webnovel

Bab 1 : Karma buruk

Api menyala melahap seluruh kerajaan. Jeritan prajurit serta warga yang terjebak dalam api peperangan, terdengar menghiasi langit yang kian memerah.

Wu Zhonglian nampak bingung saat melihat pemandangan perang yang nampak begitu nyata. Jirah merah yang membalut tubuhnya pun, turut melengkapi kebingungannya.

Prajurit dan bangsawan yang berjirah sama seperti Zhonglian, nampak tergeletak bersimbah darah. Sementara dirinya, hanya diam di tengah tengah tumpukan mayat tersebut.

"A ... apa apaan ini?"

"Kenapa aku bisa di sini?" Wu Zhonglian gemetar karena tak biasa dengan suasana tersebut. Ketegangan yang dia rasakan, semakin menjadi ketika sebuah kepala pria paruh baya yang terputus dari leher, terlempar tepat ke depan kakinya.

"Demi kedamaian dunia, semua keturunan Kekaisaran Wu, harus segera dimusnahkan. Tanpa terkecuali."

Seorang pria berjirah perak, berjalan mendekat sembari menyeret tubuh berjirah merah tanpa kepala. Dia nampak begitu muda, namun bisa dipastikan bahwa pria tersebut adalah orang yang berbahaya.

"Bagaimana rasanya, melihat kepala ayahmu sudah terlepas dari tubuhnya?"

"Wu Zhonglian?" Jiang Kun menatap tajam ke arah Wu Zhonglian sembari bersiap melempar tubuh sang Kaisar yang telah dia pisahkan dari kepalanya.

"Ba ... bagaimana bisa kau mengenal namaku?"

Wu Zhonglian tak tertarik pada hal apapun, selain fakta bahwa orang yang saat ini baru saja melemparkan tubuh seorang kaisar yang tak dia kenali, baru saja menyebut nama lengkapnya dengan jelas.

"Berpura pura bodoh, tak akan bisa menyelamatkan nyawamu. Jika kau ingin selamat, maka lawanlah aku atau hindari seranganku," Jiang Kun membalikkan telapak tangan kirinya sembari bersikap seakan ada sebuah busur yang akan muncul di dalam genggaman tangannya.

Tak lama setelah itu, sebuah busur yang terwujud dari cahaya keemasan berlapis energi qi. Ketika busur tersebut muncul, tangan kanannya bertindak seakan akan sedang menarik ujung bulu anak panah yang telah menempel dengan tali busur.

Wu Zhonglian nampak takut dan mencoba untuk menenangkan Jiang Kun. Sayangnya, Jiang Kun tak memberikan ampun terhadapnya hingga langsung melesatkan hujan anak panah.

Stab stab stab !!

Panah panah itu mendarat tepat di perut kaki dan tangan Wu Zhonglian. Meninggalkan perasaan sakit yang tak tertahankan di bagian yang tertancap. Tak cukup sampai di situ, Jiang Kun yang telah puas akan penderitaan Zhonglian kembali melesatkan anak panah untuk terakhir kalinya, ke arah kepala Zhonglian hingga membuatnya tak sadar seketika.

"Arrgh!!!" Wu Zhonglian terbangun di tempat tidurnya yang empuk dan modern. Namun perasaan sakit dan trauma akan pengalaman menuju kematian, tetap melekat dalam pikirannya. Seakan akan semua itu, bukanlah sebuah mimpi.

"Hosh hosh hosh!"

"Lagi!?"

"Ada apa denganku belakangan ini?"

"Mengapa mimpi gila itu terus menghantuiku!" Wu Zhonglian meneteskan keringat dingin begitu banyak. Dia merasa setres karena mimpi buruk yang memaksanya untuk merasakan pengalaman menuju kematian, selalu muncul ketika dia tertidur nyenyak.

Karena lelah akan mimpi buruk yang menimpanya, Wu Zhonglian memutuskan untuk mengkonsultasikan masalahnya kepada beberapa pihak. Dimulai dari pihak medis, hingga pihak pengobatan alternatif. Sayangnya, masalah tersebut tak kunjung hilang dan menemui titik terang. Alhasil kehidupan kuliahnya menjadi semakin kacau.

"Bukankah sudah ku bilang agar tak datang ke kampus lagi?"

Seorang pria bertopi merah dengan anting di telingannya, nampak sedang membuli Wu Zhonglian sembari ditemani teman teman tongkrongannya. Mereka melakukan aksi tersebut di atap universitas dimana mereka kuliah. Selain pijakan luas yang berada tepat di bawah langit, beberapa tiang anti petir nampak jelas disetiap sudut atap.

