Setelah makan malam berakhir, para penyihir berkumpul di kamar Lucia White.
Lucia merasa sangat tersentuh oleh dorongan semangat dan penghiburan yang diberikan oleh saudari-saudarinya, ia bisa merasakan matanya dipenuhi dengan air mata. Lucia menarik napas dalam-dalam sambil memejamkan mata, ia berharap dirinya jangan sampai menangis di depan mereka.
"Jangan menangis. Tempo hari sudah cukup memalukan karena aku menangis di depan Nightingale, apalagi jika sekarang aku menangis di depan adikku sendiri. Aku harus memberikan contoh yang baik untuk Ring," pikir Lucia sambil memarahi dirinya sendiri.
Dulu, Lucia mendengar tentang sebuah organisasi penyihir yang berada di kota ini sebelum ia dan adiknya naik perahu menuju Kota Perbatasan. Lucia tidak menyangka dirinya akan menjalani sebuah kehidupan yang baik di sini, awalnya ia hanya berharap untuk menemukan obat untuk menyembuhkan Wabah Iblis yang menyerang adiknya dan mencari tempat berlindung.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com