webnovel

Berawal Dari Dendam Melati : Istri Sang Tuan Muda Cacat.

Seorang Gadis cantik yang tumbuh dengan kekurangan rasa kasih, Ayahnya membencinya karena terlahir Melati terlahir bukan sesuai dengan harapnya yang mendambakan seorang Putra. "Dia sudah besar aku tidak perlu menimangnya seperti anak kecil karena seharusnya dia membuat ku bangga bukan mempermalukan ku, aku malu mengakuinya sebagai putriku dia tidak pintar ataupun berprestasi seperti putri atau pun Putra mu...," Mahesa dengan gaya angkuhnya. Sementara gadis manis yang berusia 6 tahun mendengar jelas setiap ucapan kebencian dari Ayah kandungnya sendiri pada dirinya. Tentu saja hanya rasa kecewa pada dirinya sendiri dan setiap ucapan ayahnya yang membandingkan dirinya dengan sepupunya yang lain selalu berhasil membuat Melati kecil menangis. "Ayah selama ini apakah aku tidak pernah membuat mu bangga, aku akan berjuang untuk membuat mu menghargai keberadaan ku........," ucap Melati yang saat ini menangis di balik tembok. Sebenarnya melati tidak sengaja mendengarkan pembicaraan antara paman dan ayahnya. "Bruk, trangtanngk...." suara barang jatuh yang tampak terbanting cukup keras. "Siapa disana? ternyata kucing." ucap Bima yang terdengar khawatir langsung mengecek sumber suara merasa cukup lega karena bukan salah satu anak-anaknya yang berulang jika tidak mungkin mereka akan mendapatkan semprotan pedas dari kakaknya. "Alhamdulillah Paman tidak melihat ku....," ucap Melati yang bisa bernapas lega setelah pamannya pergi membawa kucing kesayangannya itu. "Sebaiknya Kakak jangan asal bicara, sangat tidak baik untuk perkembangan Melati jika sampai dia tahu, Kakak cobalah belajar menyayanginya allah memberikan Kakak seorang putri cantik dan baik cobalah untuk bersyukur." ucap Bima menasehati Kakak keempatnya yang cukup keras kepala itu. "Dia bukan bayi lagi pula ada ibunya yang akan merawatnya....," ucap Mahesa yang menganggap tanggung jawabnya hanya mencari uang saja dalam keluarganya. Berawal dari Dendam Melati dengan Ayahnya sampai melati dijodohkan dengan seorang pria Albino yang cacat mampukan Melati bertahan dengan kondisi yang membingungkan ini ikuti terus cerita ini....

Chesi_putri · Fantasy
Not enough ratings
12 Chs

Kacamata hitam?

Melati sebenarnya penasaran kenapa pria yang baru saja menjadi suaminya ini mengenakan kacamata hitam tapi menurut beberapa orang dan pengamatan Melati sendiri sepertinya laki-laki dengan kulit putih pucat dan rambut putih kekuningan ini tidak buta hanya saja mengalami kelainan kulit langkah yang disebut Albino.

Selain itu laki-laki yang tampaknya sedikit tidak biasa ini sebenarnya sangat tampan hanya saja dia terlihat berbeda dari sebagian besar laki-laki pada umumnya khususnya pada bagian warna kulit dan rambut yang terlihat tidak memiliki warna lain selain warna yang kucat pucat.

"Apakah kamu merasa tidak nyaman duduk didekat ku?" tanya laki-laki tampan itu pada Melati.

"Tidak bukan begitu, aku hanya bingung saja apa yang harus aku lakukan. Aku sedikit minggir kesamping karena aku sedikit mengantuk sebelumnya." ucap Melati dengan jujur yang memiliki kebiasaan tidur selalu saja mepet dengan dinding ataupun bersandar pada apapun yang membuatnya nyaman.

"Lalu kenapa kamu tidak bersandar pada ku?" tanya laki-laki itu yang membuat Melati bingung karena walaupun mereka berdua telah menikah tapi tetap saja mereka sebelumnya bukanlah teman dekat ataupun orang yang saling kenal dekat sehingga Melati ragu untuk melakukan hal itu.

"Tapi.....," ucap Melati dirinya cukup takut Sebenarnya pada suaminya sendiri yang namanya saja belum diketahuinya karena memang pernikahan mereka sangat dadakan.

"Jangan takut bukannya kamu menganggapku suamimu?" tanya laki-laki tampan itu pada Melati yang tentu saja Melati langsung merespon dengan anggukan kepala.

"Iya tapi aku hanya takut merepotkan Anda...., eeeeh.... hemmmmm baiklah. Terimakasih." cicit Melati saat tiba-tiba kepalanya di bawa untuk bersandar pada baju yang cukup kuat dan nyaman Milik laki-laki yang baru saja sah menjadi suaminya sekitar 2 jam uang lalu.

Melati bahkan saat ini masih menggukan kebaya putih dan rok dari songket. Sedangkan laki-laki tampan berkulit putih pucat ini masih mengunakan kemeja putih dan celana bahan berwarna putih dengan wajah tampak khas orang Indoeropa yang membuatnya sangat tampan meskipun dengan sedikit perbedaan yang cukup mencolok dan cukup aneh bagi orang awam.

"Aku pikir dia akan keberadaan jika aku bersandar padanya nyatanya dia yang meminta aku untuk bersandar. Ya Allah saat ini aku membuktikan sendiri salah satu firman mu yang benar yaitu setelah kesulitan makan ada kemudahan." batin Melati sambil tersenyum kecil saat ini akhirnya bisa bersandar dengan cukup nyaman yang tentu saja pada sandaran yang tepat yang sudah halal.

