webnovel

Makanan Tradisi dalam Acara Pemakaman

Editor: Wave Literature

Ada banyak pantangan tentang orang mati.

Misalnya, tidak semua orang bisa makan makanan tradisi yang dihidangkan dalam acara pemakaman. 

Nenek moyang pernah mengatakan bahwa kita hanya boleh memakan makanan yang disajikan dalam acara pemakaman leluhur kita sendiri. Tapi, jika kita memakan makanan dalam acara pemakaman orang yang bukan leluhur kita, maka akan ada roh jahat yang mengikuti kita.

Wanita ini!

Dia benar-benar tidak mau melepaskan orang-orang yang ada di rumah ini!

Fang Zheng mengerutkan keningnya. Dia berencana untuk berhadapan langsung dengan Zheng Mei, tapi dia takut akan melukai orang di sekitarnya. 

Suasana menjadi aneh.

"Um?" Fang Zheng menyeringai seolah-olah menemukan sesuatu yang menarik.

Saat ini, orang yang paling gugup dan takut di rumah ini adalah Sun Yushu. Awalnya, Zheng Mei datang untuk mencarinya. Dia ketakutan hingga wajahnya memucat, dan tubuhnya menjadi kaku. Dia tiba-tiba terkejut dan berkata, "Ke, ke, kenapa?"

Fang Zheng terlihat santai dan tersenyum, "Tidak apa-apa, duduk, duduk. Karena ini adalah hidangan buatan Bibi Mei, kita harus mencicipinya. Jangan mengecewakan niat baik Bibi Mei."

Setelah mengatakan itu, dia menggeser kursi dan duduk di samping Zheng Mei.

"Bibi Mei, kau tidak keberatan kalau aku duduk di sebelahmu, kan?"

Setelah Fang Zheng duduk, tubuhnya menggigil. Area di sekitarnya terasa sangat suram dan dingin.

Sun Yushu mengira bahwa Fang Zheng telah dirasuki oleh roh jahat. Tiba-tiba, tubuh Sun Yushu gemetar, dan ia terlihat seperti ingin menangis. 

Ini adalah makanan tradisi dalam acara pemakaman!

Bisakah itu dimakan oleh orang yang masih hidup?

Saat ini, ibunya juga duduk di meja makan sehingga Sun Yushu terpaksa ikut duduk, meski dengan raut wajah dan tubuh yang kaku. 

Tiba-tiba, Sun Yushu mendengar suara orang sedang makan. Suara itu terdengar keras. 

Ternyata, Fang Zheng sudah mulai memakan hidangan yang tersaji di meja ini!

Sepotong ikan angsio besar langsung ia telan setelah dua atau tiga kali kunyahan, bahkan dengan kepala dan tulangnya sekaligus.

Sepiring bakso ikan goreng juga telah habis seketika.

Tak lama kemudian, sup kepala ikan cincang juga habis tak bersisa. Ia bahkan tidak menyisakan setetes sup pun di atas meja. 

Sun Yushu langsung bingung. Pemandangan ini mengingatkannya tentang hantu kelaparan.

"Ternyata benar dugaanku, Fang Zheng telah dirasuki oleh roh jahat!"

Dia terkejut setelah mendapati bahwa Zheng Mei, yang duduk di seberangnya, telah mengangkat kepalanya. Zheng Mei melihat Fang Zheng dengan matanya yang suram.

Sun Yushu menggertakkan giginya. Dia tahu bahwa dia harus makan makanan ini. Dia mengambil sepotong daging ikan dan hendak memakannya sambil menutup mata.

"Jangan bergerak!"

Teriakan Fang Zheng itu membuat Sun Yushu takut. Tangannya gemetar sampai-sampai daging ikan yang dicapitnya jatuh ke meja makan.

Kemudian Fang Zheng mengambil daging ikan yang jatuh tadi dan memakannya. 

"Aku paling suka makan ikan mas."

Sebelum Sun Yushu bereaksi, makanan yang ada di meja itu telah dimakan habis oleh Fang Zheng. Ia hanya membutuhkan kurang lebih lima menit untuk makan semua makanan yang ada di meja tersebut.

Sun Yushu sangat terkejut.

Dia bukan hantu kelaparan!

Jelas, dia adalah monster!

Mana mungkin ada orang makan daging ikan bersama tulangnya! 

Sun Yushu tampak ragu-ragu, 'Entah dia benar-benar dirasuki roh jahat atau tidak.'

Tapi bagaimanapun juga, sepertinya Fang Zheng telah menyelamatkan hidupnya dan ibunya karena dia telah makan semua hidangan itu sendirian.

"Bibi Mei, masakanmu sangat lezat. Tanpa kusadari, aku telah menghabiskan semua hidanganmu, bahkan sampai kalian tidak makan sesendok daging ikan pun. Bagaimana kalau Bibi Mei memasak sekali lagi? Kali ini aku akan memakannya dengan perlahan-lahan." Fang Zheng berkata dengan semangat.

Setelah mendengarkan kata-katanya, Sun Yushu hampir ingin menangis. Ia dan ibunya masih ingin hidup! 

Zheng Mei, yang duduk di sebelah Fang Zheng, menoleh dan menatapnya tanpa ekspresi. Kemudian ia berdiri dan berjalan ke dapur tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Tak lama kemudian, aroma daging ikan yang lezat tercium dari dapur.

