webnovel

Ep 1 : Awal Mula

Pukul 02.43 AM.

Di tengah sunyi nya malam hari di kota besar, Terlihat ada seorang pria yang berlari mengejar 3 orang yang berusaha kabur darinya.

Selama pengejaran itu, sang pria berusaha keras untuk mengejar mereka. Tetapi saat tiba di sebuah gang yang kosong, 3 orang itu tiba-tiba berhenti.

Sang pria pun ikut berhenti, dia terkejut melihat banyak orang yang mengepung nya dari arah depan maupun belakang.

Karena tidak ada jalan lain, dia pun bersiap untuk memulai pertarungan hidup dan mati itu. Orang-orang yang mengepung nya, satu persatu mulai menyerangnya dari segala arah.

Dia tau, dia tidak mungkin bisa mengalahkan mereka semua, tapi setidaknya, dia bisa mengulur waktu sampai bantuan tiba. Dengan kemahiran bela diri yang ia miliki, dia berhasil menumbangkan beberapa musuh yang menyerang nya. Tapi karena jumlah musuh yang terlalu banyak dan stamina yang terbatas, dia pun mendapat serangan terus menerus, lalu tumbang.

Para penyerang yang sudah selesai menghajar dirinya, menggotong kawannya yang terkapar lalu segera menghilang di gelapnya malam. Sedangkan pria itu terkapar dengan luka yang cukup parah, dia teringat bahwa dirumah sedang ada orang yang menunggu kepulangan dirinya. Tapi tubuh ini sudah tidak sanggup untuk menahan rasa sakit yang ia terima, di saat akan menghembuskan nafas terakhir.

Pria itu berkata sebuah kalimat.

"Anisa.... ma... maaf.. kan.. ka.. kak.. " setelah mengatakan itu dia pun tewas.

"Hei.. bangun... "

Terdengar suara lembut yang memanggilku untuk terbangun, disaat aku membuka mata, aku berada di sebuah ruangan putih terang. Aku melihat sekeliling, yang terlihat hanyalah seorang wanita mengenakan kimono, dengan wajah yang cantik dibalut rambut putih yang indah.

"Kenapa aku disini, bukannya aku sudah mati.?"

Wanita itu berjalan ke arahku, lalu meletakkan kedua tangan nya di wajahku.

"Akulah yang memanggilmu kesini, wahai jiwa yang pemberani. Perkenalkan namaku Dewi Loa, aku adalah Dewi dari dunia lain.

"Jiwa pemberani..??, bukan.. aku hanyalah seorang yang gagal untuk menyelamatkan semuanya.. "

Wanita itu lalu mengayunkan tangan nya kekanan, kemudian muncul sebuah cermin. Dari dalam cermin itu terlihat dunia tempat asalku. Aku bisa melihat, para penjahat yang aku kejar tadi berhasil diamankan oleh bala bantuan yang aku panggil. lalu aku juga melihat tubuh ku yang tergeletak lemas sedang di peluk erat oleh seorang wanita, dia menangisi kepergianku.

"KAKAK...!!!! KENAPA KAMU TEGA MENINGGALKAN KU..!!, KAMU SUDAH JANJI UNTUK PULANG DAN MERAYAKAN ULANG TAHUN KU..!!, KAK... ,BANGUN... ,KUMOHON..!!"

Mendengar perkataan wanita itu, tanpa sadar air mata ku mulai mengalir deras. Aku pun menangis, si Dewi lalu menutup kaca itu dan mulai memelukku. Karena pelukan hangat sang Dewi, akupun merasa nyaman, tak lama tangis ku pun perlahan mulai berhenti.

"Kamu lihat bukan.., kamu ada lah seorang pahlawan rela mengorbankan dirimu untuk menyelamatkan banyak orang. " Kata dewi itu sambil mengusap-usap kepalaku. Tangisan ku pun sudah terhenti, perlahan aku melepaskan pelukan si dewi.

"Jadi kenapa kamu memanggilku kesini, dewi??..."

"Karena aksi heroikmu mu, aku ingin memberi mu sebuah hadiah, aku tau selama ini kamu selalu bekerja di balik layar untuk menyelamatkan orang banyak, terutama menyelamatkan adikmu Anisa. Karena beban yang begitu berat di kehidupan sebelumnya, aku ingin memberikan mu kehidupan yang bebas di dunia miliku, kamu bebas melakukan apa saja. Nikmati kehidupanmu kali ini. "

kata sang dewi dengan senyuman yang manis

"Tapi.. dewi.., aku hanyalah seorang pembunuh. Apakah aku pantas mendapat kehidupan seperti itu?. "

Sang dewi kembali mengelus kepalaku dan berkata.

"Aku tau kau orang yang baik, jadi terimalah hadiah dariku. "

Karena kejadian yang mendadak ini, aku sampai lupa memperkenalkan diriku kepada sang dewi.

"Ahh.. aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Nian Kyou, salam kenal dewi. "

"Salam kenal juga Nian, kalau begitu sebelum aku mengirim mu ke dunia yang baru. Aku akan memberikan beberapa bekal kepadamu. "

Sang dewi lalu menggenggam tanganku, kemudian membaca sebuah mantra. Dari tangannya mulai bercahaya, aku juga dapat merasakan kekuatan mengalir didalam tubuh ku.

