webnovel

BERAKHIR CINTA

Baru lulus sekolah Bela harus menikah dengan laki-laki yang tidak dicintainya yang bernama Raka yang tidak lain adalah kakak kelasnya ketika duduk di bangku SMA yang terkenal dingin dan cuek. Bela menikah tidak atas nama cinta melainkan karena keterpaksaan. Dimana keluarga besar Raka yang berasal dari orang kaya, tidak ingin nama baik keluarganya tercoreng hanya karena skandal mereka di masa lalu ketika masih sekolah. Bela harus menerima kenyataan kalau suaminya itu masih mendambakan cinta pertamanya yang bernama Dona. Bela berusaha menjadi istri yang baik dan belajar mencintai Raka ditengah getirnya menahan rasa sakit karena harus memperjuangkan seseorang yang tidak mencintainya.

clarasix · Teen
Not enough ratings
430 Chs

Bab 7 Baru Tahu Raka

Jam menunjukkan pukul 9 pagi, Bela terlihat habis keluar dari kamar mandi. Kebetulan hari ini di kelasnya sedang ada jam kosong karena guru matematika sedang ada urusan diluar dan murid kelas 11 Ipa 1 diberi tugas.

"Sudah. Lega."kata Bela sambil berjalan hendak menuju kelasnya yang tidak jauh dari kamar mandi itu.

"Eh nak,"tiba-tiba ada suara terdengar di telinga Bela.

Bela merasa suara itu terlalu dekat dengan dirinya. Jadi dia merasa kalau panggilan itu ditujukan kepadanya disamping itu disana nampak sepi sekali dan hanya dirinya saja sekarang. Alhasil Bela langsung menoleh kearah sumber suara yang kebetulan dari belakangnya.

"Ibu panggil saya tadi?"Bela mendekat kearah seorang guru perempuan yang usianya kira-kira 50 tahunan.

"Ya nak. Ibu minta tolong boleh?"guru itu terlihat pelan sekali bicaranya.

"Boleh bu."jawab Bela dengan sopan dan menghampiri guru tersebut.

"Nak,tolong panggilkan yang namanya Raka anak kelas 12 ipa 4 sekarang untuk menghadap ke saya di ruang bk. Suruh menghadap ke Bu Siti gitu."pesan guru bk itu yang bernama Bu Siti. Bela langsung mengiyakannya.

"Ya bu. Permisi,"Bela langsung pergi meninggalkan Bu Siti itu sendirian disana dan dia langsung berjalan menuju kelas 12 ipa 4. Untungnya di kelasnya sedang kosong jadi dia bisa membantu Bu SIti sekarang.

Bela tidak tahu kelas 12 ipa 4. Dia saja jarang bermain ataupun lewat kelas 12. Karena kelas 12 semuanya ada di lantai atas tepatnya di lantai dua. Sedangkan kelasnya berada di lantai bawah. Dia kini langsung menuju lantai atas. Untuk sekolah Bela hanya terdiri dari dua lantai saja. Kelas 10 dan 11 ada di bawah sedangkan kelas 12 ada di lantai dua.

Setibanya di lantai atas, Bela langsung menyusuri lorong panjang yang disana terdapat barisan kelas 12. Semuanya nampak sepi tapi hanya satu kelas saja yang terlihat ramai.

"Mending aku tanya sama kakak disana."batin Bela sambil berjalan menyusuri lorong panjang disana dan hendak bertanya dengan kakak kelasnya yang kebetulan ada di depan kelas.

"Eh ini kan kelas 12 ipa 4."saat Bela hendak bertanya kepada salah satu siswi disana dia malah kaget ternyata ruangan kelas yang nampak ramai itu adalah kelas 12 ipa 4.

"Kak mau tanya kak Raka sekarang ada di kelas?"Bela menghampiri dua orang siswa yang terdiri dari perempuan dan laki-laki sedang mengobrol di depan kelas.

"Raka, ada urusan apa?"tanya siswi perempuan itu sambil menatap sinis kearah Bela.

"Kamu mau cari Raka?"siswa laki-laki itu nampaknya sedikit memperhatikan Bela dengan tatapan sinis tapi sedikit terpukau. Dibalik dandanan Bela yang nampak seperti culun itu terselip wajah manis dari dalam dirinya.

Bela yang selalu berpenampilan sederhana dan rapi dengan rambut panjangnya yang selalu diikat satu dibelakang ditambah lagi aksesoris kacamata minusnya di wajah. Membuat kesan culun dan anak pintar melekat pada diri Bela. Dan ternyata Bela adalah salah satu siswi berprestasi di sekolah tersebut.

Siswa dan siswa itu saling adu pandang saat melihat ada seorang siswi menanyakan Raka. Apalagi Bela itu nampaknya bukan seangkatan dengan mereka dan terlihat asing sekali buat mereka.

