webnovel

Babak Baru Dimulai

Dengan perasaan was-was Gadis berwajah imut, cantik dan anggun Jilbab biru langit sepadan dengan kaus biru langit yang dimasukkan ke dalam rok jeans hitam, sendal Traveling hitam menenteng sebuah koper keluar dari ruang kedatangan. Bandara ini tampak lengang hanya beberapa orang yang terlihat lalu lalang. Ramona gelisah, Maya yang dihubunginya katanya akan menjemput namun tak juga kelihatan batang hidungnya.

Selang lima menit menunggu nampaklah sebuah mobil avanza silver berhenti tak jauh dari dia berdiri.

"Woi buruan, ntar lagi bandara akan ditutup" Teriak Maya dari balik kaca mobil.

Ramona bergegas menyeret kopernya, dibukanya bagasi mobil kemudian duduk didepan samping Maya yang saat itu menyetir mobil sendiri.

"Nekad juga kamu, situasi sedang kacau, kita ambil jalur belakang" Kata Maya

"Emang belum kondusif ?" Ramona menatap kiri kanan jalan, dia emang dibilang nekad. Sudah tau daerah ini sedang dilanda kerusuhan tapi dia tetap memaksakan diri untuk datang mengadu nasib.

"Lom, hari ini penerbangan terakhir, selanjutnya bandara akan ditutup entah sampai kapan baru dibuka"

"Segitu parahnya ?"

"Emang kamu gak nonton TV ? puluhan rumah hancur, rumah ibadah dibakar, puluhan orang terluka"

"Kamu gak takut keluar rumah ?"

"Takut juga sih tapi demi dirimu aku rela menembus blokade polisi yang mengamankan amukan massa"

"Maaf" Ucap Ramona yang nampak tegang melihat barisan blokade polisi dan tentara disepanjang jalan.

"Udah, sampe rumah baru dibahas". Maya segera tancap gas.

Lumayan juga setelah menempuh perjalanan sekitar 10 menit sampailah kami di rumah Maya yang tergolong mewah. Kami menarik nafas lega setelah sepanjang jalan tadi harus berhenti di setiap pos pemeriksaan.

Huft....panas menyengat, Ramona membawa kopernya masuk ke dalam kamar Maya. Mereka akan sekamar berdua, lumayan kamarnya cukup besar dilengkapi dengan kamar mandi dan ranjang king size.

"Buruan mandi setelah itu kita makan" Titah Maya.

Ramona membuka kopernya, dengan peralatan mandinya dia bergegas ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air. Wuah segarnya...

Setelah mandi gadis itu keluar masih berbelit handuk dia menatap foto yang terpampang di dinding.

"Itu kakakku Abhi namanya, sekarang sedang menyelesaikan S2nya di London" Kata Maya menjelaskan.Mereka dua bersaudara. Kakaknya seorang dokter spesialis kandungan dan sedang menyelesaikan studinya di London. Usia mereka hanya terpaut dua tahun.

"Gagah"

"Naksir ?"

"Hah ? hehehe....lom. hahahahaha"

"Buruan ganti bajunya, habis makan kita bernostalgia..."Maya mengedipkan matanya.

Senja telah berlalu, sirene berbunyi memekakkan telinga.

"Apa begini setiap malam ?"

"Iya, semoga besok tentara yang dikirim dari Jakarta tiba dan daerah ini bisa kembali aman damai setelah berdarah-darah"

"Aku ingin ke lokasi pengungsian"

"Ngapain ?" Tanya Maya sambil mengernyitkan keningnya.

"Mau jadi relawan" Jawab Ramona polos.

"Kau harus bergabung dengan LSM Nusantara tuh yang dipojok sana, mereka menangani pengungsi dan massa yang terluka"

"Besok kita kesana ya ?"

"Liat kondisi kalo belum aman jangan coba-coba keluar rumah"

"Oh"

Mereka berdua berbaring di atas ranjang, mencoba memejamkan mata tapi tak urung mata mereka beradu.

"Lom tidur ?" Tanya Maya

"Lom ngantuk" Jawab Ramona

"Boleh tau, mengapa kamu tak jadi nikah ?"

"Tidak Jodoh"

"Yah semua orang pasti jawabnya begitu kalo batal nikah, yang serius dong. Setahuku setelah wisuda kamu akan menikah dengan Fajar. Kenapa batal ?"

"Entahlah...mungkin dia punya alasan tapi sampai saat ini aku tak tau apa alasannya ?"

"Tidak mencari tau ?"

"Tidak, aku keburu ke Kotamu...hehehe"

"Terus....

"Disini aku sekarang...hehehe" Ramona cengengesan. Dihempaskannya nafasnya dengan kuat.

"Kau masih mencintainya ?"

"Apa emang cinta itu ada ?"

"Ya iyalah, kalo gak ada cinta gak ada aku, kamu..."

"hmmm, terkadang manusia bisa lahir tanpa cinta juga kok"

"Kalo itu kecelakaan namanya....haha"

Mereka berdua tertawa.

