Setelah hampir satu bulan lamanya Dika dirawat, akhirnya dokter mengizinkan Dika pulang. Sang kakak ipar, Nico masih menyeringai jail. Apalagi ketika melihat Siena yang begitu kikuk serta wajah perempuan itu yang merah padam.
"Haruskah aku keluar lagi dari sini? Atau kalian sanggup menahannya sampai kita tiba di rumah nanti?" goda pria itu. Nicco tergelak ketika melihat raut wajah Siena.
"Oh, diamlah! Semuanya tidak seperti yang Abang pikirkan," Dika berkilah, tetapi dia juga merasakan kalau wajahnya terasa agak memanas ketika teringat ciumannya dan sang istri beberapa saat yang lalu.
*
"Papa!" Yara dan Yesa berlari menghambur ke arah Dika begitu pria itu masuk. Dika duduk di kursi roda karena belum kuat berjalan terlalu lama. Pria itu tersenyum bahagia ketika melihat Yara dan Yesa tampak begitu antusias menyambut kepulangannya.
"Hati-hati, Sayang. Papa belum benar-benar pulih," ujar Siena memperingatkan. "Dan kalian belum menyapa Uncle Nicco," perempuan itu menegur.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com