webnovel

Belum Berakhir

Semua berawal ketika seorang gadis pindahan yang sukses membuat ketua geng jatuh hati namun enggan untuk mengatakannya terlebih dahulu. Gengsi? Mungkin. Di awal pertemuannya selalu saja ada pertikaian diantara mereka berdua. Apakah Si ketua geng bisa mengungkapkan perasaannya? "Ehh, sorry? Gue nggak sengaja" "Sorry-sorry, kalo jalan tuh pake mata!" Seseorang yang terus memperjuangkan cintanya. Karena ia tahu bahwa semuanya masih bisa di perbaiki, semuanya masih bisa untuk bersama karena semuanya masih belum berakhir.

Ervantr · Teen
Not enough ratings
282 Chs

Berita Duka Lingga

"Udah jangan berisik guys, pertandingan mau dimulai tuh," ucap Arrabella pada sahabatnya, tanpa mengalihkan pandangannya dari seseorang.

Nata dan sahabatnya menonton pertandingan itu dengan serius, sesekali berteriak memberi semangat untuk tim Kenzo. Nata mengelurkan ponsel dari dalam tas, dan memotret Kenzo yang berada dilapangan, Nata tersenyum melihat hasil jepretannya.

"Yeyyyy, tim Kenzo menangg!!!" teriak Keysia, sambil bertepuk tangan, dan diikuti oleh semua penonton.

Nata melihat Kenzo berjalan kearahnya sambil tersenyum, karena pertandingan telah selesai. Setelah Kenzo sampai, Nata memberikan air mineral kepada Kenzo.

"Makasih ya," ucap Kenzo menerima air mineral itu sambil mengacak rambut Nata, dan duduk disamping Nata.

"Iya sama-sama. Selamat ya, tim kalian menang, kalian hebat!" ucap Nata sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Iya dong, siapa dulu ketuanya," jawab Kenzo sambil menyugar rambutnya yang basah kebelakang, dengan gaya sok cool.

"Gak jadi muji kalo gitu," ucap Nata cepat.

Kenzo terkekeh, dan mencubit pipi Nata gemas.

"Boss, makan makan yuk? Sambil ngerayain kemenangan tim kita," ucap Jimmy yang duduk disamping kekasihnya, Amanda.

"Nah! Ide bagus tu Jim," celetuk Libra yang berada disamping Keysia.

"Boleh, kuy berangkat!" jawab Kenzo semangat.

Mereka semua berdiri dari duduknya, dan melangkah pergi meninggalkan lapangan, sebelum itu Kenzo dan antek anteknya mengganti pakaian terlebih dahulu.

***

Nata dan semua murid tengah serius mengikuti pelajaran fisika yang diajar oleh Bu Cika.

Pintu kelas terbuka, menampilkan seorang guru paruh baya, dan dibelakangnya diikuti oleh dua orang yang tak mereka kenali.

"Permisi Bu Cika, sekolah kita kedatangan murid baru, dan akan ditempatkan dikelas ini. Mari masuk nak, permisi Bu Cika," ucap guru paruh baya itu mempersilahkan murid itu masuk, kemudian pergi berlalu.

Mendengar itu, sontak kelas Nata dan Kenzo langsung heboh.

"Ganteng bangett"

"Pasukan cogan nambah"

Itulah sekiranya decakan kekaguman yang mereka lontarkan, berbeda dengan Nata yang hanya diam memperhatikan wajah perempuan yang berdiri didepan kelas itu, Nata merasa familiar dengan wajahnya, tapi siapa?!

"Sudah diam semuanya! Silahkan perkenalkan diri kalian," ucap Bu Cika pada dua murid itu.

"Perkenalkan nama saya Brian Devano Smith, dan kalian boleh memanggil saya dengan sebutan Brian ataupun Devan," ucap laki laki bernama Brian itu memperkenalkan diri sambil tersenyum tipis.

"Perkenalkan nama saya Bella Aira Smith, you can call me Bella," ucap perempuan bernama bella itu singkat.

"Apakah kalian bersaudara?" tanya Bu Cika penasaran.

"Benar..."

"Pindahan dari sekolah mana?"

"Kita--"

"Kita berdua pindahan dari Jerman, dan belum sebulan di Indonesia," potong Bella cepat.

Bella mengedarkan pandangan kesemua orang dikelas itu, dan matanya bertubrukan langsung dengan mata Nata, bibir Bella terangkat sembari tersenyum. "I found you!"

"Baiklah kalau begitu, kalian berdua silahkan duduk disana," ucap Bu Cika mempersilahkan.

Brian dan Bella melangkahkan kaki menuju meja dan kursi yang ditunjuk oleh Bu Cika tadi, berada dibelakang tempat duduk Nata Dan Kenzo.

"Hai, gue Keysia dan ini Libra, cowok gue," ucap Keysia memperkenalkan diri sambil menunjuk Libra, kekasihnya.

