Dan tak lama setelahnya, ada sebuah bantal melayang dan menampar wajah Arka. Arka langsung menyambar bantal yang menempel di wajahnya, lalu melirik sang pelaku dengan lirikan maut. "Untung Abang sabar." Ucapnya dengan memaksakan senyum.
"Sorry, gak sengaja." Jawab Sandra enteng, dengan wajah tanpa dosanya. "Tadi Sandra mau ngasih bantalnya ke Bang Arsa, cuma kehalang sama nih curut satu."
Arka tersenyum kecut. "Dasar adek durhaka."
"Abang gak ada akhlak." Sandra balas mencibir.
Sementara Arsa hanya bisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala menyaksikan pertengkaran tanpa ujung kedua adiknya itu. Harus diakui, bahwa itulah hal yang dirindukannya dari rumah, yang selalu membuatnya ingin pulang. "Mau disiapin arena tinju gak?" Godanya.
"Kagak"
Jawab Arka dan Sandra bersamaan.
"Bisa ilang muka ganteng gue kena cakar tuh anak." Cibir Arka.
"Bisa kena sial tujuh turunan gue gara-gara grepeh-grepeh muka tuh manusia." Timpal Sandra. "Tuh kan jadi ketinggalan filmnya. Ah, Abang sih?!"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com