Nine berhenti pada rumah rui. ia meletakkan tas belanjaan nya di lantai rumah. sejenak ia melihat ke arah gadis manusia itu yang sedang asyik melakukan sesuatu di dapur. nine perlahan melangkah kan kaki ke sana. ia memegang kedua pundak Ruri perlahan.
"Akh mawar!", kaget Ruri. Ruri menolah. ia mengembungkan kedua pipinya saat menyadari itu adalah nine. nine tentu saja hanya berwajah datar. ia malah memfokuskan dirinya ke arah dapur yang Sedari tadi di kerjakan oleh Ruri. beberapa batang coklat dan juga pisau dan , hm berantakan sekali.
Ruri menatap ke arah nine. ia tersenyum saat melihat nine tampak bingung dengan yang ia kerjakan. nine menatap bingung, ia memang tidak tau apa saja perayaan dalam dunia manusia. karena di dunia vampir dan Monster tidak ada yang namanya kalender karena ya kami tidak akan bisa mati.
"Mawar, kau mau membuat coklat?", tanya Ruri. nine melepaskan pegangan Ruri. ia meraih pecahan benda coklat itu dan perlahan memakannya. lumayan enak, nine menatap lagi pada Rui. si pelaku hanya senyam senyum sendiri.
"Memang ada apa?",
"Hari ini valentine mawar!!"
"lalu?", nine menaikkan satu alisnya. ada apa dengan Valentine. perayaan aneh dalam dunia manusia?, Ruri tampak semakin riang. ia memegang kedua tangan nine spontan dan melompat lompat kegirangan. jujur Ruri seperti anak kecil , kadang kadang nine tidak mengerti pada umur segini seharusnya orang orang lebih dewasa.
"Valentine itu adalah hari kasih sayang. memberikan coklat sebagai tanda cinta pada seseorang yang kita sayangi" , jelas Ruri. ia tampak manis saat mengatakan itu dengan senyum lebar di wajahnya. jujur saja Ruri adalah orang terpolos yang pernah diketahui oleh nine. dan jujur nine tidak terlalu membencinya.
"Kau akan memberikan pada siapa?", tanya nine. Seketika wajah Ruri memerah. oh ya wajah manusia lebih mudah ditebak saat merona ataupun ekspresi lainnya. nine langsung tau bahwa Ruri sedang mengalaminya rasa jatuh cinta. yah sebenernya ia juga sih, Sekarang dia dan Bem sama sudah berhubungan seperti biasa.
Bem sama tinggal jauh dari lingkungan manusia. katanya ia benci saat hidup bersama manusia. ia lebih benci manusia dari pada nine. atau bisa dibilang manusia itu layaknya hewan peliharaan bagi Bem sama. sama seperti yang dipikirkan oleh nine, tetapi nine lebih menyukai anak anak karena lebih polos.
"Akh sudah lah!!, kau Bagaimana mau diberikan sama siapa tuh. Abang ganteng itu??", goda Ruri. kali ini giliran wajah pucat nine yang terdiam. nine mengalihkan kedua bola matanya menghindari tatapan Ruri seketika. ia meremas ujung bajunya dengan kasar berusaha menghentikan rasa canggung nya itu. menatap lama jendela dengan pemikiran tidak bisa ditebak. sedangkan Ruri malah senyum senyum karena berhasil membuat ekspresi lain dari nine yang selalu datar tersebut.
"Kau mau bikin coklat?"
nine menoleh pada Ruri. sepertinya menyenangkan. juga ia baru tau ada perayaan perayaan berbeda dalam dunia manusia. dan lagi hari kasih sayang, ini mungkin bisa ia lakukan untuk berterimakasih pada Bem sama. untuk kalung ini dan karena ia sudah jauh jauh datang kesini. asal tau saja dunia manusia itu sangat sangat jauh.
"Akan kubuat , tetapi mungkin aku akan mencampur kan darah", seru nine. mengingat Bem sama menyukai darah, Ruri bersemangat membawakan darah dari hewan peliharaan nya itu. tetapi nine melarang. ia mengambil salah satu pisau dan mengores tangannya. mengambil mangkuk dan meneteskan darah nya sendiri. itu membuat ruri langsung tercengang. ia sampai panik saat melihat nine secara santai merobek kulit nya sendiri.
"he - hei nine, apa yang kau lakukan?!", pekik Ruri. ia berhenti mengambil darah hewan yang biasanya ia simpan untuk cemilan nine. Nine menghentikan Ruri. ia duduk sambil memangku tangan, tersenyum tipis menatap Ruri..
"Dia lebih suka darahku, dan lagi aku tidak akan bisa mati karena kehabisan darah Ruri", seru nine.
Ruri menghela nafas, hampir saja ia lupa bahwa sosok gadis pucat di depannya ini adalah seorang vampir. dan vampir itu adalah makhluk yang abadi. yah meskipun ini baru pertama kali ia melihat vampir secara langsung.
"hah baiklah, aku sempat lupa kau adalah vampir'" gerutu Ruri. ia duduk sembari menumbuk coklat batangan yang baru saja ia beli itu. Nine memiringkan wajahnya, membiarkan rambut panjang nya berpindah tempat ke depan di dadanya.
"oh ya mawar, apa semua vampir itu memang cantik dan tampan seperti mu?" tanya Ruri. ia sungguh kaget atas kedatangan vampir lainnya kemarin. ia sangat tampan sekali, Ruri tidak pernah melihat pria setampan itu.
"hm entahlah, rata rata memang seperti itu, dan lagi kami berhenti tumbuh saat mencapai ukuran seperti ini, atau bisa dibilang kami sudah tua?"
tua apaan?, ia sangat cantik seperti itu. bisa dibilang ia bahkan seperti berumur 12 tahun. sangat sangat cantik, hah Ruri jadi berharap ia bisa menjadi vampir.
"yah sudah ayo lanjutkan!!" seru Ruri. mengalihkan pikirannya untuk membuat coklat. mereka berdua asyik membuat coklat di rumah itu. membiarkan dapur berantakan. baru pertama kali ini nine merasa cukup senang saat membuat sesuatu. hari valentine ini seperti nya akan menyenangkan.
.
.
.
.
.