webnovel

BAB 19

Setelah menanti-nanti hari libur, akhirnya saat ini Elmira bisa merasakan hari itu juga. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul sepuluh, Elmira sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah, hanya sendiri lantaran Rivanya sedang kerja kelompok di rumah temannya.

Elmira duduk di kursi ruang tamu seraya menggenggam ponsel, gadis itu menaruh ponsel di atas meja lalu menyalakan televisi. Memindah-mindahkan chanel TV mencari acara TV yang seru, tetapi Elmira belum menemukan yang cocok.

Akhirnya gadis itu mematikan televisinya dan memilih untuk memainkan ponselnya, ingin mengirimkan pesan pada Alana tapi takut mengganggu, karena tadi pagi ia melihat status sahabatnya itu yang sedang bermain bersama teman-teman sekelasnya.

Ah, Elmira sangat merindukan suasana itu. Sekarang apalah daya, Elmira tak memiliki teman selain Berlyn dan Rivanya yang dekat dengannya. Elmira belum terlalu berani untuk mengajak Berlyn main lebih dulu, jika pada Alana ia sudah biasa sehingga tak ada rasa canggung.

Saat Elmira akan beranjak dari duduknya, ia dikejutkan oleh ketukan pintu rumah membuat Elmira menatapnya dengan bingung. Apakah itu Rivanya? Rasanya tidak mungkin karena Rivanya baru saja berangkat tadi sekitar pukul setengah sepuluh.

Perlahan Elmira berjalan mendekati jendela, dengan sedikit takut Elmira mencoba untuk melihat siapa yang datang dan mengetuk pintu rumahnya. Seketika rasa takutnya itu menguap dan hilang begitu saja entah ke mana.

Cklek!

"Mau apa lo ke sini?"

Orang tersebut tersentak kaget saat pintu terbuka dan langsung ditanya seperti itu. Varo mengusap dadanya, mencoba untuk sabar. "Emangnya gak boleh kalau gue dateng ke sini?"

"Bukannya gak boleh, tapi apa tujuan lo dateng ke sini? Gak ada urusan juga, kan?"

"Ada," jawab Varo cepat.

Hal itu membuat Elmira menyernitkan keningnya heran. "Ada? Urusan apa?"

"Gue mau ngajak lo jalan-jalan, lo gak ada acara, kan?"

Elmira memutar bola matanya malas. "Lo lupa atau gimana, sih? Gue di sini tuh cuma sama Rivanya, gak ada keluarga gue di sini."

Varo menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung menjelaskannya bagaimana. Akhirnya Varo memilih untuk tak melanjutkan topik pembicaraan ini. "Jadi, lo mau gak jalan-jalan sama gue?"

"Ke mana, sih?"

"Ya ada, lah. Intinya ke tempat yang gak akan lo sangka, deh!"

"Awas kalau lo berani jahatin gue ya!" ancam Elmira dengan kedua mata yang memicing.

"Enggak, lah! Enak aja lo!"

"Yaudah tunggu," Elmira berbalik dan masuk kembali ke dalam rumahnya, ia mengambil ponselnya lalu memasukkan ke saku celananya. Setelah itu Elmira kembali menghampiri Varo, ia mengunci pintu rumahnya lebih dulu.

"Jadi lo mau, nih?" tanya lelaki itu seraya menaik turunkan kedua alisnya.

"Kalau gak niat yaudah gak usah ngajak gue," Elmira hendak berbalik namun dengan cepat Varo mencekal tangannya.

"Becanda doang."

**

Saat ini Elmira serta Varo tengah berjalan di tengah-tengah persawahan, Varo tak pernah berhenti menatap gadis yang berada di depannya, pasalnya Elmira sangat senang saat diajak ke tempat seperti ini.

Ya, Varo mengajak Elmira bermain ke sawah dan perkebunan teh, karena Varo tahu pasti lingkungan di sekitar gadis itu hanya gedung-gedung yang menjulang tinggi serta asap kendaraan yang mampu membuat udara tercemar.

"Lo seneng?"

Elmira menoleh dengan senyuman lebarnya. "Seneng banget," jawabnya dengan menganggukan kepala. Gadis itu kembali menatap ke depan dan menikmati pemandangan yang sangat indah, Elmira dapat melihat gunung secara dekat, tidak seperti di kota tempat tinggalnya.

"Lo bawa handphone gak?" tanya Varo.