"Apakan anda selalu menggunakan kacamata hitam?" tanya Melati yang saat ini malah tidak jadi mengantuk saat bersandar pada suaminya karena suara detak jantung laki-laki tampan itu bisa dikatakan cukup keras dan membuat Melati heran tapi melati tidak ingin bertanya tentang hal ini takut menyinggung perasaan Suaminya.

Mereka juga lagi pula saat ini dalam perjalanan pulang menuju rumah Laki-laki tampan ini yang sepertinya cukup jauh dari desa tempat tinggal Melati sebelumnya.

"Iya aku selalu memakainya karena aku suka." ucap laki-laki dewasa itu.

"Hemmmmm... baiklah, Anda memang akan selalu tampan walaupun pakai pakaian dari karung ataupun asesor daur ulang..," gumam Malari yang berkata pelan.

"Kamu berkata apa tadi?" ucap laki-laki tampan itu yang sepertinya tidak mendengarkan dengan jelas ucapan melati sebelumnya.

Sambil tersenyum Melati hanya menggelengkan kepalanya Melati cukup mau jika dirinya yang baru saja kenal malah terang-terangan menyukainya secara tidak wajar seperti ini. Tapi menurut Melati sendiri Suaminya ini memang sangat tampan jika dilihat dari jarak dekat.

"Masya Allah, kamu sangat cantik dengan pipi mu yang sedikit chabby ini sedikit memerah saat sedang tersipu malu.....," ucap dari laki-laki tampan itu yang membuat Melati semangkin malu dan sedikit takut dirinya yang sepertinya terlalu senang hari ini bukan tidak mungkin akan segera menangis nanti.

"Astaghfirullah halazim ya Allah, aku memang sebelumnya pernah di puji seorang cantik tapi mengapa saat ini rasa senangnya begitu berlebihan tidak seperti biasanya. Sesungguhnya hanya engkaulah yang maha sempurna.... tolong kuatlah hati hamba yang lemah ini muda termakan tipu dayanya yang mungkin saja bersikap manis dengan tujuan yang lain." batin Melati yang saat ini berhenti bersandar pada bahu laki-laki itu.

"Mengapa kamu tiba-tiba duduk dengan tegak, apakah ada sesuatu yang membuat mu merasa tidak nyaman?" tanya laki-laki tampan itu merasa bingung dengan sikap istrinya sendiri yang cukup aneh.

Kacamata hitam dan perawakan tinggi dan kekar membuat Melati teringat kisah tragis seorang wanita yang dinikahi oleh mafia hanya untuk dijual dan dijadikan sebagai sumber uang. Tentu saja Melati tidak ingin seperti itu apalagi jika sampai dirinya harus menjual diri seperti di film yang pernah ditonton olehnya.

"Astaghfirullah halazim... astaghfirullah halazim... jangan sampai aku berahir seperti itu....," Batin Melati yang saat ini seketika menjadi sedikit sedikit.

"Kenapa kamu masih saja takut pada ku, apakah aku terlihat seperti monster?" tanya laki-laki itu yang saat ini tentu saja melihat gerak-gerik istrinya yang sebelumnya terlihat nyaman bersamanya tiba-tiba menjaga jarak dengannya membuatnya merasa bingung.

"Tidak, hanya saja aku sebenarnya tidak bisa percaya begitu saja pada orang baru.....," ucap Melati akhirnya bisa bicara juga dan laki-laki tampan itu sedikit mengerti maksud Melati.

"Emmmmmmmmuach hal itu tidak berlaku untuk suamimu, mulai saat ini kamu harus wajib percaya pada ku." ucap laki-laki tampan itu yang tiba-tiba menarik Melati sehingga lebih dekat dengannya dan bahkan mengecup kening Melati dengan begitu cepat sampai-sampai Melati tidak sempat menghindar.

"Ya Allah katanya dia lumpuh, tapi dengan sebelah tangan saja dia bisa membuat ku jatuh kedekapannya dan aku tidak sempat menghindar pada saat dia mengecup kening ku tadi. Aku lupa jika yang lumpuh kakinya bukan tangannya yang cukup kekar dan berotot itu." batin Melati yang sangat merasa terkejut sampai-sampai hanya bisa berkata dalam hati saja.

"Apakah saat ini kamu bisa mempercayai ku, aku tidak lemah bukan?" tanya laki-laki tampan itu yang membuat Melati sedikit mendongak karena memang laki-laki itu cukup tinggi bagi Melati yang pendek.

"Insya Allah aku akan berusaha, tapi bisakah Anda melepaskan pelukan anda sebentar aku rasa ini kita terlalu menempel." ucap Melati yang merasa sedikit tidak nyaman karena tidak pernah berada diposisi ini sebelumnya.

Selain Melati tidak pernah berpacaran lalu tiba-tiba dinikahkan saat ini sepertinya Melati tidak memiliki pilihan lainnya selain berusaha percaya dengan suaminya sendiri karena mulai saat ini dan selamanya Melati mungkin akan hidup bersama laki-laki yang cukup Tampan dan banyak memberikan kejutan dalam hidup Melati.

"Tidak. Apa salahnya seperti ini..., kamu adalah istri ku ini adalah hal yang wajar." ucap laki-laki tampan itu sekarang ini adalah hal uang lumrah baginya pasal Melati bahkan tidak pernah melihat Ibunya sedekat ini dengan Ayahnya sendiri sehingga bagi Melati ini sedikit berbeda.

"Tapi... hemmmmm," ucap Melati yang saat ini tetap berusaha menjauh tapi bibirnya malah dibungkam oleh bibir Suaminya dengan ciuman yang cukup lama dan tidak biasa.

Jangan lupa simpan keperpustakaan, komentar, review dan vote. Terimakasih...

Chesi_putricreators' thoughts