingin. Lu Xia sudah menjalin hubungan yang baik dengan penduduk desa, jadi keesokan harinya, mereka berdua berhasil membeli dalam jumlah besar.

Mereka menyimpannya sebagian untuk diri mereka sendiri dan berencana mengirim sisanya ke rumah Jiang Junmo. Meskipun produknya tidak bernilai banyak, itu adalah pemberian yang tulus dari mereka berdua. Lu Xia merasa agak bersalah karena selalu menerima barang dari keluarga Jiang Junmo dan ingin memberi mereka sesuatu sebagai balasan atas kebaikan mereka.

Setelah mengemas barang-barang tersebut, mereka pergi ke kota dan mengirimkannya.

Dalam perjalanan pulang, mereka bertemu Zhao Hua, yang baru saja kembali dari daerah. Dia sedang mengendarai sepeda Lu Xia dan berhenti saat dia melihat keduanya. Dia mengembalikan sepedanya kepada mereka dan menceritakan pengalamannya beberapa hari terakhir ini.

Ternyata, setelah mereka membawa Cheng Yujiao ke kota menggunakan sepeda, gadis itu berhasil mendapatkan pemeriksaan sederhana di klinik yang ada di sana. Sayangnya, mereka menemukan cedera kakinya cukup parah, dengan patah tulang. Dia perlu dioperasi di rumah sakit daerah, jadi mereka mengirimnya ke sana untuk menerima perawatan lebih lanjut.