webnovel

Bem Sama

Vampir dan Iblis. Dalam dunia gelap yang tidak berujung. Bem sama, yang begitu dingin. Namun, begitu indah, begitu mengagumkan. Nine yang begitu elegan dan selalu mencintai Bem sama dalam kehidupan abadi yang begitu indah, dan juga begitu mematikan. Yang tidak berujung. Darah dan Kegelapan yang Indah.

Lunamori_Story_26 · Anime & Comics
Not enough ratings
99 Chs

Ruri Gadis Pemalu (1)

Berbicara tentang Ruri. Ruri adalah manusia yang sangat polos. ia tidak pernah merasakan kebencian atau apapun dan dia juga sering sekali menunjukkan ekspresi apapun dengan mudahnya.

Ruri tidak pernah merasakan cinta, ia malu kepada orang orang baru. tetapi untuk kali ini ia yakin bahwa apa yang dirasakannya adalah cinta. perasaan yang sangat manis dan juga hangat.

Ruri memiliki teman vampir yang datang, Ruri sudah menganggapnya sebagai teman tetapi seperti nya mawar sama sekali tidak menyukai Ruri. ia jarang berekspresi, meskipun begitu Ruri menyukainya. Ruri menyukai setiap orang. Ruri melihat wajahnya sendiri di cermin, Ruri sadar ia sangat manis.

Ruri tidak pernah memakai make up, ia hanya merapikan rambutnya dan tersenyum seraya menepuk kedua pipinya pelan. sekarang saatnya ia akan pergi menemui temannya. Ruri hanya punya satu teman laki laki. Ruri tidak pernah dekat dengan siapapun. semuanya tidak suka dengan anak yang pendiam. mawar adalah teman wanita pertama Ruri,..

"dah mawar", seru Ruri. mawar akhir akhir ini lebih sering berekspresi itu karena bertemu lelaki tampan yang juga Vampir waktu itu. mawar duduk di tepi jendela. seperti biasa mawar akan pergi sebentar lagi saat vampir tampan itu datang dengan sayap kerennya itu.

.

.

.

.

.

Ruri berjalan, ia membawa sekantung penuh buah buahan yang di pesan oleh sahabat dekatnya itu. sudah lama sejak Ruri bekerja menjual segala perkebunan yang ia rawat sepenuh hati. Ruri berhenti ketika melihat sebuah rumah sederhana disana. semburat merah tampak jelas pada wajah manisnya.

"ah Ruri!, ayo masuk masuk", sapa seseorang. ia memang tidak setampan vampir itu. tetapi bagi ruri ia adalah pria tertampan di seluruh dunia. Ruri jarang dekat dengan orang lain. ia belum bisa percaya pada siapapun. dan lagi ia hanya mempunyai sedikit sekali teman.

Ruri masuk. pria itu menyodorkan makanan di depannya. Ruri mengucapkannya terima kasih dan duduk di sofa. pria itu duduk di sebelah Ruri. ini memalukan, sudah sejak lama Ruri merasakan perasaan aneh. bahkan saat ia memberikan hadiah coklat saat Valentine padanya.

"a..apa coklat itu enak?" tanya Ruri pelan, ia sungguh malu hanya menatapnya. pria itu tersenyum, ia menunjukkan sebuah bingkisan yang diberikan Ruri padanya. Ruri menengadah, ia tidak tau bahwa coklat itu belum di makannya.

"hihi sayang kan kalau coklat ini kumakan sekarang. habisnya waktu Valentine kamu doang yang masih!!", serunya menyunggingkan senyum.

"Ma..makan sekarang lah!!, nanti kalau lumer bagaimana!!", seru Ruri mengembungkan kedua pipinya.

pria itu mencubit kedua pipi Ruri dengan gemas. Ruri terdiam, pipinya memerah hingga pria itu menaruh tangannya pada dahi Ruri. kedua mata coklatnya memandang ke arah Ruri.

"su..sudah lepaskan, aku sedang tidak sakit", gerutu Ruri. pria itu melepaskan tangannya dari dahi Ruri. kemudian tertawa lepas sambil mengelus kepala Ruri dengan pelan.

"hahaha maaf, soalnya kamu manis sekali kalau sedang memerah gitu!!", ia selalu saja seperti itu. membuat Ruri salah tingkah karena sikapnya itu.

"ini. karena mu", bisik ruri pelan.

.

.

.

.

.

pria itu cukup tampan dengan rambut ikal berwarna hitam dan kedua bola mata coklat mengoda. ia sama seperti penduduk lelaki pada umumnya, tetapi 'Rei' jauh lebih tampan dari mereka.

Rei adalah teman satu satunya Ruri. saat sekolah dasar hingga sebesar sekarang. ia tidak pernah membalas perasaan Ruri. sebaliknya ia menjadi sahabat yang sangat baik dan menyenangkan, Ruri ingin seperti nya.

Ruri melirik ke arah Rei. wajah nya dimiringkan sehingga rambut hitam panjang nya turun menutupi kedua bagian wajah manis imut nya itu. Rei menatap ke arah Ruri. seketika wajahnya memerah saat melihat betapa manisnya gadis manis itu , apalagi saat wajahnya dimiringkan dengan polos seperti itu.

.

.

.

.

.