"Ada didalam."jawab siswi kelas 12 ipa 4 itu dengan ketus. Bela langsung kaget mendengarnya. Dia menilai kalau dirinya tadi sopan saat bertanya tapi malah dijawabnya dengan ketus.

"Ayo aku panggilkan."berbeda dengan siswa laki-laki tadi yang terkesan baik kepada Bela.

Bela langsung mengikuti langkah kaki siswa tersebut yang mulai masuk kedalam kelas 12 ipa 4 tadi. Bela kaget saat sudah memasuki kelas itu, terlihat kelas itu ramai sekali dan tidak ada gurunya disana. Ada yang sedang mengobrol dan ada yang bernyanyi dibelakang serta ada yang asyik berfoto-foto disana.

Bela merasa aneh karena kelasnya tidak seramai itu meskipun tidak ada gurunya. Tapi kelas 12 ipa 4 itu malah sebaliknya. Bahkan dia sedikit tercengang ketika melihat beberapa siswa disana mengeluarkan seragamnya dari ikat pinggang.

"Bro, loe dicariin ini?"Bela berhenti di dekat kursi dan meja guru. Sedangkan siswa laki-laki tadi yang tidak diketahui identitasnya nampak sedang memanggil seseorang.

Seketika semua siswa siswi disana yang tadi asyik dengan aktivitasnya masing-masing langsung diam dan fokus kearah Bela. Bela jadi takut sekarang. Karena tatapan dari siswa-siswa kelas 12 ipa 4 sinis kearahnya. Padahal dia tidak salah apa-apa. Dia hanya ingin mencari Raka saja.

"Itu dia ada disana."siswa laki-laki itu mendekati Bela sambil menunjuk kearah segerombolan siswa laki-laki yang sedang bermain musik di pojokan kelas.

Bela langsung menyoroti sesuai dengan arah telunjuk siswa tadi. Bela kaget melihat penampilan beberapa siswa laki-laki disana berantakan. Semua seragamnya dikeluarkan dari ikat pinggang dan rambutnya juga sedikit acak-acakan.

"Kok tampilan mereka begini ya. Beda sama teman-temanku."batin Bela sambil menelan air liurnya sendiri.

"Kayaknya dia mau kamu kesana."bisik siswa laki-laki tadi ke telinga Bela. Bela langsung menjauh karena merasa aneh dan risih ketika telinganya dibisiki laki-laki itu.

Tanpa butuh waktu lama, Bela langsung berjalan menuju ke segerombolan siswa laki-laki yang berada dipojokan kelas itu. Jujur Bela saat itu takut dan grogi sekali saat berjalan. Betapa tidak, selama dia berada di dalam kelas itu apalagi ketika berjalan menuju beberapa laki-laki disana, banyak pasang mata tertuju kearahnya dengan tatapan tidak biasa seperti mengancam. Tapi mau gimana lagi dia sudah terlanjur menyanggupi permintaan guru bk tadi dan sudah masuk kedalam kelas itu.

Semakin dekat dengan segerombolan itu, detak jantung Bela semakin tidak karuan sekarang. Baru kali ini dia harus berhadapan dengan anak laki-laki yang berjumlah 5 orang itu. Melihat penampilan mereka yang berantakan dan seperti anak kekinian membuatnya semakin takut.

"Per…permisi kak. Saya mau cari kak Raka, soalnya tadi dicari sama guru BK. Disuruh menghadap kesana sekarang."Bela langsung berterus terang kepada beberapa anak laki-laki disana. Dia tidak tahu Raka itu yang mana. Hanya saja dia sekilas menangkap ada seorang laki-laki yang sedang berada ditengah dan dikerubungi anak-anak yang lain sambil memunggungi Bela.

"Kamu siapa?"tanya salah satu anak laki-laki disana sambil menunjuk kearah Bela.

"Sa…saya Bela kak."jawab Bela dengan sopan sama kakak kelas. Tangannya sambil memegang kacamatanya.

"Bela."semua anak laki-laki disana mengulang nama Bela bersama-sama kecuali seorang siswa laki-laki yang sedang memunggungi Bela saat ini.

"Cantik sih. Tapi…"celetuk salah satu anak laki-laki disana sambil melihati Bela dari atas sampai bawah terus.

Bela mulai merasa tidak nyaman bila berada disana cukup lama. Apalagi tatapan dari masing-masing anak-anak laki-laki disana yang terlihat mengerikan itu.

"Maaf kak, saya mau pamit dulu."berhubung tugasnya sekarang selesai jadi dia ingin kembali ke kelas. Dia sudah memberitahu kalau Raka dipanggil guru bk sekarang. Meskipun dia sendiri juga tidak tahu Raka yang mana. Tapi dia yakin kalau Raka berada ditengah-tengah kerumunan itu dan mendengarpercakapannya tadi.

