webnovel

Beautiful Peach Blossom

"Aku sudah memutuskan hal ini matang-matang" ucap Wonbi penuh tekad meski air mata belum sepenuhnya kering dari wajahnya. Seorang gadis dari desa nan jauh berjuang untuk mengenyam pendidikan di istana kerajaan dengan menggunakan nama saudara sepupunya yang telah meninggal. Ia akan tetap merahasiakan identitasnya sebagai perempuan yang menyamar menjadi laki-laki. seiring perjalanan sebagai mahasiswa ia akhirnya mampu mengungkapkan rahasia dibalik kematian ibu dan sepupunya. Menjalani hidup dengan kumpulan pangeran kerajaan membuat hidupnya tak semulus yang ia kira. Awalnya cukup merepotkan akan tetapi semuanya ikut andil dalam mencari kebenaran tragedi sepuluh tahun yang lalu.

Rose_And_Sunset · History
Not enough ratings
53 Chs

BAB 17 "MENJADI RANKING SATU BERARTI CEPAT MATI"

Beautiful peach blossom

Rose and sunset

Tanpa aba-aba lagi, lee minhyung langsung memeluk kim hansung dengan erat. "sahabat lamaku, aku benar-benar merindukanmu. Apa kau sama sekali tak rindu denganku? Hah?" mendengar perkataan minhyung hansung pun menoleh ke arah para sahabatnya. Mereka semua Nampak terkejut dan kebingungan.

Minhyung kemudian melepas pelukannya, "tunggu, apa kau benar-benar melupakanku?" hansung pun semakin bingung, karena semasa hidupnya ia tidak pernah bertemu dengan orang ini, ditambah lagi, dirinya bukanlah hansung yang asli. Bisa jadi sebelum hansung bertemu dengan dirinya dia telah memiliki kawan lama yang tak pernah ia jumpai sebelumnya.

"tidak apa-apa, lagipula itu sudah lama. Aku tidak menyangka kau masih berkeinginan untuk kembali ke istana setelah kejadian yang menimpamu dan saudara sepupumu" ujar minhyung.

Tunggu, sepupu hansung? Bukannya itu aku dan wonki?, "hei kenapa mukamu bingung begitu?" Tanya minhyung diiringi suara tertawa.

"hyung, dia baru saja sampai ke istana seminggu yang lalu, pantas saja ia tidak mengingat apapun" bela dohyun.

"apa katamu? Yang benar saja? Dia adalah temanku semasa kecil, hei hansung! Kau benar benar lupa dengan diriku? Hei, kuingatkan lagi, dulu kita selalu bermain bersama sepasang saudara shin wonki dan shin wonbi?" kata minhyung panjang lebar. Ia selalu berusaha untuk meyakinkan bahwa hansung ingat akan masa lalunya.

Hansung yang mendengar nama aslinya disebut langsung merasa bahwa minhyung memegang kenangan masa lalunya. "aah, benarkah? Sekarang aku mulai ingat" kata hansung menyunggingkan senyum kebanggaannya.

"hei, kalian semua harus sopan kepadanya, dia seumuran denganku!" kata minhyung.

"HAAA?" ucap mereka semua hampir bersamaan.

"hei, kau pura-pura lupa kalau lebih tua dari mereka semua?" Tanya minhyung kemudian. Hansung pun melihat wajah kesemua temannya saat itu, "hehe, kau benar kawan. Bermain dengan yang lebih muda membuatku merasa lebih muda dari usiaku sebenarnya" kata hansung diikuti suara tawanya yang dibuat-buat.

# # #

Mereka pun masuk ke asrama yang akan menjadi tempat tinggal mereka ke depannya. Akan ada tes pada tiap caturwulannya, dan dalam tes tersebut posisi ranking mahasiswa juga kan bergeser seiring perkembangan yang terjadi di antara mereka semua.

Hansung benar-benar tercengang dengan desain interior yang ada di dalam asrama bongsul. Tempat yang akan menjadi tempat tinggalnya selama 4 bulan kedepan. "waw!" seru hansung tanpa bisa ia tahan.

"nah, kalian bisa berkeliling di rumah ini dulu. Setelah itu kalian bisa melihat dan memilih kamar mana yang bisa kalian tinggali nantinya" akan tetapi, perkataan minhyung sepertinya tidak mendapat respon dari mereka. mereka semua langsung bubar dan mulai menjelajahi setiap ruangan dalam rumah tersebut, sedangkan hansung dan seonho langsung berhamburan keluar rumah.

Mereka berhenti di pintu ujung lorong yang ada di belakang rumah. sebelum membukanya hansung dan seonho saling berpandangan hingga akhirnya lengan seonho mendorong pintu di depannya kuat-kuat. Terbentanglah di depannya pemandangan yang memukau mata, sebuah danau cantik dan pepohonan yang mengelilinginya Nampak serasi, sungguh pemandangan yang sangat cantik.

Mereka pun mulai melangkah lebih jauh lagi, "kita serasa berada di negeri dongeng bukan?" kata hansung membuka percakapan. "kau benar" kata seonho.

"oh, lihat! Di sebelah sana ada sebuah air terjun" seru seonho.

Hansung langsung takjub melihat pemandangan yang ada di halaman belakang rumahnya, rasanya seperti mimpi memiliki tempat tinggal yang mewah seperti ini. Ia tak pernah sekalipun membayangkan bahwa ia akan tinggal disini, namun jika diingat kembali ia juga merasa sedih. Kesedihannya langsung membawanya ke kenangan masa lalu saat ia melihat dengan kepalanya sendiri bagaimana hansung mati terbunuh oleh racun dari minuman yang ia bawa sendiri dari nampannya.

