webnovel

Before a go

Kebebasan memang sifat alami Raden, tetapi demi menyenangkan hati orang tua ia mencoba menjadi anak yang penurut dan bisa dibanggakan. Masalah prestasi mungkin Raden kalah Dengan Radit kakaknya, tetapi Raden tak pernah putus asa ia tetap berusaha menjadi yang terbaik. Namun semua yang Raden lakukan selalu salah Radit tetap nomor satu, dikucilkan didalam rumah mewah sudah biasa bagi Raden. Berdiam diri dan tidak dianggap oleh orang tuanya itu sangat lumrah bagi Raden. Tetapi Tuhan maha adil saat tak seorang pun bisa menghiburnya dikala sedih, Dara hadir sebagai penerang Raden. Dara tak sempurna gadis itu sama seperti Raden, hidup dalam kesendirian dan terkucilkan. Namun Dara sangat berharga bagi Raden, Dara hidup Raden, Dara seperti cahaya senja bagi Raden sangat menghangatkan dan seperti senja Dara hanya sementara. Dara hilang dari hidup Raden. Keadaan tak seperti dulu, Raden Angkasa telah mati yang hidup saat ini hanya kebencian. Kebencian pada keluarganya sendiri. Raden hanya ingin Dara nya kembali, hanya itu. "Wajah lo mirip seperti dia, gue yakin ini elo Ra!"

Iciblue_ · Teen
Not enough ratings
16 Chs

Bab 10: Berengsek

"Bego sih, tapi lo bikin gue nyaman!"

🥀Nathecha kenara🥀

.

.

.

"Agrhh shit!"

Menatap pada dinding kamarnya, Raden merasa ia bertindak sangat bodoh kepada Echa. Bagaimana mungkin ia bisa terbuai oleh seorang gadis seperti itu meskipun wajah mereka sangat mirip namun Echa bukan lah Dara nya.

"Dara maafin aku, aku janji gak akan cium tuh cewek lagi," Sesal Raden pada diri sendiri.

Seandainya Dara mengetahui ini pasti Dara akan sangat marah, pikirnya.

Dilain tempat namun masih di atap yang sama. Echa masih mencerna kejadian beberapa menit lalu bagaimana mungkin ia ikut terbuai.

"AGRHHHHH....MESUM KELUAR LO!!" Lengking Echa.

Tak mendapatkan respon maka Echa memberanikan diri menapaki anak demi anak tangga menuju suatu ruangan yang di anggap nya adalah kamar milik pemuda yang telah merebut ciuman pertamanya.

"Mesum keluar lo!!"

Echa menggedor pintu kamar Raden yang berwarna putih gading itu. Gadis itu seperti membabi-buta pintu kamar tanpa memberika jeda pada ketukannya yang terbilang cukup brutal.

"KELUARR!!" Pekik nya cukup keras.

"BERISIK ANJING!!!" Sentak Raden dengan sorot tajam setelah membanting pintu dengan kerasnya.

Echa terdiam beberapa saat hingga ia sadar maksud dan tujuan ia menemui Raden itu apa.

"Elo cowok mesum yang uda buat hidup gue berantakan dan sekarang elo cium gue sembarangan. Elo kira gue apa. Ha!!" Gertak Echa, telunjuk nya sudah mengarah pada wajah tampan Raden.

Wajah mulus Echa sudah mulai memerah menahan amarah dalam dirinya.

"Turunin tangan elo atau__"

"Atau apa. Ha!!"

nafas nya wangi, oke santai.

Raden menghela nafas.

"Iyah gue salah. Gue minta maaf," Seru Raden.

Seorang Raden meminta maaf? Mustahil sekali, namun dengan gadis ini lah pertama kali nya Raden mengucapkan kata maaf setelah kepergian Dara. Dulu saat Dara masih ada gadis itu selalu meminta Raden untuk meminta maaf kepada siapa pun jika ia melakukan kesalahan.

"Lo kira maaf aja cukup?" Sinis Echa, gadis itu menyilangkan kedua tangannya.

"Lo mau apa lagi? Elo mau sekalian gue tiduri?" Decak Raden masih mengontrol emosinya.

Echa melebar mata nya. Apa-apaan pria ini?

"Jangan sama kan gue dengan jalang-jalang elo diluar sana gue___"

"TAU APA LO TENTANG JALANG?" Bentak Raden.

Pemuda itu mengurung Echa dengan kedua tangannya. Dingin nya dinding menusuk punggung gadis itu. Tatapan mata Raden bahkan jauh lebih dingin daripada dinding ataupun salju di Kutub Utara.

"Amarah membuktikan ucapan gue. Uda berapa jalang yang elo tiduri?" Tanya Echa dengan ucapan menantang.

Gadis itu tak memiliki rasa takut sedikit pun. Raden mengepalkan kedua tangannya lalu kembali melonggarkan nya setelah merasa bisa mengatur emosinya.

"Sepuluh, dan elo yang kesebelas." Desis Raden tepat ditelinga Echa.

Kedua tangan besar Raden masih mengurung Echa sehingga gadis itu tak bergutik sedikit pun. Deru nafas Raden mampu menyentuh pendengaran Echa.

"Ma-maksud elo?" Cicit Echa.

Tubuh Echa seperti melayang dan benar kini ia sudah ada di gendongan Raden. Pemuda dengan surai hitam itu membanting tubuh kurus Echa di atas kasur king sizenya.

"E-lo mau apa?" Gugup Echa.

Mata Elang Raden mulai meneduh tak setajam tadi namun Echa dapat menangkap sorot kenafsuan dalam manik hitam itu.

"Mau jadiin elo jalang kesebelas gu.e" Lirih nya sembari mendekati Echa secara perlahan.

Echa mulai gelisah.

"Jangan macem-macem!" Ancam Echa.

"Kita akan bersenang-senang sayang." Ujar Raden dengan suara yang memberat.

Ntah setan apa yang menghasut pikiran Raden hingga membuat nya melakukan hal ini. Setelah merasakan bibir manis Echa rasa nya setiap kali memandang gadis itu Raden akan sulit menahan dirinya untuk tidak mencicipi bibir gadis itu.

"PERGI!!" Pekik Echa saat Raden kembali ingin menciumnya namun kekuatan Echa kalah takal dengan kekuatan Raden tubuh Raden sepenuhnya menindih tubuh kurus Echa.

Raden kembali melumat bibir Echa namun kini sedikit kasar dari sebelumnya. Echa terus meronta, kedua matanya mulai memanas ia tak menyangka jika ia akan mendapatkan  perlakuan seperti ini.

"Hmpptt___" Echa hampir kehabisan nafas namun Raden masih enggan mengakhiri ciumannya.

Cairan bening meloloskan diri dari kedua sudut mata Echa. Raden melepas ciumanya, Echa sedikit bisa bernafas lega. Kedua mata Raden mulai menggelap ia tak memperdulikan aliran air mata Echa.

Raden melanjutkan aksinya dengan menjelajahi leher jenjang Echa.

"S-topp pleaseee...." Pinta Echa ditengah isak nya.

Raden tak bergeming ia semakin hilang kendali hingga ia menciptakan beberapa tanda merah pada leher Echa.

Part ini gaje banget ya ampun...

Segini dulu yah klw suka tolong kasih vote nya😊😊

Terimakasih 💕💕💕💕 salam hangat dari aku. Bdw disini ujan Deres bangett⛈⛈⛈⛈