Andai saja Bela selalu update sama berita yang ada di sekolahnya. Terutama berita terhitz disekolahnya mengenai cogan-cogan disana. Pasti dia akan tahu dan mengenali Raka itu yang mana. Raka yang sduah jelas-jelas berada ditengah kerumunan anak laki-laki disana dan sedang memnunggunya tadi. Berhubung dia tidak mengikutinya dan fokus sama pelajaran saja jadinya dia tidak tahu dan tidak kenal siapa itu Raka. Padahal Raka adalah siswa tampan yang menduduki peringkat pertama di sekolahnya.

"Siapa yang suruh kamu pergi."teriak seseorang dari belakang Bela saat hendak kembali pulang.

Bela langsung terhenti jalannya. Dia merasa kalau dirinya sedang diajak bicara sama suara aneh tadi.

"Kenapa saya dicari guru bk?"tiba-tiba ada seorang laki-laki tampan berjalan mengelilingi Bela dengan pelan yang tidak lain adalah Raka. Bela melihatnya sebentar kemudian langsung menunduk. Baru saja menatap laki-laki itu nyali Bela langsung menciut karena tampangnya mengerikan seperti orang pemarah.

"Sudah sikat aja dia, Raka."teriak salah seorang dari belakang bela.

"Oh kamu."Raka kaget ketika tahu yang sedang memanggilnya adalah wanita yang pernah melemparinya bola basket dulu. Bela kaget bukan kepayang sekarang. Jantungnya serasa berhenti berdetak sekarang.

"Dia."Bela tiba-tiba teringat dengan laki-laki yang pernah terkena lemparan bola basketnya dulu ketika berolahraga. Dia baru tahu kalau Raka adalah laki-laki yang pernah marah kepadanya gara-gara tidak sengaja dilemparinya bola basket.

"Jadi kamu."Raka langsung menatap sinis kearah Bela. Nampaknya dia ingin membalaskan dendamnya kemarin kepada Bela karena sudah melemparinya bola kemarin.

"Aduh gimana ini. Apa dia akan marah kepadaku. Aku kan nggak sengaja."batin Bela sambil menunduk.

Dalam benak dan pikiran Raka sekarang hanyalah ingin membalaskan dendamnya kemarin pada wanita yang ada dihadapannya itu. Meskipun itu sudah lama kejadiannya tapi masih saja diingatnya.

"Kamu tentu ingat sama kejadian dulu kan?"ucap Raka sambil menatap sinis kearah Bela. Bela terus menunduk saja. Sedangkan semua siswa siswi disana terus menatap kearah Bela yang sedang dicecar pertanyaan oleh Panji.

"Jawab?"Raka langsung mendongakkan dagu Bela dengan kasar.

Seketika mata bela dan Raka saling bertemu. Raka menatap Bela dengan dekat sekali. Sedangkan Bela merasa kalau ini pertama kalinya buat dia bertatapan muka sedekat itu sama lawan jenisnya. Sekilas dia melihat aura tampan dan galak pada laki-laki itu.

"Gue yang namanya Raka yang udah loe lempari bola kemarin."kata Raka sambil menekan dagu Bela.

"Gue akan memberi sesuatu buat loe. Biar loe ingat terus sama gue."ucap Raka dengan sinis.

Seketika Bela kaget ketika tangan Raka langsung menarik ikat rambutnya. Sehingga rambut panjangnya langsung terurai begitu saja kebawah.

"Astaga."Bela langsung menunduk dan wajahnya jadi tidak terlihat oleh orang-orang sekarang.

"Kenapa kamu menunduk. Aku mau lihat kamu itu kayak apa. Berani sekali melempari ku bola."ucap Panji sambil melepaskan kacamata Bela tapi Bela berusaha mempertahankannya.

"Aduh gimana ini."Bela semakin ketakutan sekarang.

Tanpa butuh waktu lama, Bela langsung berlari meninggalkan Raka disana. Bela berlari dengan terbiri-birit agar wajahnya tidak diketahui banyak orang. Dia berlari sambil memegangi kacamatanya. Sedangkan rambut lurusnya masih terurai kebawah. Semua orang langsung tertuju ke Bela yang sedang berlari.

Brugghhhh

Bela jatuh.

"Kamu nggak papa?"tanya siswa laki-laki yang sempat membantu Bela tadi.

"Makasih."Bela cepat-cepat berdiri dan pergi. Dia tidak mau wajahnya dilihat banyak orang termasuk sama orang yang habis menabraknya tadi.

"Cantik sekali."puji siswa laki-laki tadi yang sempat melihat wajah cantik bela tadi sebentar.