"Ingat tidak dengan anak kedokteran yang bernama Rudi ?"

"Yang kulitnya putih bersih dan macho itu ?" Ramona mencoba membayangkan wajah itu.

"Tau tidak dia menyogokku agar bisa mempertemukanmu dengannya, 1 juta lho...hahaaha"

"Jadi itu ulahmu ?" Ramona mencubit pinggang Maya.

"Auuuu....sorry !"

Flasback On

"Malam nanti kita nonton yuk" Ajak Maya malam itu.

"Liat nanti" Jawab Ramona sambil membenahi buku catatannya.

"Jangan banyak alasan, ntar malam aku jemput ya ?"

"Pakai apa ?"

"Mobil pinjaman" Jawab Maya sambil berlalu.

Malamnya Maya benar-benar menjemput Ramona dengan mobil sport merah. Dikiranya bohongan tak ayal diapun ikut ke Mall Panakukang.

Disana mereka bertemu dengan Rudi dan Irwan pacar Maya. Jadilah mereka pasangan .

Harus menunggu dua jam lagi filmnya diputar, alhasil mereka berempat berpasang-pasangan duduk di cafe yang tak jauh dari bioskop.

"Mona, aku bisa tanya sesuatu ?" Rudi memulai obtolan setelah Maya dan Irwan bergeser ke meja paling pojok.

Yang ditanya menganggukkan kepala.

"Sudah punya pacar ?"

opss...Gadis itu terkejut, ditatapnya cowok macho di depannya. Gagah juga tapi dia sudah punya yang namanya Fajar walau sekarang belum terdengar kabar tentangnya paling tidak dia ingin setia.

"Iya" Jawabnya pelan.

"Anak mana ? aku tidak pernah melihat kalian jalan berdua"

"Sekarang dia di Semarang"

"Oh"

Sejak itu setiap bertemu Rudy selalu menghindar darinya.

Flashback Off

"Jadi itu ulahmu ?" Ramona cemberut.

"Iya maaf, paling tidak kita punya kenangan kan ? hahahaha...." Maya menangkis timpukan bantal yang dilempar Ramona kearahnya.

"Hmmm, uangnya kamu kembalikan tidak ?"

"Mana bisa, siapa suruh menyogokku. Tau tidak mobil yang kupakai malam itu mobilnya Rudy, dia yang meminjamkannya padaku. Dia tuh anaknya yang punya Makassar lho.... sayang dianggurin gitu"

"Udah ah, dah lewat. Yang lalu biarlah berlalu". Ramona tersenyum simpul.

"Fajar pun dah berlalu kan ?" Tanya Maya senyum-senyum simpul, dia ingin mengerjai temannya yang terlihat sedang menghayal.

"Hei...hallo...!" Maya mengayun-ayunkan tangannya di wajah Ramona.

"Oh..eh, tanya apa tadi ?" Ramona gelagapan.

"Fajar"

"Dia guru psikologi, kami menjalin hubungan setahun setelah itu LDR karena dia ke kairo ambil S2"

"Gak nanya"

"Hah ?"

"Tuh kan gak konsen, artinya dirimu masih belum bisa melupakannya, yang lalu bukan hanya Rudy tapi Fajar pun harus berlalu dari ingatanmu"

"Maa...maaaf !" Ucap Ramona terbata-bata.

"Hehehe....tapi aku penasaran, kamu kan dah rencana nikah sampe pake adegan melamar didepan para pengamen di pantai Losari, kok bisa gak jadi. Apa dia sengaja mempermainkanmu ?"

"Punya motif apa ? gak mungkin, pasti ada alasannya" Jawab Ramona ambigu.

"Emang kamu tidak punya firasat apa-apa ?"

"Malam itu ada sih, aku memeluknya erat seakan itu yang terakhir kalinya" Ramona mengenang adegan mereka berdua yang saling berpelukan mesra.

"dimana"

"hotel"

"Itu sih namanya ngambil kesempatan dalam kesempitan. hayoo, ngapain aja kalian malam itu ?"

"ih...emang kamu pikir aku wanita apaan" Ramona cemberut

"Sungguh masih perawan ?" Ledek Maya sambil tertawa...

Ramona tak menggubrisnya dia berbalik membelakangi Maya, tak urung Maya segera memeluknya erat. Dia tahu gadis itu wanita baik-baik bahkan dia ingin menjodohkan kakaknya dengan teman baiknya itu.

"Maaf"

Ramona segera berbalik, dia memeluk sahabatnya itu dengan erat, diapun teringat dengan Nikita. Kira-kira apa yang sedang dilakukan Nikita sekarang. pikirnya.

"Mona, gimana kalo aku jodohin kamu ama kak Abhy"

"Yang pacaran lama aja tidak jodoh apalagi yang dijodohin, wueee !" Ramona menjulurkan lidahnya tak urung mereka berdua tertawa.

Dorrrr ! Terdengar suara tembakan, baik Ramona maupun Maya terdiam dan sama-sama menutup telinganya dengan bantal.