Kini meja makan kembali penuh dengan hidangan yang lezat.

Lagi, Fang Zheng menghabiskan semua hidangan itu sendirian hanya dalam waktu lima menit!

Zheng Mei berdiri dari kursi dan pergi ke dapur. 

Baru saja ia duduk, Zheng Mei berdiri dan pergi ke dapur lagi.

Begitu seterusnya... 

"Ibu, bukankah Ibu jarang membeli ikan setelah Ibu tertusuk oleh tulang ikan sebelumnya? Mengapa kali ini Ibu membeli begitu banyak ikan?" Sun Yushu diam-diam bertanya kepada ibunya ketika Zheng Mei masih sibuk di dapur.

"Bibi Mei, mengapa wajahmu begitu pucat? Apakah kau terlalu lelah? Apakah kau baik-baik saja?"

Ketika meja sudah penuh dengan hidangan, Fang Zheng bertanya pada Zheng Mei, yang duduk di sebelahnya, sementara tangannya terus mencapit makanan.

Wajah Zheng Mei masih terlihat suram, dan ia masih duduk diam tanpa bicara.

Tapi wajahnya lebih pucat daripada sebelumnya.

Kali ini Sun Yushu bukan takut karena orang mati yang bangkit lagi, melainkan nafsu makan Fang Zheng yang mengerikan.

Fang Zheng menyadari bahwa tubuh Zheng Mei mulai melemah.

Jadi dia makan dengan lebih gembira.

Karena dia tidak perlu berkelahi, tidak perlu menguras tenaga, dan tidak perlu mengambil risiko. Dia hanya perlu makan, duduk manis dan menguras tenaga Zheng Mei. 

Semua daging ikan, sup ikan dan tulang ikan di dalam perut Fang Zheng langsung dicerna oleh energi matahari di dalam tubuhnya.

Hingga tidak ada yang tersisa.

Energi matahari ini memang bertujuan untuk melindungi diri dari roh jahat. Begitu juga dengan Kungfu Menaklukkan Roh Jahat dengan Tangan Besi yang biasa ia latih pada pagi hari. 

Awalnya, Fang Zheng menemukan bahwa ternyata terdapat roh jahat yang tidak ia dikenali dari aroma daging ikan yang ia hirup ke dalam tubuhnya.

Karena tubuhnya memiliki energi matahari, hal jahat tersebut langsung dicerna. 

Kemudian, dia menyadari bahwa memakan daging ikan ini dapat melemahkan kekuatan Zheng Mei. Jadi dia makan semua hidangan itu dengan bersemangat.

Satu jam kemudian...

Dua jam kemudian...

Fang Zheng telah makan dari sekitar jam 11 malam sampai sekitar jam lima pagi. Matahari mulai terbit, kemudian terdengar suara piring yang jatuh ke lantai. Setelah sekian lama sibuk di dapur, akhirnya Zheng Mei berlutut di lantai. 

"Bibi Mei, Bibi Mei, ada apa denganmu?"

"Bibi Mei, mengapa kau berlutut di lantai?"

"Bibi Mei, apakah kau baik-baik saja?"

"Bibi Mei, kau terlihat sangat pucat?"

"Bibi Mei, sini biar kubantu?"

Kemudian terdengar suara pukulan. 

Tangan kanan Fang Zheng berubah menjadi tangan besi yang berwarna emas. Ia memukul Zheng Mei dari belakang hingga menembus ke dadanya. 

"Bibi Mei, kau terlalu lelah, tidurlah yang nyenyak." Awalnya, Fang Zheng khawatir tentang Zheng Mei dan ingin membantunya. Tapi sekarang raut wajahnya malah terlihat dingin dan tenang.

Tangan kanan Fang Zheng yang menembus dada Zheng Mei kini membakar lebih panas lagi. Satu pukulannya saja berhasil menelan sebagian arwah wanita itu.

"Kau!" Zheng Mei akhirnya berbicara untuk kedua kalinya.

Zheng Mei seolah-olah ingin berbicara tapi dia terus mengeluarkan air berlumpur dan memuntahkan ikan-ikan yang telah mati membusuk.

Zheng Mei benar-benar meninggal karena kecelakaan dan jatuh ke sungai di Jembatan Tongjiang.

Jiwa Zheng Mei telah hancur. Tiba-tiba, arwahnya ditelan oleh kitab suci milik Fang Zheng itu.

Kemudian Fang Zheng menutup mulutnya dan bergegas lari ke toilet untuk memuntahkan daging ikan yang telah ia makan.

Karena organ pencernaannya terlalu cepat mencerna, ia hanya memuntahkan cairan berwarna hijau kekuningan.

Ia bahkan tidak memuntahkan sepotong ikan pun.

Ternyata ikan yang segar dan enak itu datang dari sana... 

Semakin ia memikirkannya, semakin ia ingin muntah. 

Kali ini dia sudah trauma pada ikan. 

Fang Zheng berbaring di sisi bak mandi, dan dia masih memuntahkan cairan berwarna hijau kekuningan itu. 

Jika bisa mengulang semuanya dari awal, dia pasti akan langsung berhadapan dengan hantu wanita itu!