"Baiklah sudah selesai, aku memberimu kekuatan Penghancur batasan kekuatan, skill pengetahuan tingkat tinggi, dan kekuatan ahli senjata maupun sihir. "

"Terimakasih dewi, tapi...,bagaimana aku akan membalas kebaikan mu ini?. "

Dewi itu tersenyum padaku.

"Cara mu membalas ku hanyalah dengan menikmati kehidupan yang aku berikan, itu sudah cukup. "

Tiba-tiba ruangan disekitar ku perlahan mulai menghilang.

"Ah.., sepertinya sudah waktunya, Nian nikmati kehidupan mu.. "

"Baik dewi.. terimakasih.. "

Setelah aku berpisah dengan dewi Loa, aku tiba di sebuah hutan dengan pohon yang rindang. Karena tidak tau arah tujuan, aku memutuskan untuk masuk kedalam hutan itu mengikuti sebuah jalan setapak. Semakin aku masuk, semakin sedikit cahaya matahari yang masuk kedalam hutan itu, setelah berjalan cukup lama akhirnya aku menemukan ujung dari jalan setapak itu.

Di akhir jalan terlihat sebuah rumah kayu sederhana tapi masih terurus dengan baik. Karena bingung arah akupun memutuskan untuk menghampiri rumah itu dan menanyakan jalan, setelah sampai di depan pintu, akupun mengetuk.

"Tok.. tok.. tok.. apakah ada orang di dalam..? "

Aku terus mengetuk pintu rumah itu, tapi setelah lama mengetuk, aku tetap tidak mendapat jawaban dari dalam rumah. Aku pun menyerah dan akan pergi melanjutkan perjalanan ku mencari jalan keluar dari hutan ini, namun.

"TOLONG!!!!!.. "

Mendengar jeritan minta tolong, aku tau seseorang sedang dalam bahaya. Tanpa pikir panjang aku segera berlari menuju arah suara itu, semakin aku masuk kedalam hutan, semakin suara itu terdengar jelas.

Disaat aku sampai di sumber suara, terlihat seorang wanita sedang diserang segerombolan monster. Monster itu memiliki wujud seperti naga, tapi tubuh mereka lebih kecil dan jumlah mereka ada dua ekor.

Disaat aku ingin beranjak menyelamatkan wanita itu, pikiran ku bereaksi. Karena aku akan bertarung demi menyelamatkan orang lain, ingatan ku tentang hari disaat aku tewas kembali terngiang. Aku terdiam cukup lama, tubuhku pun tidak dapat digerakkan karena rasa trauma yang masih segar di ingatan ku.

"SI.. siapapun.. tolong aku... "

Teriakan wanita itu sudah semakin lemas, dan dia pun terlihat sudah pasrah dengan nasib yang akan dialaminya, monster itupun bersiap untuk menyerang dengan cakar tajamnya, saat serangan itu hampir mengenai wanita itu, karena keinginan ku yang kuat, akhirnya tubuhku dapat digerakkan. Aku dengan cepat berlari, lalu menendang monster itu sampai terpental mengenai bebatuan tajam yang ada disana, monster itu pun tewas karena tertusuk.

Wanita itupun terkejut karena ada seseorang yang menyelamatkannya.

"Siapa... kamu...?. "

"Itu tidak penting, sebaiknya kamu bersembunyi di balik pohon itu, aku yang akan membereskan monster ini. "

Wanita itupun mengangguk lalu bersembunyi di sebuah pohon yang tak jauh dari tempat pertarungan ku.

"Setelah mengalahkan kan satu, masi ada seekor lagi ya... sungguh menyebalkan. "

"GRAGHHH...!!!! "

Salah satu monster itu meraung dengan keras dan berlari kearahku, disaat dia hendak menyerang ku, tiba-tiba ada sebuah bola api yang datang mengenai monster itu. Ketika aku melihat ke belakang, ternyata wanita itu yang mengeluarkan bola api itu.

"Aku akan membantu mu dengan sisa tenaga ku, jadi bersiaplah.. "

Aku hanya mengangguk, disaat monster yang terkena serangan wanita itu lengah, aku segera maju dan menendang nya kearah bebatuan tajam tadi. Karena perhatiannya ter alihkan serangan tepat mengenai nya, membuat nya terlempar dan tertancap di bebatuan tajam itu, monster itu pun mati.

"Tapi kalau dipikir pikir, kenapa kekuatan ku bisa sangat kuat. Apakah ini termasuk kekuatan yang diberikan oleh dewi itu?.. " gumamku dalam hati.

Saat situasi sudah terkendali, aku menghampiri wanita itu.

"Apakah kamu baik baik saja? " Kata ku sambil membantu wanita itu berdiri.

"A.. aku.. tidak apa.. " saat wanita itu akan berdiri dia terjatuh terduduk lagi, sepertinya karena luka yang dia alami, dia menjadi lemah. Aku pun berinisiatif untuk menggendong wanita itu, tanpa babibu aku langsung menggendong wanita itu dipunggung ku.

Karena kondisi yang lemah wanita itu tidak memberikan respon apapun, dia pun pingsan saat kugendong. Karena aku tidak tau mau kemana, jadi aku memutuskan pergi kerumah kayu yang tadi aku temukan, dan berencana menginap disana.