"Hmmm ... iya, mandi! kamu kan belum mandi!"
"Tapi Om Reynald kan udah rapi, bukannya Om udah mandi ya?" tanya Lola agak nervous
Reynald menganggukkan kepalanya
"Memang kalau udah mandi, nggak boleh mandi lagi?" Reynald lalu menyeringai setelah bertanya
"Iya boleh sih Om!" jawab Lola sekenanya
"Jadi nggak ada larangan kan!"
"Hehe, iya enggak om."
"Ya udah kalau gitu, ayo cepetan! Jangan buang-buang waktu. Banyak yang bisa dilakukan mumpung masih pagi."
Reynald menarik tangan Lola, setelah selesai bicara, Reynald melangkah ke arah kamarnya, tempat di mana kamar mandi berada.
'Ih, yang bener sih? Masa udah diajak mandi bareng? duuuuh ... aku belum siap! Tapi gimana ya nolaknya?' Lola jujur merasakan takut di dalam hatinya, nervous dan malu
"Hmmm ... coba lihat baju-baju itu! Apa itu ukuran mu?"
"Woooaaaaaaah, om Reynald, kenapa punya banyak baju perempuan?" Lola menimpali ketika mereka berada di walk in closet saat menuju kamar mandi, ada sisi bagian yang seluruh isinya hanya pakaian wanita.
"Apa itu ukuranmu?" Reynald tidak menjawab tapi menimpali pertanyaan Lola dengan pertanyaan lagi
"Ih iya loh, ini semua emang ukuranku Om!" Lola bicara sambil melihat pakaian-pakaian yang ada di lemari lalu membalikkan wajahnya menatap Reynald, "semuanya masih ada brand-nya om?" tanya Lola kepada Reynald
"Hmmm, karena semuanya disiapin buat kamu!"
"Buat aku?" Lola mengerjap-ngerjapkan matanya tidak percaya dengan kalimat yang baru saja diutarakan oleh Reynald
Reynald menganggukkan kepalanya
"Aku kan sudah bilang sama kamu, satu bulan ini masa percobaan, aku penuhin semua kebutuhanmu. Kalau aku puas, kita lanjut perpanjangan kontrak. Kalau aku sudah bosan kita selesai." Reynald bicara sembari melangkah mendekat kepada Lola.
"Woaaaaah, Om abis duit banyaklah buat beliin aku baju. Padahal aku bisa bawa pakaian aku yang di rumah." Lola menjelaskan ketika Reynald sudah di depannya.
"Pakaian kamu di rumah ya buat di rumah kamu! Kalau kamu di sini kamu pakai apa yang aku sudah siapkan." Reynald bicara sambil kedua tangannya melingkar tubuh Lola mencari resleting di belakang pakaian Lola
"Ehmm ... om mau apa?"
"Bantuin kamu biar cepat!" jelas Reynald
SREEEEEEET
Hkkk
"Hhh, cepet mau ngapain Om ...?" Lola bertanya untuk menutupi kepanikannya.
"Cepat, mau mandi kan? Kamu tadi denger yang aku bilang kan?" Reynald berhenti sebentar ketika Lola memanggilnya
"Heeeh, Iya maaf aku lupa! Tapi ...,"
"Nggak usah malu sama aku, kan aku sudah melihat semuanya di awal kita ketemu." Reynald berbicara lagi, sambil menaikkan pakaian Lola bagian atas.
"Ehmmm ... padahal nggak usah repot-repot kok om. Aku bisa kok buka sendiri," pinta Lola agak terbata-bata, dengan wajahnya yang sudah memerah seperti tomat.
"Kamu malu?"
Lola menganggukkan kepalanya malu-malu pada Reynald
"Pertama kali?"
Lola juga menganggukan kepalanya, tak ada kalimat yang keluar dari bibir Lola
"Hmmm ... kamu tahu kenapa aku selalu mencari yang perawan?"
Lola menggelengkan kepalanya sambil menatap Reynald
"Karena aku suka sama yang malu-malu seperti ini." Ada seringai di wajahnya benar-benar membuat detak jantung Lola meningkat apalagi ketika Reynald sudah membuka kait belakang kain penutup dua gunungnya
"Ehmmm ... Om," suara Lola tercekat sampai sini, rasanya tenggorokannya kering tak lagi bisa mengeluarkan suara.
'Haduuuuuh, kenapa dipegang-pegang begitu, aku bukan jelly kan diremas remas begitu,' bisik Lola di dalam hati sambil kedua tangannya memegang bagian kayu lemari pakaian di belakangnya ketika Reynald memegang dua gunung kembarnya dengan dua telapak tangannya dan meremasnya.
"Kamu mau bilang apa?" Reynald melirik menatap Lola, saat tangannya masih memegang tempat yang sama.
"Eehm, aku ...,"
"Aku isap sedikit, ya." Belum sempat Lola melanjutkan kalimatnya, bibir Reynald sudah mendekat pada salah satu gunung kembarnya dalam posisi mereka berdiri
dan
"Hhhhhh ... Om," panggil Lola semakin mencengkram kuat kayu di belakangnya karena rasa kagetnya, baru pertama kali merasakan sensasi seperti yang diberikan oleh Reynald sekarang.