"Haii," jawab Brian dan Bella bersamaan.

"Oh iya, kenalin itu Nata dan disampingnya ada Kenzo, trus disana ada Amanda dan Jimmy, trus itu Zion, Arrabella, William, Gavin, dan Indah. Semoga kita semua bisa berteman baik ya," ucap Keysia lagi sambil tersenyum ramah.

"Sure, why not!" jawab Brian tersenyum, sedangkan Bella hanya diam.

Setelah sesi pengenalan itu, mereka pun kembali melanjutkan pelajaran Bu Cika yang tertunda sedari tadi.

***

Sudah Seminggu berlalu sejak kedatangan murid baru itu, Semuanya berjalan dengan baik. Bella sudah bergabung dengan Nata dan sahabatnya, sedangkan Brian sudah lumayan akrab dengan Kenzo dan antek anteknya, karena mereka berdua pribadi yang menyenangkan dan tidak sombong.

Arrabella menatap nanar kursi kosong yang tak dihuni oleh pemiliknya beberapa minggu belakangan ini, Arrabella menghela nafas gusar, dan meyakinkan diri bahwa seseorang itu baik baik saja.

Pintu kelas terbuka, menampilkan Bu Susi wali kelas mereka dengan raut wajah sedih, semua murid menatapnya heran.

"Anak anak, ibuk membawa kabar duka buat kita semua, bahwa Ibunda dari ananda Lingga Franklin telah berpulang beberapa menit yang lalu, dan kita semua akan kesana, sekarang."

Jantung Arrabella serasa mau copot mendengar kabar itu, matanya memanas, sekuat tenaga menahan air mata supaya tidak tumpah, dan berlari keluar kelas.

Arrabella terus berlari, tidak menghiraukan panggilan dari sahabatnya, karena yang terpenting sekarang Arrabella ingin melihat keadaan Lingga, pasti dia sangat terpukul dengan kepergian bundanya.

Kemarin Arrabella mendapat kabar dari papanya kalau bunda Lingga sudah baikan dan diperbolehkan pulang, tapi sekarang? Arrabella menggeleng tak percaya, dan mengusap kasar air mata yang jatuh dipipinya.

Arrabella menghentikan mobilnya, dan berlari sekuat tenaga kedalam mansion yang sudah ramai dikunjungi banyak orang, Arrabella menghentikan langkahnya karena sudah menemukan seseorang yang dicarinya itu.

"Ngga, lo yang kuat ya," ucap Arrabella dengan tangis tertahan, dan mendekat kearah Lingga yang keadaannya sudah berantakan.

"Pergi lo dari sini, gue mau sendiri!" ucap Lingga dengan suara bergetar.

"Gue mau disini Ngga, temenin lo. Gue kasian sama lo," ucap Arrabella.

"Gue bilang pergi ya pergi! Gue gak butuh dikasihanin!" bentak Lingga emosi.

"Gu-gue gak mau pergi Ngga, gue gak bisa tinggalin lo sendiri, disaat keadaan lo seperti ini," jawab Arrabella, menangis sesenggukan.

Arrabella duduk disamping Lingga yang memeluk jasad bundanya, jujur Arrabella sangat sedih melihat Lingga yang seperti ini.

Setelah beberapa jam, akhirnya bunda Lingga selesai dikebumikan. Namun Lingga sama sekali tidak beranjak dari makan bundanya, dengan tangan yang setia memeluk batu nisan.

"Gue kasian liat Lingga, Zo," ucap Jimmy dengan mata berkaca kaca.

"Apalagi gue Jim, dulu dia bagian dari kita, dan yang pasti dia gak punya siapa siapa sekarang," jawab Kenzo sendu.

"Kita liatin dari sini aja Zo, sekarang dia bukan anggota kita lagi, setelah apa yang dia lakuin sama kita semua," ucap Zion menimpali.

"Zo, ayok balik, semua orang udah pergi dari tadi," ucap Willi pada Kenzo.

Semua orang disana mengangguk, dan melangkah pergi meninggalkan tempat itu, berbeda dengan Arrabella.

"Ngga, kita balik yuk, semua orang udah pulang," ucap Arrabella mendekat dan menepuk bahu Lingga pelan.

"Gue mau disini sendiri!" jawab Lingga singkat.

"Lo jangan gini Ngga, nanti lo sakit! Bunda lo pasti akan sedih liat lo sehancur ini," lirih Arrabella.

"Peduli apa lo sama gue, haa? Lo seneng kan sama sahabat sekaligus Kenzo itu liat gue hancur gini?!" ucap Lingga mendongak menatap Arrabella marah, dengan air mata mengalir deras dipipi.

"Nggak ada diantara kita yang seneng liat lo hancur gini, gak adaa!!" bentak Arrabella.