"Kamu ..."
Sebelum Intan sempat mengatakannya, tangan besar Irwan hendak mengangkat ujung bajunya.
Intan tiba-tiba menyadari lukanya dan memegang bajunya erat-erat.
"Jangan ... jelek sekali ..." katanya sedih.
Saat Irwan mendengar kata-katanya, jarinya menegang.
"Coba aku lihat, ya?"
Suaranya selembut mungkin, karena takut membuatnya takut.
Intan sedikit ragu-ragu, tetapi berpikir Irwan pasti akan menontonnya di masa depan.
INtan mengangguk dan melepaskan tangan kecilnya yang tak berdaya.
INtan mengangkat salah satu sudut bajunya dan melihat bintik-bintik merah di perut bagian bawahnya.
Pada saat itu, tendangan Roy pasti sangat kuat, jika tidak maka tidak mungkin memar seluas itu dengan warna ungu kebiruan.
Intan pasti kesakitan dan dia pasti menangis.
Intan adalah anak yang tidak bisa tahan dengan rasa sakit.
"Aku menghilangkan kakinya untuk pembalasan atas lukamu," kata Irwan pelan, setiap katanya sangat dingin, seperti suara dari neraka.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com