Tak cukup dengan menyakiti fisik Wu Zhonglian, mereka semua juga bergantian menyiksa mental Wu Zhonglian dengan melucuti pakaiannya untuk difoto dan disebar luaskan dengan wajah yang disensor. Mereka juga mengancam akan mengekspos wajahnya apabila mencoba melawan ataupun melapor.

"Ini adalah harga karena mengabaikan anjuranku untuk tak datang ke kampus, Jika kau ingin fotomu tak tersebar, maka jangan datang lagi kemari, mengerti?" Wu Zhongjian melemparkan pakaian Zhonglian ke tiang penangkal petir. Kemudian terkekeh pelan sembari berjalan pergi dengan angkuh.

"Kau benar benar kejam ya, boss!"

"Bukankah dia saudara satu ayahmu?" tanya seorang pesuruh yang dekat dengan Zhongjian.

"Dia hanyalah anak haram, yang lahir dari seorang pembantu!"

"Jangan samakan darahku dengan darahnya!"

Zhongjian menatap kesal sembari perlahan pergi.

Zhonglian berusaha keras untuk mendapatkan kembali semua pakaiannya yang telah tersangkut di atas tiang penangkal petir, dan berhasil mendapatkan semua pakaian tersebut. Akan tetapi ... kakinya terpeleset tepat setelah pakaiannya sudah berada di genggaman tangan, yang mana akhirnya membuat Zhonglian terjatuh cukup cepat dari atas atap.

Bruakk!!

Dunia seketika nampak gelap bagi Zhonglian, yang kemudian perlahan tersadar di sebuah alam dengan dominasi merah yang di penuhi dengan kobaran api.

Diantara kobaran api tersebut, nampak sesosok raksasa berwajah merah nam mengerikan yang memancarkan aura mencekam setiap detiknya.

Auranya begitu mengerikan, hingga membuat Zhonglian melupakan kengerian saat menuju kematian.

"Ini belum waktunya bagimu untuk lepas dari roda kesengsaraan, kembalilah hidup dan cobalah untuk menjadi pribadi yang berguna!"

"Wahai jiwa penuh dosa!" Raja Neraka menatap Zhonglian dengan penuh ancaman.

"Memangnya apa dosaku?"

"Hidupku sudah hancur sejak aku terlahir, tak ada kebahagiaan sedikitpun karena keluarga besar dan kakak tiriku selalu menghina dan menyiksaku."

"Apa salahku sehingga layak menerima semua itu, katakan padaku!" Zhonglian berteriak kesal dengan tangis di wajahnya.

"Hanya karena dalam kehidupan terakhirmu kau tidak berdosa, bukan berarti semua kehidupanmu sebelum itu tidaklah berdosa. Jika kau tak percaya, maka lihatlah sendiri!"

Mata raja neraka nampak menyala. Diikuti oleh mata Zhonglian yang turut menyala bersamaan dengan datangnya ingatan demi ingatan mengenai roda kehidupan seorang Zhonglian.

Pemerkosaan, perampasan hak rakyat, pembunuhan, hingga perdagangan manusia tak luput dalam kegiatan sehari hari Zhong Lian di masa kerajaan. Kehidupan busuk yang sesuai dengan keturunan seorang kaisar tiran yang menguasai benua dengan pertumpahan darah dan pemberontakan. Kaisar kejam yang meraih tahtanya dengan berdiri di atas mayat mayat seluruh keluarganya.

"Apa aku benar benar pernah melakukan hal itu?"

Zhonglian tertunduk bingung saat mendapatkan ingatannya. Jika dibandingkan dengan kehidupannya di dunia modern, kehidupan rakyat yang berada di bawah tanggung jawabnya jauh lebih buruk dan mengenaskan.

"Aku akan mengirimmu kembali ke masa kerajaan, ubahlah nasib kekaisaran Wu. Kemudian dapatkan penerimaan maaf dari setiap korbanmu!"

"Jika kau gagal, maka kejadian yang selama ini menghantui mimpimu akan kembali kau alami secara nyata."

Suara raja neraka terus terngiang di kepala Wu Zhonglian, yang perlahan terlelap menutup matanya.

"Arghh!" Zhonglian memijit kepalanya karena merasa sakit seperti biasa. Kepalanya kerap kali terasa seakan hampir pecah setiap kali terbangun dari tidur, karena mimpi tentang pengalaman hampir mati yang terkesan begitu nyata.

"Meski sudah enam bulan penuh, aku masih saja tak bisa terbiasa dengan rasa sakit ini. Rasanya terlalu mengerikan dan kian memburuk setiap harinya," Zhonglian terdiam sejenak, lalu mengingat ucapan sang raja neraka yang intinya menjelaskan bahwa, pengalaman hampir mati dalam mimpinya tak akan pernah lenyap ataupun berkurang rasa sakitnya, kecuali sudah mendapatkan penerimaan maaf dari orang orang yang pernah menjadi korban kejahatannya di masa lalu.