Moment paling indah dalam hidupmu pada akhirnya akan berakhir kira-kira bagaimana perasaan mu saat itu? dari pada menyiapkan diri kita untuk itu, akan tiba saatnya seperti yang kau bilang. jika kita hanya perlu melakukan yang terbaik sekarang dari pada berpikir Aku harus menyiapkan diriku untuk hal yang akan terjadi***
Verellya thio mina atau verell merupakan seorang mahasiswa unpab baru dikota F. Dia memiliki latar belakang yang kuat hanya saja tidak seorang pun yang tau hal itu kecuali keluarganya.
Gadis polos sederhana itu memiliki sikap yang cuek, wajah biasa, bibir merah jambu, hidung sedikit mancung, bola mata coklat jernih serta buluh mata yang lentik. tidak ada yang bisa di liat dari penampilannya tapi siapa yang menduga dengan kemampuannya.
Hari dimana matahari telah menempati sebuah janji pada orang yang merindukan cahayanya. disini awal dari semua orang pasti akan berubah, bagaimana kita berubah itu tergantung pilihan kita.
Hari sudah pagi itu terlihat dari lebarnya senyum sang matahari menyapa seluruh makhluk hidup di bumi ini, suara burung yang bersenandung riang memperindah pagi ini.
Verellya yang telah siap melakukan retual paginya dia pergegas menuju dapur untuk memasak sarapan, satu persatu semuanya tertatah rapi diatas meja makan.
jimin yang terganggu dari aroma menyengat dia segera bangun " aish siapa lagi yang masak ini, ganggu tidur aja ". merasa tidak enak dari aroma Jimin keluar dari kamar.
"Sedang apa?" tanya seseorang dari belakang.
"Ehh ka, udah bangun sini sarapan dulu".
"gimana tidak bangun peralatan dapur pada perang semua" cibir jimin kesal lalu dia mendekat kearah meja makan, semua masakan Verellya terlihat lezat dimata walau sederhana aroma makanan itu sangat kuat.
"Perasaan masaknya hati-hati deh" guman Verellya pelan tapi masih terdengar oleh jimin.
jimin duduk menikmati sarapan paginya biasanya dia makan diluar tapi kali ini ada orang yang masakin sarapannya hal diluar dugaan. "Ummm enak" pujinya pelan.
Verellya tersenyum mendengar kata-kata itu tapi dihatinya ada yang ingin dia sampai 'apakah sekarang wantunya?' ucapnya dalam hati.
"Kaa"
"Umm" sambil ngunyah sosisnya.
"apa aku bisa pinjam pakai dan tas ka jimin".
jimin mengerutkan keningnya menoleh gadis itu dia tidak paham buat apa itu semua tapi dia harus tenang dan bertanya buat apanya barang-barang itu.
"Buat apa?" tanyanya rendah.
"Aku...ini hari pertama aku masuk kuliah ka, aku membutuhkan barang-barang itu" jawabnya jujur.
"ohk kenapa ngak pulang aja? kenapa masih ada disini?".
"Maaf telah merepotkan kakak aku akan mengembalikannya nanti sesudah aku punyak uang".
"merepotkan" cibir jimin lalu melanjutkan ucapanya "aku tidak memiliki pakain wanita, bukankah kamu tau aku ini laki-laki".
"iya aku tau".
"lalu?"
"bo-bolehkah kakak meminjamkan uang untuku, aku janji akan mengembalikannya" sedikit berharap belas kasihan pria itu.
"berapa yang kamu minta?" tanyanya langsung.
"aku hanya butuh 200 yuan tidak 100 yuan ka"
Jimin mengeluarkan dompetnya dia mengeluarkan 200 yuan meletakkan di meja makan "Apa ini sudah cukup?" tanyaknya.
"sangat cukup ka, Terimakasih" jawabnya lembut.
"Satu lagi kamu tak perlu balik lagi kesini"
Verellya terdiam hal yang penting buat dia hanyalah tempat tinggal sementara waktu tapi bagaimana bisa melupakan hal seperti itu.
dia menatap Jimin penuh harapan "Ka apakah aku tidak bisa tinggal sementara waktu bersama kakak, aku janji tidak menggangu kakak lagi atau pun minta bantuan, aku tidak tau akan pergi kemana ka"
" ck aku bukan sebaik yang kau pikirkan, nona" jimin melirik Verellya merendah dia pun melanjutkan ucapanya "sekarang aku tidak ingin melihatmu lagi disini". sikap dingin Jimin membuat ruangan itu terasa sesak seperti tidak ada udara untuk di hirup.
