Ternyata yang dikatakan Arka benar. Sejak setengah jam lalu, cowok itu mengiriminya beberapa pesan singkat berisi tata-laksana-misi-mutusin-pacar, lengkap dengan set lokasi, waktu, dan dialog mereka.
Ehem. Cowok itu berdehem. "Jadi gimana?"
Cewek itu nyengir kuda. "Iya, sorry." Ucapnya, sambil mencebikkan bibir. "Tapi tetep lo yang salah. Nih pipi jadi nyut-nyut-an gara-gara lo."
Arka menyeringai. "Mau dicium gak? Biar baikan." Godanya.
Cewek itu langsung bergidik ngeri. "Pait pait pait." Ia komat-kamit. "Gak akan gue mau dicium sama lo. Gue masih sayang masa depan."
"Abang cocok kok buat jadi imam masa depan."
"IH! DASAR BUAYA!" Semprot Sandra.
Arka menyilangkan tangan di dada. "Biar buaya juga tetep banyak yang ngantri."
"Hilih!" Dengus Sandra. "Sok-sok-an mau ngoleksi pacar, sama mantan aja masih gak bisa move on."
"Kok diem. Berarti bener kan?" Kini giliran cewek itu yang menyeringai.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com