Melihat raut muka hansung berubah, seonho pun langsung menegurnya "hansung? Kau tidak apa-apa?" Tanya seonho. Hansung masih tetap menundukkan kepala dan diam seribu bahasa. Akhirnya seonho pun memberanikan diri untuk menarik pundak hansung dan menghadapkannya ke arahnya.

"Hansung! Kau kenapa menangis? Apa aku mengatakan hal yang salah?" Tanya seonho, terdengar nada khawatir dari suaranya. Ia pun langsung mengusap air mata hansung yang berjatuhan di pipinya. Ia tidak pernah melihat seorang menangis di hadapannya. Bagi seonho, hansung adalah orang yang pertama kalinya menangis di hadapannya.

"aku baik-baik saja, hanya saja.." hansung tidak tahu harus melanjutkan dengan kata apa akhirnya ia pun menangis semakin keras hingga hansung menariknya ke dalam pelukannya agar hansung tenang. Terkadang cara terbaik menenangkan orang yang menangis adalah dengan memeluknya agar energy negatifnya bisa terserap dan energy positif dari orang yang memeluknya bisa tersalurkan ke orang yang sedang membutuhkan.

Tanpa mereka sadari sepasang mata sedang mengawasi mereka dari pintu yang mereka buka tadi, hanya saja ia tidak berani melanjutkan langkahnya. Ia pun memilih menutup pintu untuk kemudian ia membalikkan badan mencoba menjelajahi ruangan lain.

# # #

Dalam ruangan tertutup di aula oktajeong beberapa menteri berkumpul dan ingin membahas hal penting perihal akademi haeseok. "aku tidak menyangka bahwa putra mahkota bisa begitu mudahnya dikalahkan oleh orang jauh yang tidak kita tahu asal usulnya" menteri sumber daya alam mengawali pembicaraan.

"benar tuan, aku juga tidak menyangka bahwa semua putra-putra kebanggaan istana selama ini menjadi nomor kesekian dari seseorang yang datang dari jauh, hahahaha" tambah menteri perdagangan.

"jaga bicaramu! Kalian mungkin bisa menyebut si ranking satu ini dengan sebutan orang lain, orang asing, atau apapun itu. Akan tetapi, asal kalian tahu pria ini sebenarnya bukanlah pria biasa saja" kata menteri pertambangan.

"apa maksud tuan bahwa dia bukan pria biasa?" Tanya menteri perdagangan.

"apa kalian lupa beberapa tahun yang lalu seseorang bisa merelakan hilangnya jabatan Negara dan turunnya kelas social hanya karena tidak mau berurusan kotor dengan kita?" kata menteri pertambangan.

Mendengar perkataannya semua orang yang ada di ruangan itu menjadi tercengang. "tidak mungkin, hanya ada satu orang yang melakukan hal itu" bantah menteri makanan pokok.

"tunggu, benarkah? Apakah si ranking satu ini merupakan putra semata wayang kim hanlong? Panglima kerajaan kita yang dulu?" sanggah menteri perdagangan. Kemudian dijawab dengan anggukan oleh menteri pertambangan.

Seisi ruangan itu menghela napas panjang, karena bagi mereka jika ada orang kuat yang mencoba masuk ke istana merupakan salah satu hama yang harus mereka basmi sebelum menghancurkan sistem pertanaman mereka.

Jauh lebih baik bagi mereka mendapat orang istana yang memiliki misi yang sama yaitu memperoleh harta kekayaan yang banyak tanpa harus bertanggung jawab kepada Negara daripada mendapatkan orang yang kuat namun memiliki tujuan untuk memberantas korupsi, mereka akan kewalahan menghadapinya.

"kita memerlukan orang yang kuat yang ada di pihak kita tuan!" seru menteri perdagangan kepada menteri pertambangan.

"kalian tenang saja dulu, jangan bergerak terlalu cepat karena nantinya bisa gegabah" kata menteri pertambangan pada malam itu. Hingga akhirnya mereka pun menikmati malam di oktajeong bersama para gadis penghibur disana.

# # #

Berbeda dengan yang ada di istana, pada saat yang mulia raja membuka berkas salinan pengumuman kelulusan seleksi awal mahasiswa haeseok ia terkejut karena yang menempati posisi ranking pertama tenyata bukan putranya.

"kim hansung? Siapa pemuda ini yang menjadi ranking pertama mengalahkan putraku?" Tanya yang mulia raja kepada kasim pribadinya.

"ampun yang mulia, yang mulia jangan memarahi putra mahkota. Persaingan di haeseok memanglah berat. Menjad ranking kedua merupakan pencapaian prestasi yang luar biasa tuan" ujar kasim tersebut.

Sang raja seperti tidak peduli dengan pendapat kasimnya, pikirannya melanglang jauh mengingat nama yang Nampak tidak asing di telinganya. "aku menjadi teringat akan nama seseorang yang pernah terlintas dalam pikiranku, tapi aku lupa. Entahlah" kata sang raja.

"apa maksud tuan si ranking satu yang bernama kim hansung?" Tanya kasim.

"benar, apakah aku benar-benar pernah mengingatnya atau ini hanya perasaanku?" Tanya sang raja lagi.

"anda benar yang mulia, anda mengenal sosok orang tua dari kim hansung tadi"

"oh, benarkah? siapa dia sebenarnya kasim?"

"tak lain dan tak bukan adalah putra dari kim hanlong" jawab kasim tersebut.

"kim hanlong? Panglima terbaik yang pernah kumiliki selama ini?" Tanya sang raja dengan ekspresi takjub.

Kasim pun hanya tersenyum ramah dan menganggukkan kepalanya sebagai tanda bahwa apa yang dikatakan yang mulia adalah benar adanya.