Happy reading
Rayn sangat marah dan suaranya itu sangat dingin seperti gletser yang tidak pernah beku selama bertahun-tahun. "Kamu tidak bermaksud untuk melakukan sesuatu padanya? Apa menurutmu aku buta?"
Karena ketakutan, sopir taksi bersujud memohon ampun. "Maafkan saya, itu kekhilafan sesaat. Mohon abaikan kejadian ini dan ampuni saya!"
"Buk!"
Rayn mengabaikan omongan sang sopir taksi. Dia menendangnya, membuat sang sopir taksi tersungkur ke tanah. Sopir itu tahu bahwa Rayn tidak akan melepaskannya. Dia memegangi dadanya dan terbatuk-batuk dan dengan cepat bangkit untuk melarikan diri.
Rayn tidak mau repot-repot mengejarnya. Sebaliknya, dia mencatat nomor plat taksi dan mengobrak-abrik laci mobil untuk mencari SIM sang sopir taksi. Kemudian dia kembali ke kursi belakang. Dia melepaskan jaketnya untuk menutupi tubuh Berlian dan menggendongnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com