"Bawa," sahut Elmira tanpa menoleh ke arah laki-laki itu sedikit pun.

Lantas Varo menengadahkan tangannya. "Sini, mau gue fotoin gak? Mumpung pemandangannya bagus, kapan lagi lo bisa nikmatin ini ya, kan?"

Mendengar itu Elmira berhenti melangkah, memikirkannya sejenak lalu detik berikutnya Elmira merogoh sakunya dan mengeluarkan benda pipih. Setelah itu Elmira memberikannya kepada Varo tanpa rasa curiga sedikit pun.

Melihat ponsel Elmira yang terulur ke arahnya membuatnya langsung mengambil, dan betapa senangnya Varo saat tahu ponsel Elmira tak dikunci. Kedua jarinya menari-nari di atas layar ponsel lalu tersenyum puas.

Ia berhasil menyimpan nomornya di ponsel Elmira dan mengirimkan pesan ke nomornya, guna ia tahu nomor Elmira.

"Lo agak munduran sedikit, El," suruh Varo mengintruksi untuk memotret Elmira yang berdiri di hadapannya.

Lantas Elmira mengikuti arahan dari lelaki itu, gaya pertama Elmira sengaja membelakangi kamera, gaya kedua Elmira merentangkan kedua tangannya, hingga gaya ketiga Elmira menghadap kamera seraya tersenyum lebar sampai menunjukkan deretan giginya.

Gadis itu berlari kecil menghampiri Varo untuk melihat hasil foto tadi, senyumannya makin lebar saat melihat hasil fotonya sangat bagus. Elmira menatap Varo masih dengan senyuman bahagianya. "Thanks ya udah fotoin gue."

"Santai aja."

Dari kejauhan Varo melihat beberapa anak kecil yang sedang berjalan ke arahnya. Saat anak kecil yang berjalan paling depan melihat ke arahnya, Varo melambaikan tangannya menyuruh agar dia cepat menghampirinya.

"Sini!"

Sontak Elmira langsung menoleh ke belakang dan menyernitkan dahinya bingung saat melihat beberapa anak kecil yang menghampiri mereka berdua. Lalu tatapannya kembali mengarah pada Varo dengan penuh tanya.

"Ngapain lo manggil anak kecil?"

"Mau gue suruh fotoin kita berdua," sahut lelaki itu santai.

Kedua bola mata Elmira langsung membelalak saat mendengar penuturan tersebut dari Varo. Dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. "Gak! Gue gak mau foto bareng lo!" tolak gadis itu mentah-mentah.

Sedangkan lelaki itu hanya mengedikkan kedua bahunya tak peduli. "Lagian gue gak minta persetujuan dari lo."

Tatapan Varo langsung beralih pada anak kecil yang sudah berdiri di belakang Elmira. Lelaki itu tanpa berbasa-basi menyodorkan ponsel Elmira pada anak kecil itu. "Tolong fotoin kita berdua, bisa, kan?"

Rasanya mustahil jika anak kecil di zaman sekarang tidak bisa menggunakan alat komunikasi tersebut.

Anak kecil itu mengangguk lalu mengarahkan ponsel ke arah keduanya, melihat itu dengan cepat Varo menarik Elmira agar bisa berdiri di sampingnya walau tanah yang mereka pijak sekarang sangatlah kecil.

"Gue gak mau jatuh ya, Varo!" desis Elmira tajam sembari berusaha menyeimbangkan tubuhnya.

Varo tersenyum kecil. "Gak akan jatuh, percaya sama gue!"

"Sekali lagi!" suruh Varo ketika anak kecil itu menyodorkan ponselnya setelah mengambil potret pertama.

Kali ini Varo sengaja merangkul Elmira dan menunjukkan senyumannya pada gadis itu, bertepatan dengan Elmira yang terkejut juga menatap ke arahnya dengan kedua bola mata yang membulat.

Ckrek!

Setelah mendengar itu Varo melepaskan tangannya dari bahu Elmira dan mendekat ke arah anak kecil tersebut, ia mengambil alih ponselnya. "Makasih, ya."

"Iya Kak, sama-sama."

Varo menatap hasil foto yang dipotret oleh anak kecil itu, ternyata hasilnya tidak terlalu buruk juga. Dengan cepat ia mengirimkan foto itu ke nomornya, namun tanpa diketahui Varo, di belakang sana Elmira terus mendumel akan kelakuan Varo.

***