webnovel

1. Rencana

"Nanti malam, kamu jangan kemana-mana. Papa akan mengadakan pertemuan dengan teman Papa. Papa ingin mengenalkan kamu dengan keluarga teman Papa."

Semua orang di ruang makan terdiam. Di ruang makan itu diisi 3 gadis muda, seorang ibu rumah tangga dan seorang ayah dengan santapan sarapan pagi memenuhi meja. Mereka menerka-nerka maksud dan tujuan titah kepala keluarga tersebut.

Kimberly – anak tertua – berdehem. "Maksud Papa siapa? Kimmy, Tatha atau..." tanyanya sambil melirik satu orang. Jelas saja ia menanyakannya. Maksud disini 'kamu' berarti merujuk ke satu orang.

Arman – sang Papa – menatap menyeluruh ke setiap anggota keluarganya. "Maksud Papa, Luna." Kata Papa dengan senyumnya. Luna tersentak karena tak menyangka ia yang dimaksudkan sang Papa.

"Walaupun maksud Papa mengadakan pertemuan ini untuk mengenalkan Luna, dimana ia baru kembali ke Indonesia. Tapi, Papa mau kalian semua ikut hadir. Cancel semua janji kalian untuk nanti malam. Papa tidak mau ada yang absen. Mengerti?" Lanjutnya. Setelah mengucapkannya, dengan gaya sok keren ia pergi meninggalkan ruang makan dengan langkah pongah layaknya penguasa. Well, dia memang seorang peguasa, setidaknya di rumah ini.

Semua orang di ruang makan diam. Dua orang saling lirik dan dua orang lainnya masih menunduk, fokus pada makanannya, seakan tidak ingin seakan makanan di hadapannya harus dimakan dengan penuh penghayatan. Walaupun sebenarnya, salah satunya mulai merasa tak nafsu makan.

***

Luna – Aluna Melody – baru saja menyelesaikan studi magisternya di negeri kangguru, Australia. Ia baru kembali lagi ke Indonesia setelah 7 tahun lamanya mengenyam pendidikan perkuliahan S1 dan dilanjutkan ke S2. Ia dapat berkuliah disana dengan bantuan beasiswa. Bukan karena tak mampu, bukan karena Papa dan Mamanya pelit mengeluarkan uang untuk pendidikannya, tapi memang Luna ingin mandiri dan lagi ia mampu memenuhi syarat beasiswa.

Sebenarnya, ia berkeinginan melanjutkan pendidikan hingga profesor bahkan bertekad pindah kewarganegaraan. Namun, Winona – sang Mama – memintanya pulang dengan alasan rindu. Prett... Jangan rindu, rindu itu berat. Aku aja gak mau menanggungnya, ujar Luna dalam hati setengah mencibir.

Ia juga sedang membangun karir disana. Namanya sudah cukup dikenal sebagai interior designer. Namun, kerja kerasnya disana harus ditinggalkannya untuk kembali ke tanah air. And now, she's totally a job seeker!

Ia ingin membangun usahanya sendiri. Berbisnis desain interior sesuai kemampuannya, namun sebelumnya ia harus mengumpulkan modal terlebih dahulu. Ia butuh uang. Itu berarti, ia butuh pekerjaan. Semakin cepat ia menghasilkan, semakin cepat keinginannya terwujud.

Bisa saja ia bekerja di perusahaan sang Papa. Papanya pernah menawari pekerjaan di perusahaannya sepintas lalu. Namun, perusahaan Papanya bukan bidangnya. Perusahaan itu bergerak di bidang pembuatan makanan dan fashion. Lagipula bukan haknya untuk mengambil bagian disana. Juga, Papanya terlihat sekedar basa basi. Mungkin, itulah yang berhasil ditangkap olehnya.

Oh, untuk acara nanti malam, ia punya perasaan yang kurang enak. Ia menduga Papanya mempunyai rencana. Dan rencana itu akan menyangkut dirinya. Ia hanya berharap semuanya baik-baik saja. Perjodohan? Pertunangan? Penyatuan dua keluarga? Penukaran dirinya atas nama bisnis? Menjual dirinya atas nama persahabatan? Entahlah, semoga tidak terjadi hal buruk.

Hey, it's my very first work. Semoga suka dan semoga bisa selesai ^_^

tyastarcreators' thoughts