'Haduuuuh, hhhh ... aku geli! Dia ngapain aku? Aduh aku ga tahan, geli banget! Aduuuuuh ...' Kenapa baru hari pertama udah nyerang sih? bisik Lola di dalam hatinya, karena rasa gelinya yang membuat Lola tidak tahan sehingga membuat tubuhnya menggeliat.
"Hmmmmh ... Om," Lola kembali lagi memanggil Reynald tapi Reynald tidak menjawabnya karena bibirnya sedang sibuk.
Sedangkan Lola sekarang semakin terbawa suasana yang tadinya terasa sangat geli, sekarang bisa menikmati sedikit setelah lebih dari dua menit Reynald bermain-main di bagian atas tubuhnya. Walaupun masih tegang dan tidak mengerti apa yang dilakukan oleh Reynald tapi tubuh Lola merespon sangat baik.
"Ssssshhh ... Ehhhhmmm ... Om Rey," suara Lola yang semakin mendayu-dayu terbawa dengan suasana dan mulai menikmati permainan Reynald
Tapi
"Sudah sana mandi!"
"Haah?"
Lola terbelalak, seakan tidak terima Reynald mengangkat tangan dari tubuhnya dan Lola gelagapan sendiri. Jujur hatinya tak percaya mendengar kalimat yang baru saja diutarakan oleh Reynald saat Reynald sudah mengangkat bibirnya dari kedua gunung milik Lola, disaat rasa geli sudah mulai berkurang dan berganti dengan rasa lainnya yang mulai enak, hati Lola menagih, masih ingin lebih.
"Haaah apa? Tadi aku suruh kamu apa?" tanya Reynald sambil mencubit hidung Lola dan satu tangannya sudah ada di pinggangnya
"Hmmm ... nyuruh mandi, om," jawab Lola dengan wajahnya yang meringis, menahan rasa dan entah kenapa kali ini Lola seperti lupa kalau dia tidak memakai pakaian atasnya.
"Terus ngapain masih di sini?" tanya Reynald sambil menyunggingkan senyum di wajahnya
"Tadi kan kata Om mau is ...,"
"Udah selesai! gih, sana mandi dulu! Mandi yang bersih, tapi yang cepet aja, nggak usah berendam di bathtub nanti kelamaan, pakai shower aja." Penjelasan dari Reynald sambil tangannya menunjuk ke arah pintu kamar mandi
"Iya!" jawab Lola sambil mengangguk patuh dan melangkahkan kakinya ke pintu yang tadi ditunjuk oleh Reynald,
'Iiiih, apa-apaan sih. Masa cuman begitu doang udahan? Mana rasanya kayak ada yang kurang lagi! Mmm ... pikiran aku kemana sih? Ah!' gumam Lola di dalam hatinya tidak mau banyak pikir lagi menggelengkan kepalanya dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Reynald.
Klek
Sedangkan Reynald yang sedang diluar kamar mandi justru terkekeh melihat tingkah Lola
'Hahah ... Pasti ketanggungan rasanya, kan? Hmmm ... Itu baru awalan! Aku nanti akan kasih kamu lagi yang bikin kamu lebih ketagihan. Hmmm ... kamu lucu juga dan kamu pinter ngendaliin dirimu, bagus, kamu enggak nyerang aku lebih duluan! Aku suka gaya mu!' gumam Reynald di dalam hatinya sambil bibirnya mengulum senyum ketika mengingat wajah Lola yang sedang ketanggungan tadi karena perbuatannya, 'untuk permulaan segitu juga cukup! Kau akan semakin tertarik padaku dan nanti saatnya tiba kau akan melayaniku dengan sungguh-sungguh.' Reynald tahu, kalau menyerangnya sekarang, Lola akan memberikan semuanya, tapi masih belum dengan perasaan sehingga yang dilakukan oleh Reynald adalah memberikan rasa pada tubuh Lola sedikit demi sedikit untuk mengikat Lola sehingga sentuhannya akan menjadi candu dan Lola akan melayaninya sepenuh hati saat waktunya tiba.
'Hmmm ... baiklah, sekarang sudah waktunya aku untuk bergabung!'
Klek
"Kyaaaaaaak!" Lola tidak menyangka kalau pintu yang sudah dikunci olehnya bisa dibuka oleh Reynald dari luar dan Lola berteriak kecil karena kaget
Klek
"Kenapa berteriak?" Reynald mengernyitkan dahinya, sambil menutup pintu kembali
"Om ngapain masuk sini? terus gimana cara bukanya?" tanya Lola yang bicara di bawah pancuran shower sambil menutup dua tangannya di bagian depan tubuhnya, lupa menutup bagian bawahnya.
"Pakai remot," Reynald menunjukkan remotnya, "Aku kan sudah bilang kalau kita mandi bareng, kamu lupa?"