Verellya sesaat sesak dia lupa untuk bernapas hingga dia kehabisan oksigen, wajah polos itu mulai merah padam melihat tidak ada tanggapan dari Verellya, jimin menoleh melihat reaksinya. Jimin mengerutkan keningnya sontak dia berkata kasar "Hey kau lupa bernapas kalau ingin mati jangan di rumahku dong". sesaat itu Verellya tersadar dia memiringkan kepalanya untuk mendapatkan udara sejuk saat itupun dia merasa sangat lega tidak merasa sesak lagi.
"baiklah, kamu bisa tinggal beberapa hari disini" Jimin tidak tega melihat gadis itu memohon hingga dia lupa bernapas "tapi jangan ganggu hidupku, paham" sambungnya lagi.
"baik ka, tidak akan, Terimakasih banyak" Verellya tersenyum mendapatkan restu dari Jimin ini adalah awal dia untuk berubah suatu saat dia akan membalasnya dua kali lipat.
setelah selesai sarapan Verellya keluar dari apartemen dia berjalan menuju sebuah toko pakaian disana dia memilih kemeja biasa sedikit elegan menambahkan sebuah rok diatas lutut sedikit tidak terlalu pendek juga. setelah mendapat tiga buah baju sederhana walau pendapat diskon setengah Verellya merasa senang.
Verellya berjalan lagi kebetulan ada ibu-ibu menjual tas wanita di seberang jalan dia mampir kesana satu mata tertuju pada sebuah tas hitam walau tidak begitu cantik tapi dia merasa itu pas untuk dirinya.
"bu harga tas hitam itu berapa ya?" tanyanya lembut.
"oh ini cuma 25 ribu yuan nak tapi masih
bagus kok cocok juga untuk anak mudah zaman sekarang".
"saya ambil tas hitamnya ya bu".
"baik nak, terimakasih"
Verellya hanya membalasnya dengan senyuman baginya ini telah sangat cukup untuk persiapan untuk kampus, setelah semua apa yang dibutuhkan telah di genggamannya dia memutuskan untuk pulang.
setiba di depan apartemen dia lupa meminta pin kunci dari sang pemilik dia berpikir keras 'pertama tidak boleh mengganggunya' lantas sekarang dia "Uhhhk bagaimana ini" gamanya pelan Verellya mondar-mandir depan pintu. "tidak ada cara lain maafkan aku ka" ucapnya lirih.
Tok Tok Tok
"kak, ini Verellya" sambil mengetuk pintu berkali-kali. dari dalam suara pintu terbuka dia berlahan mundur selangkah.
Jimin membuka pintu dia melihat sosok wanita itu takut menatapnya "kenapa tidak membukakan pintu sendiri" tanyanya.
"maaf kak, aku tidak tau pin nya barapa".
"Masuk".
Verellya berjalan dibelakang Jimin dia tidak berani kabur dari sana kalau tidak akan panjang urusannya.
setelah semuanya selesai Verellya berjalan keluar kamar dia telah menggunakan pakaian rapi kemeja putih dengan paduan biru serta rok diatas lutut berwarna abu rokok Sangat cocok dengan usianya muda walau sederhana tatap terlihat elegan yang melekat di tubuh yang ramping.
Rambut yang terurai panjang sepinggang, riasan wajah tipis, bibir merah jabu yang diberikan pewarna Tampak lebih cantik dari sebelumnya.
Verellya menoleh pada setiap sudut rumah tidak ada sosok yang dia cari setelah berjalan ke dapur dia melihat sepotong kertas putih menempel pada pintu kulkas, dia mengambil kertas itu dengan jari rampingnya isi pesan | ini kunci rumah bila kamu ingin keluar | pesan singkat dari Jimin membuat Verellya tersenyum "terimakasih kakak" ucapnya girang.
너 자 신을 믿어 💜